Percakapan Gus Baha’ dengan Dosen UGM
Di sela acara, Gus Baha’ tiba-tiba menjawilku dan bertanya: “di kampus, bagaimana cara panjenengan bermunajat pada Allah?”
Waduh. Pertanyaan apa pula ini.
“Karena saya guru, Gus,” aku jawab dengan hati-hati, meski tak yakin dengan jawabanku ini, “munajat saya adalah dengan cara menyebar ilmu.”
Di luar dugaanku, Gus Baha’ mengangguk-angguk.
“Berat nggak?” Dia bertanya lagi.
“Berat Gus. Orang lebih percaya pada hoax politik ketimbang ilmu beneran.”
Gus Bahak tertawa…
Demikian Percakapan Gus Baha’ dengan Dosen UGM
(Tulisan ini diambil dari facebook Abdul Gaffar Karim, dosen UGM)
_____________
Bonus humor lainnya
Humor Tingkat Tinggi KH Ali Maksum Krapyak dan KH Bisri Mustofa
Mendengar kedua putranya (KH. Atabik Ali dan KH. Jirjis Ali) izin pamit untuk sowan ke Rembang, Mbah KH. Ali Maksum dawuh:
“Tunggu sik, aku tak titip surat. Mengko tekan Rembang, aturno salam lan suratku iki nyang Kiai Bisri Musthofa. Penting!”
Sesuai arahan sang ayah, kedua putra beliau berangkat sowan dan menyampaikan salam berikut surat yang dibawa.
Dengan penuh rasa penasaran, Kiai Bisri membuka Surat Penting dari sahabat karibnya itu.
Dan kemudian…: Ha ha ha ha.
Pecahlah tawa Kiai Bisri setelah membacanya.
Kiai Atabik serta Kiai Jirjis muda terbengong-bengong melihatnya.
Belum sempat bertanya mengenai isinya, Kiai Bisri lebih dahulu menjelaskan, Ono ono wae abahmu ki, iki woconen dewe surate abahmu!!
(isi surat tersebut kira-kira begini)
;السلام عليكم
ايكي جاه لورو اتابك على لن جرجس علي تولوع دي فاريعي ماداع
(علي معصوم كربياك)
والسلام عليكم “
“Assalamu ‘alaykum. Iki cah loro; Atabik Ali lan Jirjis Ali tulung diparingi madang. [Ali Maksum Krapyak]. Wassalamu ‘alaykum.”
Demikian semoga memberi hiburan dan manfaat bagi kita semua.