Peran Media Penting dalam Membentuk Citra Islam, Analisis Paska Serangan 9/11

Hijrah Adalah Awal Perjalanan Rohani yang Panjang

Media punya peran yang penting dalam menggambarkan citra Islam. Citra baik maupun buruk bisa sedikit demi sedikit terbentuk dari konsumsi masyarakat terhadap berita atau konten yang menggambarkan perilaku muslim.

Hal ini diperkuat dengan penemuan dalam penelitian Fauzan dan Muhammad Nuril. Dengan judul Bridging Realities: Navigating Pop-Culture Media for Equitable Muslim Portrayals through the Prism of Moderation in Post-9/11, jurnal tersebut terbit pada 14 Desember 2024. Kita bisa mengaksesnya di ESENSIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin 25, Nomor 1 (July 17, 2024): 84–98.

Penelitian fokus pada pengaruh media terhadap pembentukan sikap terhadap Muslim dan Arab pada periode setelah serangan 9/11. Sebagai informasi, 9/11 merujuk pada dugaan serangan bunuh diri teroris yang terkoordinasi oleh al-Qaeda terhadap Amerika Serikat pada 11 September 2001. Sebanyak 19 teroris diduga membajak empat pesawat komersial, dan setelahnya menabrakkannya ke Menara Kembar World Trade Center di Washington, D.C, Amerika Serikat.

Pengaruh media di masa itu mengakibatkan penyebaran stereotip yang merugikan. Terlihat pula peningkatan kejahatan kebencian yang menargetkan Muslim dan Arab selama masa ini. “Hal ini juga disebarkan oleh peran media, termasuk media budaya populer, dalam menyebarkan narasi negatif ini,” tulis dalam laporan tersebut.

Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian tersebut bertujuan untuk meneliti upaya media untuk menggambarkan Muslim dalam penggambaran yang positif. Penelitian juga ingin melihat kurangnya sumber yang bermakna yang mendokumentasikan upaya empati ini melalui prisma moderasi, terutama paska 9/11.

Para peneliti berpendapat bahwa gagasan Evelyn Alsultany tentang Representasi Kompleks yang Disederhanakan berfungsi sebagai pintu gerbang bagi upaya media untuk menampilkan Muslim dan Arab dengan cara yang lebih bernuansa. Ada banyak contoh yang telah dianalisis dari drama TV, film, dan komik untuk menunjukkan bagaimana media membentuk perspektif orang tentang Muslim dan Arab.

“Artikel tersebut berpendapat bahwa media bukan sekadar cerminan pandangan masyarakat tetapi agen kuat yang mampu membentuk dan memodifikasi persepsi,” tulisnya.

Penulis: Antariksa Bumiswara

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *