Pemimpin Umat Berjabat Tangan dengan Wanita.
Laki-laki dan perempuan sebaiknya tak berjabat tangan. Banyak ulama yang tak membolehkannya. Apalagi antara pemuda dan pemudi yang masih dipenuhi gelora listrik. Sikap hati-hati sangat baik dikedepankan.
Akan tetapi, ada situasi-situasi tertentu di mana sulit rasanya menghindar. Apalagi sekelas presiden, pemimpin-pemimpin ormas besar, dan tokoh-tokoh masyarakat. Saat seperti ini, fikih kita menyediakan pendapat lain yang secara dalil cukup kuat dan bisa dipertanggungjawabkan.
Yang terkahir ini ada madzhab Ahmadinejad, mantan Presiden Iran yang bersikukuh tak mau berjabat tangan, dan ada juga madzhab Mesir yang dicontohkan oleh Ali Jumah, mantan Mufti Mesir, Sayyid Thanthawi (alm.), Grand Syekh Al-Azhar, dan Muhammad Mursi, Presiden Mesir dari Ikhwan Muslimun yang digulingkan, yang tampak dengan enteng berjabat tangan dengan wanita.
Masing-masing dengan hujjahnya. Semoga keduanya, yang satu Syiah Iran dan yang satu merupakan pimpinan sunni di dunia, tetap rukun sentosa. Kita juga semoga ikut rukun gayeng sentosa.
Demikian tentang Pemimpin Umat Berjabat Tangan dengan Wanita, semoga manfaat.
Wallahu a’lam
(Penulis: Dr KH Abdul Ghofur Maimoen, Katib Syuriah PBNU)
*Penjelasan Gus Ghofur Maimoen ini sangat penting menjadi refleksi dan catatan bagi kita semua. Jangan sampai kita mudah menghakimi orang lain dengan label kafir dan semacamnya, padahal orang lain juga punya dasar yang kuat. Semoga dengan penjelasan ini kita makin dewasa dalam beragama, berbangsa dan bernegara.