Muhasabah dalam Renungan Hari yang Terfitrikan dalam Kekhususan Kefitriannya

Muhasabah dalam Renungan Hari yang Terfitrikan dalam Kekhususan Kefitriannya

Muhasabah dalam Renungan Hari yang Terfitrikan dalam Kekhususan Kefitriannya.

Oleh: Sayyid Muhammad Hilal Al-Aidid, Krapyak Yogyakarta.

Hari ini kita telah bersuka cita membesarkan kebesaran dari keagungannya. Dengan getaran suara takbir yang menggema lewat dorongan hati. Semoga takbir kita tidak menjadikan kita takabbur. Karena takabbur dapat membatalkan dan mengecilkan takbir.

Takbir mulai didengungkan bakda ashar sampai tergelincirnya matahari dilanjut dengan terbitnya matahari. Tak lain hanya memuji kebesaranMu ya Robb. Di hari yang Engkau muliakan ini sebagai hari kemenangan bagi orang yang memiliki hakikat keimanan. Seluruh alam semesta bergetar dalam suara getaran keikhlasan hambaMu mengumandangkan takbir.  Besok ketika kita berada dalam masjid jadikan duduk anda sebagai pencarian muhasabah.

Mari saling menoleh ke kiri ke kanan, lihatlah baris dan shoff yang ada di depan kita semua. Mungkin ada yang kita cari serta merindukannya lewat hati. Akan tetapi sudah tentu kita tidak dapat menemukannya. Tahun kemarin mungkin masih berjabat tangan dan merasakan kehangatan dari rasa tangannya. Akan tetapi sekarang sudah tidak ada karena telah dipanggil oleh Kuasa Ilahi.

Sekarang kita hanya mampu membayangkannya saja. Hati hanya mampu mengatakan  menantikan hujan masih ada musimnya. Akan tetapi menanti yang pergi sudah tidak bisa kita temukan, karena sudah berada dalam perlindungan negeri lain.

Lebaran sejatinya hari yang membahagiakan, akan tetapi masih ada bagian dari perlindungan Kuasa Ilahi yang bersedih dalam kesanduan kepiluannya, yaitu anak yatim piatu. Apakah kita ini sudah memuliakan anak yatim dan piatu. Apakah kita telah memberikan haknya. Hindarilah kecelakaan yang akan membawa kita kedalam jurang nestapa celaka, orang yang mengerti hukum akan tetapi tidak mencari dan membahagiakan anak yatim sebelum berangkat sholat ied. Apakah kita telah memberikan haknya saudara kita atau tetangga kita yang faqir nan miskin.

Semoga kita semua tidak masuk dalam golongan orang yang menyia-nyiakan anak yatim di hari yang telah difitrahkan.

Pecahnya telur tidak akan ada penyatuannya.

Minyak yang tertumpah ke tanah tidak akan mungkin ada orang yang mampu menyaringnya lewat saringan apapun.

Putusnya benang sutra tidak akan pernah bisa tersambung kembali. Kalaupun bisa tersambung pastilah kelihatan kasarnya dalam pemintalan.

InsyaAllah hati kita selalu terpenuhi oleh isian kasih sayang😊, cobalah kita melihat dan menghitung ponakan kita yang teryatimkan. Tanyailah diri anda dan kiralah dalam perkiraan anda, seandainya anda mau membisik hati bagaimana seandainya anak saya berada dalam posisi yatim. Kuberharap dan berdoa semoga kita semua tumbuh menjadi sebuah kelapa. Tidak ada satupun bagian dari kelapa yang tidak termanfaatkan.

Semoga semangat hari raya idul fitri mampu menjadikan filter atau saringan agar kita semua mampu menjadikan diri kita sebagai pribadi yang lebih baik.

Wahai saudaraku, ku tak pantas  memohon dibukakannya pintu maaf dari segala khilaf yang melahirkan dosa dan menimbulkan rasa sakit di hati panjenengan. Karena kumengetahui dan memahami maaf bukanlah sebuah kalimat atau ucapan, akan tetapi maaf ialah sebuah pengakuan dari tumpukan dosa yang kutumpukan kepada kalian.

Kulo matur lewat rengekan tangis disertai suara isak yang melahirkan kesembapan, sekiranya panjenengan ikhlas mencurahkan kasih dari ridho yang panjenengan miliki sekaligus ridho panjenengan akan kujadikan sebagai tabaruk dalam memasuki hari yang telah terfitrahkan dari kekhususan kefitriannya.

Kumemohon dari ujung kaki sampai ujung rambut dari dalamnya sumur sampai dalamnya hati panjenengan yang tidak terukur kedalamannya. Sekali lagi kumemohon ridho tulus dan ikhlas dari panjenengan, semoga saya dan keluarga mampu memasuki dan mendapatkan diri saya dan keluarga lan panjenengan sedoyo bagian dari orang yang mendapatkan bagian dari hari yang fitri.

Selamat berlebaran 1442 H. InsyaAllah kasih sayang Allah membersamai kehidupan kita semua.

Wassalam.

Dari balik tembok Krapyak.

30 Ramadan 1442 H / 12 Mei 2021 M.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *