Muhammad Yusuf Erick S, Juara 1 Putra Duta Santri Nasional 2018

Muhammad Yusuf Erick S
Muhammad Yusuf Erick S

YOGYAKARTA – Muhammad Yusuf Erick S, santri putra Pondok Pesantren Raudhatul Hasanah Tuntungan, Medan, Sumatera Utara (Sumut) terpilih sebagai Duta Santri Nasional tahun 2018 yang digelar di Yogyakarta dua pekan lalu. Santri kelahiran Medan, 23 Mei 1997 sekarang masih aktif sebagai mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU), Fakultas Ilmu Budaya.

Banyak prestasi yang ditorehkan Yusuf, diantaranya; PesertaProgram Pertukaran Pelajar ( Student Exchange Program) antara Kota Medan, Indonesia dengan Kota Ipoh, Malaysia diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Medan dan Asosiasi Kota Bersaudara Medan (2012), Juara 1 Reading News Raudhah Language Expo Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah (2012), Juara 3 Musabaqah Qira’atul Kutub Bahasa Inggris Raudhah Language Expo Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah (2012), Anggota PASKIBRAKA Kota Medan (2013), Juara 2 Debat Bahasa Arab Musabaqah Tilawatil Qur’an Mahasiswa Universitas Sumatera Utara (MTQM USU) (2016), Best Speaker Debat Bahasa Arab MTQM USU (2016), Top 10 Finalis Duta Bahasa Sumatera Utara (2017), Delegasi USU Debat Bahasa Arab Musabaqah Tilawatil Qur’an Mahasiswa Nasional XV di Universitas Negeri Malang dan Universitas Brawijaya (2017), setelah proses panjang pemilihan Duta Santri Nasional 2018 akhirnya Yusuf dinobatkan sebagai Juara 1 kategori Putra Duta Santri Nasional 2018 di Yogyakarta.

Bacaan Lainnya

Selain berprestasi Yusuf juga memiliki pengalaman berbagai organisasi yaitu; Sekretaris Bagian Penggerak Bahasa Organisasi Pelajar Ar-Raudhatul Hasanah (OPRH) (2013-2014), Anggota Bidang Hukum dan HAM Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Provinsi Sumatera Utara Kota Medan (2016-2020), dan  Anggota Departemen Bahasa Ikatan Mahasiswa Bahasa Arab (IMBA) FakultasIlmuBudayaUniversitas Sumatera Utara (2016-2018). Dari berbagai organisasi yang diikuti membangun jiwa kompetisi dan jiwa juang Yusuf dalam dunia Santri.

Saat ditemui reporter bangkitmedia.com Yusuf menyatakan, “Bangsa kami yang menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan, sayangnya masih banyak yang saling bentrok dan bersingungan antara satu dengan yang lain. Melihat NU sebagai organisasi yang cinta tanah air, memicu kami membangun Islam yang rahmatal lilalamin. Kami siap berkerjasama dan bersinergi dengan pengurus NU Sumut untuk mensiarkan perjuangan persatuan dan persatuan bangsa”.

Yusuf melihat kondisi bangsa yang butuh peran Santri ini cukup prihatin, terutama di daerah Sumut. Hal inilah menjadi tugas Yusuf dalam menegakkan nilai-nilai Santri dengan semangat juang dalam khittah NU. Yusuf juga menyampaikan akan siap mengkondisikan peran-peran NU dalam menegakkan Islam rahmatal lilalamin, dengan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sumut.

“Perjuangan Santri dimulai dari media sosial dengan dakwah memerangi radikalisasi dan terorisme. Dakwah melalui tulisan-tulisan yang menyeimbangi konten-konten radikal, sebagai cara membentengi pondok pesantren dari terjangkitnya radikalisme, dan fitnah pihak luar untuk menjatuhkan citra pesantren,” imbuh Yusuf dengan tegas.

Ayah Yusuf seorang Polisi di Sumut, hal ini menjadi keuntungan Yusuf untuk mensinergikan jaringan pemerintahan dengan Pesantren. Dimana jaringan ini harus saling menguatkan satu sama lain demi utuhnya NKRI. Pemerintah dan Pesantren tentunya tidak bisa dipisahkan. Semoga dengan terpilihnya Yusuf sebagai Duta Santri Nasional dapat mengugah Santri-Santri di Indonesia untuk berprestasi dan berjuang untuk bangsanya.

Yusuf dalam finalis 20 besar Duta Santri Nasional 2018 merupakan satu-satunya wakil dari pulau Sumatera. Perjalanan menuju juara 1  Putra Duta Santri tentunya tidak mudah, mengingat para finalis lain kebanyakan dari pulau Jawa yang kuat dalam ke-NU-an. Tapi dalam proses karantina dan tes kemampuan di Yogyakarta, Yusuf cukup percaya diri dan tegas. Hal ini menunjukkan jiwa Yusuf sebagai Santri tulen. (Hadi)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *