Gus Ali Hawari Botoran Tulungagung bercerita kepada saya (Ahmad Nazili Malang) tentang kisah tawaran Gus Miek kepada Gus Dur.
Kyai Haji Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pernah bercerita ketika menghadiri dan memberikan sambutan di acara Sema’an Al Qur’an Jantiko Mantab rutin Rabu Pahing untuk daerah Kabupaten Ponorogo. Dalam sambutan tersebut, Gus Dur berkisah bahwa Guk Miek pernah menawarkan kepada dirinya untuk bersedia dimakamkan di Makam Aulia Tambak ,Kediri.
Dialognya begini:
Gus Miek: “Gus, jenengan kerso dimaqom aken ten tambak ? ” Mangke sing pertama kali disareaken ten mriku niku, kyai Anis, lajeng Kyai Ahmad, terus kulo.” Gus, apakah anda bersedia dimakamkan di makam Tambak?” Nanti yang pertama kali dimakamkan di sana adalah Kyai Anis, lalu Kyai Ahmad , kemudian saya.”
Gus Dur menjawab: “kulo kentun-kentun mawon Gus. hehe. ” Saya belakangan aja Gus, hehe.”
Gus Dur lalu melanjutkan kisahnya: “saya pikir Kyai Ahmad siapa ? ternyata Kyai Ahmad Siddiq Jember.”
Sedangkan Kyai Syaifullah Pulosari Kediri pernah bercerita kepada saya: “kulo natos diutus kaleh Gus Miek, kengken manggihi Gus Dur supados kerso disareaken ten makam auliya’ desa Tambak Kediri.” Saya pernah diperintahkan oleh Gus Miek untuk menemui Gus Dur supaya beliau nantinya jika meninggal mau dimakamkan di desa Tambak Kediri.
Menurut keterangan beliau, beberapa kali ketika mau menemui Gus Dur selalu gagal dan gagal. Akhirnya Kyai Saifullah Kediri matur (mengatakan) kepada Gus Miek bahwa sepertinya Gus Dur enggan untuk dimakamkan di desa Tambak. Mungkin Gus Dur lebih suka dimakamkan di komplek pesantren Tebuireng Jombang.
Dengan berjalannya waktu, dawuh (perkataan) Gus Miek akhirnya terbukti. Yang pertama kali wafat dan dimakamkan di makam desa Tambak adalah Kyai Anis Ibrahim yaitu Abah dari Gus Ali Hawari Botoran Tulungagung, yang wafat tanggal 7 mei tahun 1990, lalu Kyai Ahmad Siddiq Jember, wafat tanggal 23 jan 1991, kemudian Gus Miek wafat tanggal 5 juni 1993.
Dan perkataan Gus Dur “saya belakangan aja Gus” juga terbukti, beliau wafat tanggal 30 Desember 2009 dan tidak dimakamkan di desa Tambak Kediri melainkan di komplek Pesantren Tebuireng Jombang.
Untuk beliau berdua, Gus Miek dan Gus Dur, Alfatehah…
ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺻﻞ ﻭﺳﻠﻢ ﻭﺑﺎﺭﻙ ﻋﻠﻰ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﻭﻋﻠﻰ ﺍﻟﻪ ﻭﺻﺤﺒﻪ ﺍﺟﻤﻌﻴﻦ .
Penulis: Ahmad Nazili, Malang.