Mengenal Lebih Dekat Imam Besar Hadits Pengarang Shohih Al-Bukhari- Mengenal Imam Al-Bukhari.
Mengenali ulama sejati, baik yang masih hidup maupun yang telah wafat termasuk amal baik, berpahala, dan membawa berkah. Ulama adalah sekelompok manusia berilmu mendalam yang memiliki sifat takut kepada Allah (يخشى الله), menjadi pewaris (ilmu dan amal) para nabi (ورثة الأنبياء). Oleh sebab itu, ulama sejati itu ibarat cahaya bintang gemintang yang bisa menjadi petunjuk jalan yang benar di tengah gelap jalan kehidupan.
Nasehat, arahan, dan petuah mereka harus diikuti, sedangkan perilaku mereka yang baik wajib diteladani. Menghormati para ulama secara sewajarnya merupakan kewajiban yang bila dilaksanakan dengan baik mendatangkan pahala, sedangkan menghina mereka merupakan kejahatan yang membawa petaka.
Di antara ulama besar sejati yang patut untuk kita kenali adalah al-Imam al-Bukhari, seorang pakar hadits yang mencapai gelar “amir al-mu’minin fi al-hadits”, yaitu suatu gelar tertinggi yang hanya bisa dicapai oleh sangat sedikit ulama di bidang hadits, yakni seorang yang keahliannya pada bidang ini melampaui ulama lain pada masanya, yang karenanya ia menjadi menjadi imam besar dan rujukan ulama lainnya khususnya di bidang hadits.
Gelar tertinggi tersebut diraih oleh al-Imam al-Bukhari setelah beliau menyusun salah satu karya tulis terbaiknya, yakni “Shahih al-Bukhari” yang judul aslinya adalah:
“al-Jami’ al-Musnad al-Shahih al-Mukhtashar min Umuri Rasulillahi shalla Allahu ‘alaihi wa sallama Sunanihi wa Ayyamihi”
( الجامع المسند الصحيح المختصر من أمور رسول الله صلى الله عليه وسلم وسننه وأيامه)
Kitabnya ini juga dinamai “al-Jami’ al-Shahih”. Disebut dengan al-Jami’ karena mencakup secara lengkap berbagai aspek ajaran dalam agama Islam yang terdiri dari 8 (delapan) bab: al-‘aqaid, al-ahkam, al-raqaiq, al-adab, al-tafsir, al-tarikh wa al-siyar, al-fitan, dan al-manaqib wa al-matsalib. Dan disifati dengan al-Shahih karena al-Imam al-Bukhari hanya memasukkan hadits yang berkualifikasi shahih (valid berasal dari Rasulullah saw.) saja dari 600.000 hadits, itu pun untuk setiap hadits setelah melalui proses shalat Istikharah dua raka’at dan beliau sendiri telah meyakini validitasnya.
Al-Khathib al-Baghdadi dalam “Tarikh Baghdad, Jilid II/hal.14”, sebagaimana dikutip oleh al-Imam al-Nawawi dalam “al-Talkhish Syarh al-Jami’ al-Shahih, Jilid I/hal. 218, menuliskan bahwa al-Imam al-Bukhari berkata,
صنفت كتاب (( الجامع )) في مسجد الحرام وما أدخلت فيه حديثا إلا بعد ما استخرت الله تعالى وصليت ركعتين وتيقنت صحته.
“Saya menyusun kitab al-Jami’ di Masjid al-Haram. Saya tidak memasukkan satu hadits pun ke dalamnya kecuali sesudah saya memohon pilihan kepada Allah ta’ala, saya shalat (Istikharah) dua raka’at, dan saya telah meyakini kesahihanya.”
Semoga artikel Mengenal Lebih Dekat Imam Besar Hadits Pengarang Shohih Al-Bukhari ini memberikan manfaat dan barokah untuk kita semua, amiin..
simak artikel terkait di sini
kunjungi juga channel youtube kami di sini
Penulis: KH Ahmad Ishomuddin, Rais Syuriah PBNU.
Editor: Anas Muslim