Memahami Rahasia Jalan Hidup Mbah Maimoen Menurut Gus Baha’

Pembacaan yasin-tahlil dilakukan untuk Mbah Maimoen tanpa henti. Keluarga besar Pesantren Al-Anwar melakukannya sejak awal sampai 40 hari. Pada Kamis, 22 Agustus 2019/22 Dzulhijjah 1440 H, pembacaan doa dan sekaligus sambutan keluarga oleh KH Najih Maimoen, sedangkan mauidzoh disampaikan oleh Gus Baha’.

Dalam acara ini, Gus Baha’ menegaskan bahwa mazhab Mbah Moen itu sangat kuat.

“Saya pastikan madzhab Syaikhina sangat kuat, baik min haitsu sanad, atau min haitsu manhaj. Makanya, saya intishor li madzhabi syaikhina (mendukung penuh sikap Syaikhina),” tegas Gus Baha’ yang juga santri kinasih Mbah Maimoen.

“Ini sangat penting saya tegaskan, khususnya buat santri Sarang, sehingga para santri mengetahui dan yakin dengan sepenuhnya terhadap sikap hidup Mbah Moen,” lanjut Gus Baha’.

Bagaimana memahami Mbah Moen secara sanad dan manhaj?

Gus Baha’ menjelaskan bahwa Mbah Moen selalu menghargai semua kalangan di Indonesia. Siapa saja diterima Mbah Moen dengan ramah, semua agama dan golongan.

“Ini terkait dengan ayat  ” سنريهم أياتنا فى الأفاق , setiap kali saya tanya kepada Syaikhina dlomir هم itu kembalinya kemana Yai?, Mbah Moen menjawab, “Yo pokoke kabeh, ora wong kafir atau muslim tok, tapi isine dlomir ya masuk semua, entah itu kafir atau muslim,” tegas Gus Baha’.

“Terkait model pemakaian ruju’, ada gaya Mbah Karim Lirboyo atau Mbah Zubair Sarang. Karena kalau Mbah Karim itu rujuknya ya “mengkono-mengkono”, beda dengan Mbah Zubair yang pakem sesuai marji’,” tegas Gus Baha’ lagi.

Barokah ruju’ dlomir versi Mbah Karim ini, lanjut Gus Baha’, maka kalau ada ulama’ ditanya orang syi’ah (mana yang lebih afdlol antara Ali dan Abu bakar), agar tidak terjadi berdebatan, maka dijawab pakai kalimat:
من كانت بنته تحته.

“Kalau sunni itu dlomir بنته kembali ke Abu Bakar, sesuai dengan فان عائشة تحت يد رسول الله. Kalau syi’ah maka arahannya ke Sayyidina Ali,” tegasnya.

Kemudian, Gus Baha’ juga menegaskan bahwa berdasarkan kitab Ihya juz 3 hal 139 pada bab كتاب الصبر والشكر dijelaskan bahwa kalau kedzoliman saja punya backing dari aparat/oknum, masak kesholihan tidak punya backing dari negara.

“Ketika muncul kemaksiatan, kita kesulitan karena berhadap-hadapan dengan waliyyul amri. Maka inilah barokah sikapnya Mbah Maimun, dimana-mana ada pengajian (karena bersatu dengan waliyul amri). Putra Mbah Maimoen bahkan jadi wakil gubernur, yakni Gus Yasin,” tuturnya.

Kemudian, Gus Baha’ juga mengisahkan Rasulullah itu dulu punya mitra politik yang namanya خزاعة. Khuza’ah itu kafir, tapi jadi mitra Rasulullah, karena mereka yang memberi tahu rahasia-rahasia kafir Makkah.

“Jadi kita tahu bahwa apa yang dilakukan Syaikhina bukan hanya sekedar له منهج صحيح, tapi juga punya سند قوي.,” tegasnya.

“Makanya, kita ini santri beliau, tahta syaukatina, agar kita tidak bingung menjawab ketika ditanya prinsip الاسلام يعلو ولا يعلى عليه. sudahkah kita melakukannya? Syaikhina itu tabi’, jadi apa yang dilakukan Syaikhina itu sudah dilakukan oleh para pendahulu,” pungkas Gus Baha’.

(red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *