Pada Senin (12/8/2019) malam, digelar acara peringatan 7 hari wafatnya KH. Maimoen Zubair di Majelis Darul Hasyimi, Duren Sawit, Jakarta timur.
Dalam acara tersebut, Mantan Ketum PB PMII dan PP GP Ansor Nusron Wahid menyampaikan beberapa pesan Mbah Maimoen. Pesan itu disampaikan Mbah Moen kepada Nusron Wahid sebelum Mbah Moen berangkat haji terakhir pada tahun ini.
“NU harus nasionalis. NU harus nasional dan Indonesia harus NU. NU religius harus berbasis nasionalis. Dan Indonesia yang nasional itu berbasis religius dan religiusnya itu NU. Kenapa NU harus nasionalis? karena beliau mengatakan sambil mengutip tafsir Syekh Said Muhammad Ramadhan al Buthi, pada malam itu, bahwa kebangkitan peradaban Islam akan muncul dari Indonesia. Sekali lagi kebangkitan peradaban Islam akan muncul dan datang dari Indonesia,” ujar Nusron Wahid menirukan Mbah Moen
Nusron menjelaskan, Mbah Maimoen mengutip sebuah tafsir ayat dan itu tafsirnya Syekh Ramadan al Buthi. Menurut beliau, bahwa peradaban Islam itu mengalami tujuh fase. Dan nanti puncaknya adalah fase di Indonesia.
“Fase pertama adalah fase Muhammadun, pada jaman Nabi Muhammad, muhammadun rasulullah. Kedua, fase sahabat empat (al Khulafa’ ar Rasyidun), walladzina ma’ahu. Ketiga, “…asyyida u alal kuffar itu adalah Bani Ummayah. Keempat fase .. ruhamaa u bainahum itu Bani Abbasiyah. Fase kelima, kaum sufi dan intelektual pada masa itu (Ibnu Rusyd, Ibnu Sina dan sebagainya), …taraahum rukka’an sujjaday yabtagụna faḍlam minallāhi wa riḍwaanan. Fase keenam adalah fase Turki Utsmani. Mengapa Turki Utsmani? Lewat apa? Fi wujuhihim min asaris-sujụd. Karena Turki Utsmani itu hobinya membangun masjid. Dia itu adalah min asaris sujud. Yang ketujuh adalah fase Indonesia, kazar’in akhraja.” ujar Nusron Wahid.
Dengan kalimat kazar’in akhraja dan seterusnya, kata Nusron, yang mengatakan bahwa kebangkitan Islam di dunia, akan datang (yang ketujuh) dari sebuah negara. Di mana negara itu adalah penghasil biji-bijian.
“Dan negara itu bukan negara Islam tapi mayoritas Islam. Negara itu ada ajaran nasrani dan ada ajaran yahudi. Itu dimaknai oleh Syekh Ramadan al Buthi dan dikutip berkali-kali oleh Mbah Maimoen, bahwa negara itu adalah Indonesia,” tegas Nusron Wahid.
Berikut ini adalah ayat yang dimaksud oleh Syekh Ramadan al Buthi dan dikutip berkali-kali oleh Mbah Maimoen.
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ ۖ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا ۖ سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ۚ ذَٰلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ ۚ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَىٰ عَلَىٰ سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ ۗ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar (QS.Al Fath: 29)
Syekh Said Ramadan al Buthi adalah ulama besar Suriah yang wafat akibat serangan bom bunuh diri tahun 2013 silam. Seperti yang dituliskan NU Online, Dr. Al-Buthi adalah figur ulama yang mengabdikan hidupnya sebagai seorang pembimbing dan dai sembari terus menampilkan sikap zuhud di dunia yang fana. (Rokhim)