Kisah ini diceritakan oleh Kyai Ali Bahruddin Pasuruan yang waktu itu beliau masih nyantri di Mbah Hamid.
Suatu ketika, Kyai Bahruddin diajak Mbah Hamid ziarah ke makan Sunan Ampel dan tanpa disengaja beliau berdua bertemu Mbah Adlan Aly di makam tersebut, lalu kedua ulama besar tersebut saling berpelukan.
Selang beberapa waktu berlalu, Mbah Hamid bertanya kepada kyai Bahruddin.
“Kamu tahu siapa itu tadi?”
“Tidak kyai.”
Saat itu, Kyai Bahrudin masih muda belum banyak tahu soal Kyai Adlan.
Lalu Mbah Hamid menjelaskan..!
“Beliau adalah seorang ulama besar, kyai dobel. Sebegitu banyak ulama-ulama’ di tanah Jawa ini, beliau adalah salah satu di antara ulama yang saya senangi & saya cocoki.”
“Kyai dobel itu apa kyai?” tanya Kyai Bahrudin.
“Kyai dobel ialah kyai yang bisa & mau mengurusi beberapa macam masalah. Lha Mbah Adlan ini mau mengurusi semisal syariat & thoriqoh. Beliau tidak hanya mengurusi santri pondok saja, tapi beliau juga masih mau blusukan ke desa-desa, ngopeni (merawat) orang-orang awam. Beliau selalu istiqomah, padahal tanpa bayaran & tantanganya sangat berat.” jelas Mbah Hamid.
Kagem Kyai Hamid dan Kyai Adlan Aly… Alfatihah…
Penulis: Kang Toha.