Kisah Wali Jadzab Mendidik Ketauhidan Guru Sekumpul di Masa Belia.
Kisah pendidikan Guru Sekumpul dilalui dari satu ulama’ menuju ulama’ berikutnya. Para ulama yang mendidik Guru Sekumpul tentu saja mempunyai peran besar dalam menjadikan Guru Sekumpul sebagai sosok alim yang dikenal di penjuru Nusantara. Tapi sebenarnya ada sosok sangat istimewa yang sudah mendidik Guru Sekumpul ketika usianya masih belia.
Sosok itu adalah seorang perempuan yang dikenal sebagai wali jadzab. Namanya nenek Salbiyah. Beliau adalah perempuan suci yang selalu menjaga dan mendidik Guru Sekumpul dengan penuh kasih sayang. Nenek Salbiyah inilah yang menancapkan benih ketauhidan di hati Guru Sekumpul dengan senandung dan doanya ketika meninabobokan beliau.
“Ya Nafsiyah, Salbiyah, Ma’ani, Ma’nawiyah. Ma Fi Qalbi Ghairullah,” ujar Nenek Salbiyah saat menidurkan Abah Guru Sekumpul, sebagaimana diceritakan Abah Guru ketika mengenang sosok Sang Nenek.
Nafsiyah, Salbiyah, Ma’ani, dan Ma’nawiyah adalah sifat Tuhan. Sedangkan Ma Fi Ghairullah berarti: Tiada di hatiku melainkan Allah.
Nenek Salbiyah sendiri, menurut KH Syaifuddin Zuhri, adalah seorang yang “majdzub”.
“Aku sempat tedapat. Di karangan putih rumah sidin. Parak rumahku. (Aku sempat bertemu. Rumah beliau di Desa Karangan Putih, dekat rumahku, red),” ucap Abah Guru Banjar Indah (KH Syaifuddin Zuhri).
Nenek Salbiyah, lanjut Abah Guru Banjar Indah, apabila diminta doa, selalu berdoa dengan satu doa. Doa beliau, “Allahumma robbal hirri wal haram, warobbal masy’aril haram, wa robbal rukni wal maqom. Ablig li sayyidina Muhammaadin minassalam.”
Kebiasaan beliau itu rupanya memancing keingintahuan orang-orang yang kerap meminta doa kepada beliau.
“Kenapa bila diminta doa, Anda selalu berdoa yang itu?” seseorang suatu ketika berani menanyakan pada Nenek Salbiyah.
Dijawab oleh Nenek Salbiyah, “Apabila aku membaca doa itu, Rasulullah mau hadir.”
Nenek Salbiyah menurut Abah Guru Sekumpul merupakan keturunan Pangeran Abdurrahim yang merupakan saudara sepupu dari Sunan Giri (salah satu dari Wali Songo).
Pangeran Abdurrahim bersaudara dengan seorang wali dari kalangan wanita yang penuh karomah bernama Fatimah Kanzul Arsy. Beliau inilah yang menjadi sebab suatu desa di Martapura dinamakan Kampung Keramat.
Selain Fatimah Kanzul Arsy, saudara pangeran Abdurrahim lainnya adalah Pembakal Musa, yang banyak memiliki keturunan di Kelua, Kabupaten Tabalong.
Selain keduanya, Abah Guru hanya menyebut saudara Pengeran Abdurrahim lainnya, dengan “datuknya” orang Karang Intan dan Pengaron. Yakni yang banyak menurunkan anak di kedua wilayah tersebut.
Siapa nenek Salbiyah itu? Beliau tiada lain adalah nenek Guru Sekumpul yang begitu menyayanginya setiap waktu.
(Penulis: Muhammad Bulkini)
________________
Semoga artikel Kisah Wali Jadzab Mendidik Ketauhidan Guru Sekumpul di Masa Belia ini memberikan manfaat dan barokah untuk kita semua, amiin..
simak artikel terkait di sini
simak video terkait di sini
——-
Simak Juga Video Terbaru Kami :