Kisah Tirakat Seorang Pedagang, Lahirkan Ulama’ Besar di Pantura
Ada seorang pedagang bernama Joyo Sutopo, Beliau sangat dermawan. Betapa tidak, setiap hari sehabis berjualan di pasar Rembang, Beliau tidak langsung pulang ke rumah. Tetapi berkeliling dari rumah ke rumah para Kyai di wilayah kota ini. Memberi makanan, beras, teh, gula, tembakau, dan juga uang hasil dagangannya. Ini biasa dilakukan setiap hari. Hasil pernikahan dengan Chotidjah, dikaruniai empat anak, Mashadi, Salamah , Misbah, Ma’sum.
Pada usia delapan tahun mashadi bersama adik adiknya ikut ayahnya menunaikan ibadah haji. Ayahnya berganti nama Musthofa, sedangkan Mashadi berganti nama Bisri.
Pada usia remaja, Bisri (Mashadi) mondok di pesantren Kyai Cholil Kasingan (sebelah timur alun alun Rembang). Awalnya ia tidak kerasan dipondok karena Kyai Cholil dianggap galak. Tapi akhirnya mondok lagi disana.
Bisri anak yang cerdas, setelah hafal Alfiah, juga mengikuti ngaji Fathul Mu’in, Fathul Wahab, iqna’ dll sehingga termasuk disayang Kyainya.
Pada tahun 1934, Bisri akan dijodohkan Kyai Cholil dengan putri KH. Murtadho Jenuh Tuban. Tapi Bisri menolaknya.
Hingga akhirnya, pada bulan Juli 1935 Bisri dinikahkan dengan putri KH Cholil (gurunya), yaitu Ning Ma’rufah binti KH. Kholil Harun. Waktu itu Bisri Mustofa usia 20 tahun, sedangkan Ning Ma’rufah usia 10 tahun.
Dari hasil pernikahan Beliau dikaruniai 8 anak. Diantaranya Moh kholil Bisri lahir 1942 M. Ahmad Musthofa Bisri (Gus Mus) lahir tahn 1952M. KH Bisri Mustofa juga pernah belajar di Makkah. Banyak kitab yang di karang dan diterjemahkan, terjemah jurumiyah, imrithi dan yang paling fenomenal adalah TAFSIR AL IBRIZ.
Itulah sekelumit kisah yang sering disampaikan Mbah Kholil, Mbah Kyai Gus Yahya juga Mbah Kyai Sarofuduin.
Bahwa menghormati para Kyai / Ulama akan berdampak positif / mengalir berkah bagi anak cucu kita,
Karena Kyai Kyai itulah yang sekarang menduduki jabatan kenabian menyampaikan risalah nubuwah, hukum agama. Kyai penerus perjuangan para Nabi.
Demikian Kisah Tirakat Seorang Pedagang, Lahirkan Ulama’ Besar di Pantura. Semoga bermanfaat…
26 Juni 2020
Penulis: Kiai Suyatman Hakim, Rembang