Kisah Tempat Tinggal Jin, dan Larangan Kencing di Lubang

Kisah Tempat Tinggal Jin, dan Larangan Kencing di Lubang

Kisah Tempat Tinggal Jin, dan Larangan Kencing di Lubang.

Namanya Abu Qatadah bin al-Nu’man, salah seorang shahabat Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

Nama aslinya adalah Abdul Khatib, tetapi kemudian dikenal dengan panggilan Abu Qatadah. Aslinya dari Madinah, sehingga termasuk shahabat kalangan Anshar.

Ia ksatria pemberani. Dalam pertempuran Uhud, matanya terkena serangan musuh hingga mencelat, lepas dari kelopaknya. Nabi kemudian mengobatinya hingga bisa sembuh seperti semula. Ia dijuluki sebagai “Ksatria Rasulallah” (فارس رسول الله ]. Ia wafat di Madinah tahun 54 H.

Salah satu Nasehat Nabi kepada Abu Qatadah terekam baik dalam hadis ini:

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى أَنْ يُبَالَ فِي الْجُحْرِ

Bahwa Rasulullah S.a.w melarang kencing di lubang.

Beliau ditanya, ‘Mengapa kencing di lubang dilarang?’

Jawab beliau:

إِنَّهَا مَسَاكِنُ الْجِنِّ

“Lubang itu adalah tempat tinggalnya jin.” (HR. Ahmad 19847, Nasai 34, Abu Daud 29, dan dihasankan Syuaib al-Arnauth).

Coba bayangkankah. Seorang “ksatria perang” saja oleh Nabi diminta untuk tidak mengganggu rumah jin. Gak usah ngusik.

Penulis: Ali Imron, alumnus Pesantren Raudlatul Ulum Guyangan Pati.

________________

Semoga artikel Kisah Tempat Tinggal Jin, dan Larangan Kencing di Lubang ini memberikan manfaat dan barokah untuk kita semua, amiin..

BONUS ARTIKEL TAMBAHAN

Kisah Abdurrahman bin Auf, Sahabat yang Gagal Jadi Orang Miskin!.

“Kalaulah anak Adam lari dari rezekinya (untuk menjalankan perintah Allah) sebagaimana ia lari dari kematian, niscaya rezekinya akan mengejarnya sebagaimana kematian itu akan mengejarnya.” (HR Ibnu Hibban No. 1084)

Miskin kaya sudah ada yang mengaturnya. Dan sosok Abdurrahman bin Auf adalah profil seorang sahabat Nabi yang selalu gagal jadi orang miskin. Jika tiba-tiba kondisi ekonomi “down”, saya selalu terhibur (kembali bersemangat) mengingat kisah bisnis Abdurrahman bin Auf, tentang investasinya membeli kurma busuk.

Suatu ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata, Abdurrahman bin Auf  RA akan masuk surga terakhir karena terlalu kaya. Ini karena orang yang paling kaya akan dihisab paling lama.

Maka mendengar ini, Abdulrahman bin Auf  pun berfikir keras, bagaimana agar bisa kembali menjadi miskin supaya dapat masuk surga lebih awal.

Setelah perang Tabuk, kurma di Madinah yang ditinggalkan sahabat menjadi busuk. Lalu harganya jatuh. Abdurrahman bin Auf pun menjual semua hartanya, kemudian memborong semua kurma busuk milik sahabat tadi dengan harga kurma bagus.

Semuanya bersyukur. Alhamdulillah. Kurma yang dikhawatirkan tidak laku, tiba-tiba laku keras! Diborong semuanya oleh Abdurrahman bin Auf. Para Sahabat Nabi gembira. Abdurrahman bin Auf  pun juga gembira. Sahabat lain sungguh gembira, sebab semua dagangannya laku. Abdurrahman bin Auf  gembira juga, sebab berharap jatuh miskin!

Masya Allah! Hebat seorang Abdurrahman bin Auf. Coba kalau kita? Usaha goyang dikit, udah teriak tak tentu arah. Abdurrahman bin Auf merasa sangat lega, sebab tahu akan bakal masuk surga dulu, sebab sudah miskin.

Namun. Masya Allah! Rencana Allah SWT itu memang terbaik. Tiba-tiba, datang utusan dari Yaman membawa berita, Raja Yaman mencari kurma busuk. Rupa-rupanya, di Yaman sedang berjangkit wabah penyakit menular, dan obat yang cocok adalah kurma busuk! Utusan Raja Yaman berniat memborong semua kurma Abdurrahman bin Auf dengan harga 10 kali lipat dari harga kurma biasa.

Orang lain berusaha keras jadi kaya. Sebaliknya, Abdurrahman bin Auf berusaha keras jadi miskin tapi selalu gagal.

Jadi, yang banyak memberi rezeki itu datangnya dari kurma yang bagus atau kurma yang busuk? Allah Subhanahu wa ta’ala lah yang memberi rizki.

Pelajaran dari kisah ini sangat spesial buat kita, sebab kisah ini membuat kita harus yakin bahwa rezeki itu mutlak dari Allah. Bukan hanya karena usaha kita itu sudah cukup bagus atau produk kita yang terbaik yang akan memberi kita omzet yang banyak.

Semoga kisah ini dapat menyuntik kembali semangat dalam diri kita semua, yang sedang diuji dalam pekerjaan dan usaha kita, untuk lebih mengutamakan urusan kepada Allah dibanding urusan dunia yang sementara ini. Amin.

Penulis: Abdurrahman Al Ghorib

___________________

Semoga artikel Kisah Abdurrahman bin Auf, Sahabat yang Gagal Jadi Orang Miskin! ini memberikan manfaat dan barokah untuk kita semua, amiin..

simak artikel terkait di sini

simak video terkait di sini

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *