Kisah Hikmah Tanah Suci: Lelaki Arab Palente Itu Tiba-Tiba Hilang.
Oleh: KH. Helmi Hidayat, Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Saya menulis kisah nyata ini di tanah Mina, ketika bulan yang nyaris Purnama terlihat dibalut awan tebal. Kemarin hujan sangat lebat membasahi tanah suci ini. Jemaah haji yang kemarin terlihat membludak di King Fahd Road kini berkurang drastis. Di jalan tempat saya berjaga inilah sebuah kisah menarik terjadi dan saya tak ingin kisah ini luput dari catatan saya.
Saya mendapat tugas jaga dari malam hingga pagi. Jam menunjukkan angka dua dinihari ketika mata saya mengantuk luar biasa. Rasanya ingin sekali sorban saya gelar di pinggir jalan kemudian saya rebahkan badan yang sangat letih ini di trotoar itu kalau saja saya tidak teringat kepada sumpah atas nama Allah yang pernah saya bacakan ketika saya dan kawan-kawan petugas haji lainnya mengikuti pelatihan di Wisma Haji Pondok Gede, Jakarta Timur.
“Kalau mau mengikuti hawa nafsu dan tidak ingat sumpah di Pondok Gede, pengen banget saya rebah nih, ” kata saya kepada Syarief Hidayatullah, pegawai Sekretariat Negara yang juga jadi petugas haji dan malam itu bertugas bersama saya. Mata Syarif saya lihat juga memerah menahan kantuk.
Sumpah itu menyatakan kami tidak boleh berkhianat dari kewajiban membina, melayani dan melindungi jamaah haji Indonesia. Untuk itu agar tidak mengantuk lalu tidur dan itu berarti bisa menyerempet lari dari tugas, saya melompat-lompat di tengah jalan. Padahal saat itu jalan tidak sepi, penuh jemaah haji asal Indonesia dan Nigeria yang berbondong-bondong menuju jamarat.
Akhirnya kantuk tak lagi bisa dilawan. Saya dalam kondisi berdiri ketika kepala saya mengangguk-angguk menahan kantuk luar biasa. Dalam kondisi setengah tidur itulah tiba-tiba seorang lelaki Arab bergamis parlente secara tiba-tiba sekali, seperti turun dari langit, muncul di hadapan saya lalu berkata sambil tangannya digerak-gerakkan.
“Laa .. Laa …, laa tanam haadzihi Minaa, udzkurillah ….” Dia melarang saya tidur selama di Mina dan sebaiknya berzikir pada Allah.
Kaget luar biasa dengan kehadirannya yang tiba-tiba saya kontan menjawab, tentu dengan bahasa Arab juga, bahwa saya manusia biasa. Tidur itu alami. “Hanya Allah yang Hayyu Qayyum,” kata saya. “Dia tak pernah mengantuk apalagi tidur.”
Si Arab perlente ini langsung tersenyum. Saya menduga dia mencoba paham bahwa saya malu dipergoki tertidur sambil berdiri lalu untuk menutupi rasa malu itu, saya berdalih hanya Allah yang tak bisa tidur.
“Saya Abdurrahman Al-Jundy dari Yaman,” kata lelaki Arab itu. “Saya dari kalangan Ba’alwi. Keluarga saya tentara. Makanya nama saya Al-Jundy.”
Tak lama kemudian kami mengobrol tentang Indonesia. Ia kagum pada negeri ini meskipun belum pernah ke sana. Dia hanya mendengar di Indonesia banyak bangsa Arab dari Hadramaut yang menetap sejak ratusan tahun lalu. Saat itu ingin sekali saya katakan bukan hanya 5.000.000 lebih keturunan Arab menetap di Indonesia, tapi juga ada 8.000.000 lebih keturunan Cina tinggal di sana, tapi keinginan itu saya batalkan. Saya curiga mengapa di pagi buta yang hiruk pikuk dengan massa yang ingin melontar batu kok ada Arab dengan gamis parlente keluyuran?
“Anda sebenarnya sedang apa di sini,” tanya saya penasaran.
“Saya? Saya sedang berhaji. Saya sudah jadi penduduk Mekkah dan tiap tahun berhaji.”
Saya makin curiga. Jarang penduduk asli Saudi Arabia berhaji tiap tahun. Pertama, berhaji melelahkan, tak semua orang mau. Kedua mahal, sewa tenda di Mina saja 6.000 SAR atau setara Rp 26 juta. Ketiga tak gampang penduduk Saudi Arabia berhaji tiap tahun kecuali punya alasan jelas, misalnya jadi pemandu tawaf.
Saya ingin bertanya soal ini ketika tiba-tiba seorang jemaah asal Indonesia menghampiri kami lalu bertanya arah jalan pada saya. Tentu saja saya harus prioritaskan jemaah ini. Maka, ketika tak lebih dari satu menit saya meladeni jemaah ini lalu berbalik ingin melanjutkan diskusi, saya sungguh terkejut.
Si Arab bergamis perlente itu tiba-tiba sudah lenyap tak berbekas!
______________
Semoga artikel Kisah Hikmah Tanah Suci: Lelaki Arab Palente Itu Tiba-Tiba Hilang ini memberikan manfaat dan barokah untuk kita semua, amiin..
simak artike terkait di sini
simak video terkait di sini