Kisah Syekh Abdul Qadir Jaelani Hidupkan Kembali Tulang Belulang Ayam

Syekh Abdul Qodir Jaelani

Suatu ketika ada seorang perempuan datang menghadap Syekh Abdul Qodir Jaelani رحمه الله‎ mengantarkan anaknya untuk berguru pada Syekh untuk mempelajari ilmu suluk.  Syekh رحمه الله‎ memerintahkan agar si anak harus belajar dengan tekun mengikuti  cara-cara orang salaf dan ditempatkan di ruang khalwat.

Beberapa hari kemudian si ibu datang menengok anaknya dan dilihat tubuh anaknya itu menjadi kurus, makannya hanya roti kering dan gandum. Si ibu kemudian masuk ke ruang Syekh رحمه الله‎ dan melihat di hadapannya tulang-tulang sisa makanan daging ayam yang sudah bersih.

Ibu itu berkata, “Kalau saya perhatikan, Tuan Syekh makan dengan makanan serba enak, sedang anak saya badannya kurus karena makanannya hanya bubur gandum dan roti kering, untuk hal itu apa maknanya sehingga ada perbedaan?”

Mendengar pertanyaan itu lalu Syeh رحمه الله‎ meletakkan tangannya di atas tulang-belulang ayam sambil berkata:

قومي باذن الله تعالى الذي يحي العظام وهي رمي

Quumii bi idznillahi ta’ala alladzi yuhyil idzoma wa hiya romiim

(berdirilah dengan idzin Allah ﷻ yang menghidupkan tulang belulang yang sudah hancur).

Lalu berdirilah tulang-belulang itu menjadi ayam kembali sambil berkokok :

لا اله الا الله محمد رسول الله الشيخ عبد القادر ولي الله

(Tidak ada Tuhan selain Allah, Muhammad utusan Allah, Syekh Abdul Qodir kekasih Allah).

Syekh رحمه الله berkata pula kepada orang tua anak itu :  “Kalau anakmu dapat berbuat seperti ini, maka ia boleh makan seenaknya asal yang halal”. Ibu itu merasa malu oleh Syekh رحمه الله‎ dan mohon maaf atas prasangka yang buruk.

Dengan keyakinan bulat, ibu itu menyerahkan anaknya kepada Syekh رحمه الله‎ untuk dididik. Tarbiyah itu adalah untuk membina dan melatih pikiran yang merupakan hal paling sulit. Itulah yang diperlukan seseorang yang ingin senang tentu harus berusaha keras untuk mencapainya. Demikian juga orang yang ingin berhasil, maka ia harus belajar dengan sungguh-sungguh sebagaimana dikatakan Syekh Abdul Qodir Jaelani رحمه الله‎ di atas.

Semoga bermanfaat

Sumber :

Dirangkum dari Kisah-kisah Ajaib Syekh Abdul Qadir Jaelani رحمه الله‎

Karangan Ibnu Watiniyah

(Alwi Husin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar

  1. Cerita bohong, bohong bessr. Agak agaklah kalau bohong jangan keterlaluan. Saya yakin Syaih Abdul Qadir Jailani tidak begitu. Itu sangat merendahkan waliyullah.