Kisah Seorang Habib Menguji Kewalian dan Kedermawanan Guru Sekumpul.
KH Muhammad Zaini Abdul Ghani (akrab disapa Guru Sekumpul) dikenal sangat masyhur dengan karomah dan kewaliannya. Bukan saja masyhur di Kalimantan, tapi juga masyhur di seluruh Nusantara. Sosoknya yang santun dan penuh kasih sayang membuat nama Guru Sekumpul makin melesat ke penjuru pelosok kampung.
Kabar kewalian itu juga sampai pada sosok Habib Maksum dari Pasuruan. Suatu hari, Habib Maksum bertamu ke rumah Abah Guru Sekumpul. Di dalam perjalanan ia berkata,
“Jika Guru Zaini itu betul-betul wali Allah, maka hutangku 21 juta rupiah lunas.”
Sampai di kediaman Abah Guru Sekumpul, Habib Maksum pun disambut dengan ramah lalu dipersilakan duduk.
Ketika sedang bercakap-cakap beberapa saat, tiba-tiba datang seseorang menyerahkan cek kepada Abah Guru. Abah Guru memberikan cek tersebut begitu saja kepada Habib Maksum. Padahal Abah Guru belum sempat melihat jumlah yang tertera di kertas itu.
“Untuk melunasi hutang,” kata Abah Guru.
Lalu Habib melihat jumlah yang tertera di cek itu. Subhanallah, Habib Maksum pun terkejut, jumlahnya 21 juta, persis jumlah hutang yang dia miliki.
Padahal Habib belum mengatakan apa-apa kepada Abah Guru tentang hutangnya itu.
Di sini kita melihat karomah beliau sekaligus kemurahan hati beliau dan bersihnya hati beliau dari cinta dunia. Semoga kita dapat mengikuti jejak langkah beliau sembari berharap kelak dikumpulkan bersama para Auliya dan ulama dengan syafaat Rasulullah SAW. Amin.
Penulis: Ahmad Zuhud Rijal.
_______________
Semoga artikel Kisah Seorang Habib Menguji Kewalian dan Kedermawanan Guru Sekumpul ini memberikan manfaat dan barokah untuk kita semua, amiin..
BONUS ARTIKEL TAMBAHAN
Karomah Habib Ali Kwitang, Terlalu Dahsyat untuk Dilogikakan.
Suatu ketika tatkala al-Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi (Kwitang) sedang mengajar di rumahnya di hadapan muridnya yang cukup banyak, beliau mendengar suara ibunda tercinta, Nyai Salmah: “Li… Ali… Li…”, begitu panggil sang ibu.
Lalu Habib Ali, waktu itu telah berumur lebih dari 60 tahun, langsung saja permisi kepada semua muridnya: “Saya minta ridhanya untuk menemui ibu saya terlebih dahulu.”
Habib Ali pun menemui ibunya. Ternyata sang ibu minta diantarkan ke kamar mandi. Bergegaslah Habib Ali menggendong sang bunda pergi ke kamar mandi. Bukan itu saja, Habib Ali lah yang langsung membersihkan dan menyuci pakaian sang ibu. Meski ada istri tapi Habib Ali tidak mengizinkannya, karena demi bakti beliau terhadap sang ibu. Padahal waktu itu Habib Ali telah dikenal sebagai ulama yang terpandang di tanah Betawi, tetapi beliau bila dipanggil sang ibu tanpa pikir panjang langsung memenuhi panggilan itu.
Ada suatu peristiwa dimana Habib Muhammad, putra Habib Ali, masih kecil sementara Habib Ali sedang dalam rihlah dakwahnya di Negeri Singapura. Dan sang ibu, Nyai Salmah, bertanya pada menantunya yaitu istri Habib Ali: “Mana Ali, putraku?”
Dijawab oleh istri Habib Ali: “Sedang dakwah di Singapura, Umi.”
Dengan spontan sang ibu memerintahkan pada menantunya itu: “Cepat kirim telegram, bilang padanya ibu memanggilnya untuk pulang!”
Langsung dikirimlah telegram itu kepada Habib Ali yang sedang berdakwah di Singapura. Sesampainya telegram itu pada Habib Ali, langsung beliau baca. Setelah dibaca, tanpa basa-basi Habib Ali pun permisi pamit untuk pulang karena sang ibu yang memanggilnya.
Begitulah tanda bakti seorang ulama besar, orang terpandang, panutan umat, al-Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi terhadap sang bunda tercinta.
Penulis: Sya’roni As-Samfuriy.
*Sumber kisah: Ustadz Antoe Djibrel, Khadim Majelis Ta’lim Kwitang dari Almarhum al-Habib Muhammad bin Ali al-Habsyi).
_____________________
Semoga artikel Karomah Habib Ali Kwitang, Terlalu Dahsyat untuk Dilogikakan ini memberikan manfaat dan barokah untuk kita semua, amiin..
simak artikel terkait di sini
simak video terkait di sini