Kisah Rintihan Penghuni Neraka yang Menggetarkan Hati

Kisah Rintihan Penghuni Neraka yang Menggetarkan Hati

Kisah Rintihan Penghuni Neraka yang Menggetarkan Hati.

Kisah rintihan penghuni neraka ini kita awali dari sebuah hadist Qudsi:

“Keluarkanlah dari neraka semua orang yang di dalam hatinya ada iman walau sebesar biji zarrah.”

Dalam kitab Ihya Ulumuddin dikisahkan, ada penghuni neraka yang bertazbih “ya Hannan , ya Mannan”. Mendegar hal tersebut, malaikat Malik penjaga neraka segera menindak lanjuti perintah Allah untuk mencari ke segenap penjuru neraka.

Sayup- sayup nun jauh di sana ada suara rintihan dan rantapan dengan menggunakan nama Allah Yang Agung:

YA HANNAN YA MANNAN YA DZALJALALI WAL IKROM”.

(Wahai Yang Maha Santun & Maha Pemberi Anugerah, wahai Allah Yang memiliki Keagungan dan Kemulya-an).

Ada fakta menarik dari kitab “Ihya Ulumuddin” besutan Hujatul Islam Imam Ghazali. Kisah ini memberikan motivasi kepada umat Islam untuk selalu optimis akan masuk surga dan berpikir positif tentang besarnya rahmat Allah. Kisah ini juga bisa membuat orang tidak mudah menghakimi orang, melaknat apalagi mendoakan orang masuk neraka.

Dikisahkan ada dua orang hamba Allah yang sudah lama tinggal di neraka. Di neraka, orang tersebut selalu berzikir dengan membaca : “Ya Hannan Ya Mannan”. Karena terus berzikir, akhirnya Allah menyuruh Malaikat memanggil dua orang tersebut. “Berzikir di neraka merupakan sesuatu yang mungkin terjadi sebab jika teriak kesakitan saja bisa maka berzikir juga bisa”.

Singkat cerita, dua orang ini dibawa ke hadapan Allah dengan keadaan masih “dibelenggu” (terikat). Lalu Allah bertanya : “Bagaimana neraka menurutmu?”

“Ya Allah. Sungguh neraka adalah tempat yang sangat buruk. Tidak ada tempat yang lebih buruk dari neraka,” jawab salah satu.

“Ya sudah sana kembali ke neraka!” perintah Allah pada orang tersebut.

Orang ini kemudian berlari menuju neraka. Bahkan sangat “semangat” kembali menuju neraka.

Karena sikap orang ini aneh sehingga Allah memanggilnya lagi, “Kenapa kamu semangat sekali kembali ke neraka?”

“Saya sudah kapok, ya Allah. Saya menyesal dulu saat di dunia saya lamban dalam melaksanakan perintahmu. Karena hal tersebut saya masuk neraka, saya tidak mau terulang yang kedua kalinya. Karena sekarang ada perintah darimu, saya tak mau melewatkan kesempatan melaksanakan perintahmu ini, jadi saya harus bersemangat.”

Karena demi melaksanakan perintah Allah menuju ke neraka. Padahal sangat menyakitkan baginya, Allah pun memberikan rahmat kepadanya.

“Kalau begitu, sana masuk surga.” kata Allah. Akhirnya ia dimasukkan ke surga oleh Allah.

Allah kemudian menanyai satu orang yang lain, “Bagaimana neraka menurutmu?”

“Sungguh buruk sekali, Gusti (الله).”

“Ya sudah, sana kembali lagi ke neraka!” Perintah Allah.

Tak seperti orang pertama, orang ini sangat lamban disuruh ke neraka. Langkahnya tidak semangat. Allah kemudian menanyainya, “Kenapa kamu lamban sekali?”

“Saya tidak pernah menyangka kalau bakal disuruh kembali ke neraka. Saya sudah “husnudzan” (berbaik sangka) tadi dipanggil ke sini untuk dimasukkan ke surga. Namun perkiraan saya salah. Dan saya dimasukkan ke neraka lagi.”

Dengan jawaban itu ternyata Allah memasukkan orang ini masuk surga. “Kamu husnudzan pada-Ku. Tapi aku masih memasukkanmu ke neraka. Kalau begitu, sana masuk surga.” Akhirnya orang ini pun masuk surga.

Kisah ini seharusnya membuat kita untuk tidak berpikir yang buruk tentang Allah. Apa yg kita pikirkan seringkali berbeda dengan apa yang diputuskan Allah. Bahkan untuk urusan surga dan neraka. Manusia sama sekali tidak bisa menerka-nerka kehendak Allah. Lalu mengapa kita terkadang merasa diri benar sembari menyalahkan bahkan menuding orang lain akan masuk neraka?

Allah punya banyak alasan memasukkan orang masuk neraka dan masuk surga.

“Maka kalian punya dua pilihan, nanti kalau disuruh masuk neraka. Bisa semangat, bisa lelet. Semuanya nanti di surga. Artinya begini, sanad itu, ternyata nggak yang kita duga. Makanya siapapun yg mencintai agama ini harus banyak membaca. Jangan menuruti emosi, kemudian emosi itu diatasnamakan agama.”

Allah Swt sendiri telah memperingatkan tentang siksaan neraka pada surat at-Tahrim ayat 6:

“Wahai orang-orang yang beriman, lindungilah dirimu dan keluargamu dari siksaan neraka yang mana bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya yaitu para malaikat yang kasar, keras, dan tidak mengkhianati Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada malaikat dan mereka selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.

Setiap orang mukmin yang taat pasti akan bersungguh-sungguh dalam beribadah agar terhindar dari siksa neraka.

Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan agar terhindar dari siksaan neraka.

“Nabi itu kalau melawan neraka mudah,”

فاتقوْا النار ولو بشق تمْرةٍ، فمن لم يجدْ فبكلمة طيبة

“Lindungi diri kalian dari siksaan neraka, walau hanya dengan (sedekah) dari separuh kurma. Jika itu belum ada, maka bertutur kata lah dengan kata yang baik”. (HR Bukhari, Muslim).

Mengapa lewat sedekah kita bisa terbebas dari neraka. Sebab dengan sedekah setidaknya kita bisa meniru salah satu sifat Allah Swt yaitu maha pemberi tanpa memikirkan apakah orang yang kita beri berhak menerimanya atau tidak.

“Kalau belum bisa yang penting kalian kalau berbicara yang baik, (dan) hidup di bumi ini kalian terlihat ceria. Ceria dalam menjalani kehidupan merupakan salah satu wujud rasa syukur kita. Beliau menganalogikan apabila seseorang menyewakan kita sebuah rumah dan memberi kita makan dan kita menampilkan wajah yang terlihat ceria, tentu orang yang memberi juga akan senang.

“Pokoknya hidup di dunia ini (harus) ceria.”

“Kita ya boleh susah, tapi ya sekadarnya saja,”

Ada satu hadis yang diriwayatkan dalam kitab Ihya’ ‘Ulumiddin bahwa salah satu umat pilihan Rasulullah, yaitu orang yang tertawa saat ramai, tetapi menangis saat sepi.

إن من خيار أمتي قوماً يضحكون جهراً من سعة رحمة الله ويبكون سراً من خوف عذاب الله أبدانهم في الأرض وقلوبهم في السماء أرواحهم في الدنيا وعقولهم في الآخرة

“Sesungguhnya salah satu dari pilihan umatku yaitu mereka yg tertawa disaat ramai karena keluasan rahmat الله Swt dan menangis di saat sepi karena takut atas siksaan الله Swt, tubuh mereka berada di bumi akan tetapi hati mereka berada dilangit, ruh-ruh meraka berada di dunia tetapi akal-akal mereka berada di akhirat”.

(Kisah Rintihan Penghuni Neraka yang Menggetarkan Hati ini bersumber dari Ngaji Gus Baha).

Penulis: Musa Muhammad.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *