Ini yang paling keren Sayidina Abdullah bin Amr bin Ash. Ketika ayahnya berperang dengan Sayidina Ali, ijtihadnya mengatakan bahwa dia harus bergabung dengan Sayyidina Ali.
Tapi Sayyidina Ali menegur bukankah Rasul SAW pernah berkata padamu secara khusus “taatilah kedua orang tuamu”. Akhirnya Abdullah mengikuti saran Imam Ali, tapi dia tidak mau angkat senjata, dia ikut pasukan ayahnya di barisan paling belakang hanya untuk mengikuti kata-kata Nabi yang walaupun secara konteks bukan di sini tempatnya.
Tapi manusia level Abadillah Arbaah dan level Imam Ali tahu arti dari keberkahan kalam nabawiyah, butuh rasa untuk mencapai tahap ini dan ini tidak berlaku untuk umum.
Sayidina Ibnu Umar disebut si gila Muhammad, karena mengikuti Nabi Muhammad dalam segalanya, pakaian seperti pakaian Nabi, rumah seperti rumah Nabi, segala sisi baik lahir maupun batin beliau mengikuti Nabi, bahkan ketika mengendarai kuda, maka berusaha melewati jalan yang dilalui Nabi, di tempat Nabi berhenti beliau berhenti.
Tanpa sebab? Iya tanpa sebab!!! Hanya karena Nabi pernah berhenti di situ. Pernah suatu kali beliau menunduk tanpa alasan kecuali karena Nabi pernah menunduk di situ dan panah melewati kepalanya, beliau selamat, ini masalah rasa, gak semua orang bisa masuk ke mazhab ini.
Di zaman ini, banyak para penggila Muhammad yang aku jumpai. Habib Umar disebut Syeikh al-Buty orang paling gila dengan Nabi muhammad. Kata Syeikh al-Buty, Habib Umar kemana-mana bawa tikar bahkan jika tidur di hotel beliau tidur di atas lantai dengan tikar, hanya untuk mengikuti kekasihnya.
Pernah suatu hari, Syeikh Buty melihat Habib Umar menaiki bak mandi karena kerannya melawan arah kiblat dan beliau ingin menghadap kiblat karena perintah Rosul. Sebagian mungkin mengatakan itukan sunnah, lagian konteks perkataan Nabi bukan seperti itu. Lagi-lagi aku mengatakan ini masalah rasa bung, masalah cinta yang belum punya rasa atau berkumpul dengan pecinta kurang memahami masalah ini.
Syeikh Syukri Luhafy seorang Abdal Syam lebih keren lagi. Pernah ketika hadrah shalawat Syaziliyah, aku melihatnya sedang sakit berat, bahkan setengah sadar, beliau datang dengan selimut ke masjid karena di situ ada majlis shalawat. Beliau duduk di sudut masjid sambil menikmati majlis shalawat, terlalu maksa? Ini masalah rasa bung!
Beberapa orang di dunia ini akan mati bila sedetik tidak melihat Muhammad SAW.
Syeikh Samir Annas, yang kharismatik dan pelit bicara, ada satu cara memancingnya untuk berbicara. Tanyakan saja tentang Muhammad, beliau akan berbicara, dan menjadi orang lain yang sangat ramah. Mereka itu adalah orang gila Muhammad.
Tak perlu kita berbicara akhlak nubuwah pada orang-orang ini, luar dalam mereka sudah Muhammad.
Syeikh Bassam Hamzawi pernah mengatakan jika kamu melihat orang meniru sifat zahir Muhammad, seperti memakai celana di atas mata kaki, dll walaupun kamu tahu bahwa itu di luar konteks dan itu bukan cara satu-satunya dalam memahami hadis. Tapi kamu jangan merendahkannya dengan menghina pakaiannya “pasukan celana cingkrang.”
Paling tidak hormatilah kalau gaya seperti itu pernah dipakai Nabi, kita tidak meributkan ketika anak-anak kita meniru gaya berpakaian ala idola mereka yang kebarat-baratan padahal kita tau itu bukan adat kita, lalu kenapa kita meributkan ketika anak-anak kita mengikuti gaya idola mereka Nabi Muhammad? Apa salahnya? Siapa tau mereka memang benar mencintai Nabi, kenapa harus diprotes? Yang ditakutkan nanti kita akan diharamkan tuhan dari berkumpul bersama para pecinta Nabi.
Tapi konteks hadisnya bukan seperti itu?
Hadis bisa ditafsirkan seperti ini dan ini. Oh tuhan, ini masalah dzauq, ini masalah cinta, selama tidak merugikan orang lain kenapa tidak? Ini masalah rasa, hanya para pecinta yang memahaminya.
Tapi akhlaknya? Perbaiki saja akhlaknya.
Ilmunya? Perbaiki saja ilmunya.
Hatinya?
Sejak kapan kamu bisa melihat hati seseorang, jika kamu ingin beramal dengan konteks hadis silahkan, tapi jangan halangi orang lain mengekspresikan cintanya pada Rasulullah dengan caranya, kalau memang dengan cara itu membuat mereka makin cinta, biarkan saja.
Gak semua orang sama dalam mengekspresikan cinta, cara kita belum tentu cocok bagi orang. Aaaah, madad, madad, madad, tau apa kita tentang cinta, ini masalah dzauq, masalah rasa, biarkan mereka mengekpresikan cinta mereka kepada kekasih mereka, selama tidak ada yang dirugikan biar saja, jangan sampai kita menjadi penghalang cinta orang lain pada Muhammad saw, agar kita tidak diharamkan berkumpul dengan para pecinta kelak.
“Kamu kelak bersama orang yang kamu cintai.”
Oh…, tuhan kalau aku tidak bisa menjadi orang yang salih, tapi biarkanlah aku berada di hati orang yang salih. Jika aku tidak bisa mencintai seperti mereka, jangan jadikan aku penghalang cinta mereka. Aku tahu ini masalh rasa beberapa orang di dunia akan mati jika satu detik tanpa Muhammad, ilal habib khuzuny…
30 November 2016.
Penulis: Fauzan.