Kisah Nabi Muhammad 2: Pancaran Cahaya Cinta

Detik Detik Wafatnya Rasulullah SAW dan Tangisan Fatimah Az Zahrah

Oleh: Gus Anis Mashduqi, Sekretaris LBM PWNU DIY.

Sejarah Nabi Muhammad senantiasa dipenuhi dengan narasi-narasi cinta, tapi sedikit sekali sekarang ini orang mengetahuinya. Halimah Sadiyah menemukan kehidupannya lebih baik setelah mengasuh dan menyusui Muhammad kecil dengan segenap cintanya.

Halimah pergi ke Makah, bersama dengan sahabat-sahabatnya, menawarkan jasa pengasuhan anak kepada orang-orang kaya dan berpangkat di Makah. Semua sahabatnya telah mendapatkan pekerjaannya kecuali Halimah, dan Muhammad adalah di antara anak yang tidak mendapatkan pengasuhan karena ke-yatiman-nya. Sahabat-sahabat Halimah pun enggan mengasuhnya.

Akan tetapi ketika saat pertama Halimah menjumpai Muhammad dan memperhatikannya, saat itu juga ia sedemikian terkesan, seakan ia menerima cahaya cinta yang kuat terpancar dari Muhammad dan mempengaruhinya. Halimah dengan yakin berkata kepada suaminya, “Aku akan mengasuhnya meski ia tak lagi memiliki ayah yang menanggungnya”. Suami Halimah membalas, “Semoga engkau mendapatkan berkah kebaikan dari anak ini.”

Akhirnya Halimah mengasuh Muhammad kecil, dan dimulailah kehidupan bersamanya. Pada hari-hari pertama, Halimah tak menyadari bahwa saat itu kebaikan demi kebaikan telah mulai menghampirinya, sejak saat itu juga, setelah ia memutuskan dan berkeyakinan memberikan cinta yang terbaik dan tulus kepada Muhammad yang masih kecil.

Allah SWT mempermudah kehidupan Halimah yang sulit, kesempitan hidupnya menjadi sedemikian lapang, penuh kebahagiaan dan kegembiraan. Ia menarasikan dalam sebuah ungkapan, “Ketika aku memutuskan untuk mengasuhnya, aku kembali ke rumah. Ketika aku baringkan di tempat tidurku, ia menyusu sebanyak mungkin, meminumnya sampai tercukupi dan tak pernah merasa kurang. Suamiku menghampiri dombanya, menemukanya sedemikian gemuk dan kaya dengan susu, padahal sebelumnya kurus dan kecil. Ia memeras susunya, kita meminumnya sampai puas tanpa sedikitpun kekurangan. Suamiku berkata, “Ketahuilah istriku, engkau mengasuh seorang yatim yang diberkahi.”

Di perkampungan Bani Sa’d, kemudahan-kemudahan hidup dan kesejateraan menghampiri mereka, ketika Muhammad mulai tiba dan tinggal di sana bersama Halimah. Tidak seperti biasanya, saat itu hujan tiba-tiba turun dan terus menyuburkan tanah, maka tumbuhlah pohon dan rerumputan. Tidak terbayangkan sebelumnya, dari karakter tanah yang gersang itu, tumbuh kehidupan yang hijau nan subur. Saat itu, dimulailah Halimah mengasuh dan menyusui Muhammad di sebuah perkampungan.

Allah SWT telah menjagamu wahai Muhammad, sebagai seorang yatim!

Nabi Muhammad senantiasa menebar cahaya cinta dan kebaikan kepada siapapun yang ada di sekitarnya, bahkan sejak ia masih seorang bayi yang membutuhkan asupan air susu ibunya.

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *