Kisah Kiai Indonesia Dapat Limpahan Karomah Sayyid Muhammad Al-Maliki.
Suatu hari saat musim haji ada seorang mutakharijin Ribath Rushaifah dari Indonesia sowan kepada Abuya Sayyid Muhammad sebagaimana menjadi kebiasaan para dluyufurrahman (istilah untuk para jama’ah haji). Seorang tersebut merupakan alumni yang menjadi ulama besar di daerahnya, sehingga beliau memiliki jama’ah yang sangat banyak kala itu. Mereka semua diterima dengan sangat baik oleh Abuya Sayyid Muhammad dengan jamuan makan malam yang meriah dan mewah.
Di sela-sela kunjungan, Abuya Sayyid Muhammad memanggil kyai dari Indonesia tersebut. Hal ini menjadi sebuah tanda tanya besar dibenak Kyai karena kala itu banyak tamu lain yang lebih senior darinya dan lebih dekat dengan Abuya. Batinnya berkecamuk.
Abuya Sayyid Muhammad memanggilnya dengan senyum merekah, “Walady, maukah engkau aku wasiati sesuatu?”
“Sendiko dawuh Abuya, Insya Allah,” Jawab kyai tersebut.
“Pada tahun ini engkau hajikan Ayahandaku, Sayyid Alawy Al-Maliki, engkau bersedia?”
Mendengar permintaan tersebut bak disambar petir, kaget bukan kepalang. Batinnya bergumam “bagaimana mungkin ini terjadi, hanya ‘seorang saya’ yang bukan siapa-siapa mendapat amanat agung untuk menghajikan ulama besar yang menjadi rujukan seluruh dunia seperti Sayyid Alawy? Apa saya ini salah dengar? Ah, seperti tidak mungkin”. Tetapi mengingat ini adalah ucapan permintaan sekaligus perintah dari Abuya langsung maka meski sulit dipercaya kyai tersebut tetap meng-Aamiin-i.
Dan berangkatlah kyai tersebut bersama jama’ahnya untuk melaksanakan haji. Setelah tahun demi tahun berlalu, barulah kyai itu sadar bahwa permintaan sekaligus perintah Abuya Sayyid Muhammad membawa berkah yang sangat agung. Kyai tersebut setiap tahun dianugerahi kenikmatan untuk selalu dapat berhaji dengan jama’ah yang semakin banyak.
Masya Allah Tabarakallah.
Demikian Kisah Kiai Indonesia Dapat Limpahan Karomah Sayyid Muhammad Al-Maliki.
Sumber: Disampaikan oleh kyai tersebut, KH. Ahmad Qusyairi Assaroni.
Penulis: Ning Bent Hasan.
