Kisah Kiai As’ad Rasakan Langsung Karomah Syaikhona Kholil Bangkalan

Kisah Kiai As'ad Rasakan Langsung Karomah Syaikhona Kholil Bangkalan

Kisah Kiai As’ad Rasakan Langsung Karomah Syaikhona Kholil Bangkalan.

Syaikhona Kholil Bangkalan dikenal luas sebagai ulama’ yang penuh karomah. Seringkali Syaikhona Kholil bertindak nyleneh, tidak lazim, tapi di situlah beliau sering memberikan pelajaran berharga kepada santri dan jama’ahnya. Tidak sedikit santri yang datang ke Bangkalan, bukan ngaji yang diperintahkan, tapi ketika pulang malah menjadi ulama besar dengan ribuan santri dan jama’ahnya.

Salah satu santri Syaikhona Kholil adalah KH As’ad Syamsul Arifin Situbondo. Kiai As’ad memang dikirim Abahnya (KH Syamsul Arifin) untuk menimba ilmu kepada Syaikhona Kholil. Sejarah akhirnya mencatat Kiai As’ad sebagai sosok ulama’ besar yang berperan dalam berdirinya jam’iyyah Nahdlatul Ulama’ (NU). Melalui Kiai Asad inilah, Syaikhona Kholil memberikan restu kepada santrinya bernama KH Hasyim Asy’ari di Tebuireng Jombang. Kiai As’ad bertugas mengantarkan tongkat, tasbih dan wirid kepada Kiai Hasyim Asy’ari.

Ketika mengantarkan tongkat, Kiai As’ad mendapatkan bekal uang logam saat itu. Bagi Kiai As’ad, ini bukan uang logam biasa, tapi ini adalah uang barokah. Kiai As’ad sangat percaya dengan itu.

“Kalau uang ini mengandung barokah, tentu tidak akan habis, bahkan bertambah,” batin Kiai As’ad dengan penuh keyakinan.

Subhanallah… Memang terbukti akhirnya. Sepanjang menyebrang selat Madura (belum ada Suramadu saat itu ya), tiba-tiba ada orang yang mengajaknya naik ke kapal bersamanya secara gratis, tanpa biaya, semua ditanggung. Tawaran yang baik itu sulit sekali ditolak Kiai As’ad. Begitu juga saat setelah turun dari kapal, Kiai As’ad kembali mendapatkan tawaran naik kendaraan ke Jombang secara cuma-Cuma. Sekali lagi, Kiai  As’ad tak bisa menolak tawaran ini.

Semua dijalani Kiai As’ad dengan rasa syukur. Kiai As’ad sangat yakin hal ini karena adanya pengaruh uang barokah.

Karena peristiwa itu, Kiai As’ad sangat yakin bahwa uang logam pemberian sang guru memang berkah. Makanya, Kiai As’ad terus menyimpan itu sepanjang hayatnya. Sejak memiliki uang itu, Kiai As’ad tidak pernah kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya, termasuk dalam pembangunan pesantren. Jika Kiai As’ad memerlukan sejumlah uang, maka uang logam pemberian Kiai Kholil diambil dan diajak bicara:

“Hei uang, panggil teman-temanmu, saya perlu uang”? ucap Kiai As’ad sambil menepuk-nepuk uang logam dengan penuh keyakinan. Benar. Tidak begitu lama datanglah seseorang dengan membawa sekoper uang untuk diserahkan kepada Kiai As’ad. Beragam cara datangnya rizki melalui uang barokah tersebut. Bahkan dalam kesempatan lain, terkadang datang pada tengah malam, tiba-tiba sebuah sedan putih masuk ke pesantren dengan membawa sejumlah uang.

“Selamat datang teman-temannya uang barokah, mana temanmu lagi?” ucap Kiai As’ad sambil tersenyum.

Ini bukan bermakna Kiai As’ad tidak berusaha. Kiai As’ad tentu saja dan sangat jelas melakukan ikhtiar usaha yang luar biasa, di samping memang punya karomah yang tak bisa dibantah.

Demikian karomah para kekasih Allah. Mereka adalah orang-orang yang pasrah total kepada Allah SWT. Hati mereka bersih, penuh kasih sayang kepada sesama dan sama sekali tak pernah silau dengan perkara duniawi. Semoga berkah mengalir kepada kita semua. Amiiin. (Abu Umar/Bangkitmedia.com)

_________

Semoga artikel Kisah Kiai As’ad Rasakan Langsung Karomah Syaikhona Kholil Bangkalan ini memberikan manfaat dan barokah untuk kita semua, amiin..

simak artikel terkait di sini

simak video terkait di sini

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *