Kisah Kiai Anwar Zahid Dihadapan Rais Aam NU KH Ma’ruf Amin

Kisah Kiai Anwar Zahid Dihadapan Rais Aam NU KH Ma’ruf Amin

Kisah Kiai Anwar Zahid Dihadapan Rais Aam NU KH Ma’ruf Amin.

Siapa tak kenal KH Anwar Zahid. Dai kondang yang ceramaahnya selalu dinanti jutaan grassroots ini tetaplah seorang santri. Iya, beliau tetap seorang santri di hadapan kiainya, Prof. Dr. KH. Ma’ruf Amin.

Dai sejuta umat yang sekaligus Pengasuh Ponpes As-Shafi’ites (Pondok Pesantren dan Sekolah Gratis) di Dusun Simo RT 03 RW 04, Simorejo, Kanor, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur itu tak silau oleh ketenaran namanya. Tetap andab ashor layaknya akhlak santri.

Di sela menunaikan ibadah haji di Tanah Haram KH. Anwar Zahid menyempatkan sowan dan memohon doa.

Duduk merunduk tanda rasa hormat kepada Sang Guru, Prof. Dr. KH. Ma’ruf Amin sembari menyatakan dukungan penuh kepada Pasangan H. Joko Widodo-Prof. KH. Dr. Ma’ruf Amin sebagai Calon Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia 2019-2024.

Semoga Allah SWT ridlo atasnya.

(Penulis: Robikin Emhas, Ketua PBNU)

________________

Semoga artikel Kisah Kiai Anwar Zahid Dihadapan Rais Aam NU KH Ma’ruf Amin ini memberikan manfaat dan barokah untuk kita semua, amiin..

BONUS ARTIKEL TAMBAHAN

Karomah Habib Ali Kwitang, Terlalu Dahsyat untuk Dilogikakan.

Suatu ketika tatkala al-Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi (Kwitang) sedang mengajar di rumahnya di hadapan muridnya yang cukup banyak, beliau mendengar suara ibunda tercinta, Nyai Salmah: “Li… Ali… Li…”, begitu panggil sang ibu.

Lalu Habib Ali, waktu itu telah berumur lebih dari 60 tahun, langsung saja permisi kepada semua muridnya: “Saya minta ridhanya untuk menemui ibu saya terlebih dahulu.”

Habib Ali pun menemui ibunya. Ternyata sang ibu minta diantarkan ke kamar mandi. Bergegaslah Habib Ali menggendong sang bunda pergi ke kamar mandi. Bukan itu saja, Habib Ali lah yang langsung membersihkan dan menyuci pakaian sang ibu. Meski ada istri tapi Habib Ali tidak mengizinkannya, karena demi bakti beliau terhadap sang ibu. Padahal waktu itu Habib Ali telah dikenal sebagai ulama yang terpandang di tanah Betawi, tetapi beliau bila dipanggil sang ibu tanpa pikir panjang langsung memenuhi panggilan itu.

Ada suatu peristiwa dimana Habib Muhammad, putra Habib Ali, masih kecil sementara Habib Ali sedang dalam rihlah dakwahnya di Negeri Singapura. Dan sang ibu, Nyai Salmah, bertanya pada menantunya yaitu istri Habib Ali: “Mana Ali, putraku?”

Dijawab oleh istri Habib Ali: “Sedang dakwah di Singapura, Umi.”

Dengan spontan sang ibu memerintahkan pada menantunya itu: “Cepat kirim telegram, bilang padanya ibu memanggilnya untuk pulang!”

Langsung dikirimlah telegram itu kepada Habib Ali yang sedang berdakwah di Singapura. Sesampainya telegram itu pada Habib Ali, langsung beliau baca. Setelah dibaca, tanpa basa-basi Habib Ali pun permisi pamit untuk pulang karena sang ibu yang memanggilnya.

Begitulah tanda bakti seorang ulama besar, orang terpandang, panutan umat, al-Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi terhadap sang bunda tercinta.

Penulis: Sya’roni As-Samfuriy.

*Sumber kisah: Ustadz Antoe Djibrel, Khadim Majelis Ta’lim Kwitang dari Almarhum al-Habib Muhammad bin Ali al-Habsyi).

_____________________

Semoga artikel Karomah Habib Ali Kwitang, Terlalu Dahsyat untuk Dilogikakan ini memberikan manfaat dan barokah untuk kita semua, amiin..

simak artikel terkait di sini

simak video terkait di sini

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *