Kisah Kewalian Guru Sekumpul di Hadapan Habib Luar Batang Jakarta

guru sekumpul

Kisah Kewalian Guru Sekumpul di Hadapan Habib Luar Batang Jakarta.

Habib Husein bin Abu Bakar Alaydrus, dikenal dengan Habib Luar Batang Jakarta. Beliau ulama’ besar asal Hadramaut Yaman. Beliau datang di Jakarta (Batavia saat itu) pada tahun 1746 M dan wafat pada 24 Juni 1756 M, bertepatan dengan 17 Ramadan 1169 H pada usia lebih dari 30 tahun, kurang dari 40 tahun.  Habib Luar Batang dikenal punya karomah yang masyhur, dikenal di Nusantara dan berbagai negara Timur Tengah.

Abah Guru Sekumpul Martapura sering bercerita tentang Habib Luar Batang ini. Suatu hari, Guru Sekumpul pernah bercerita bahwasanya Guru Bangil ingin berziaroh ke Habib Habib Husein bin Abu Bakar Alaydrus (Luar Batang) Jakarta. Guru Bangil mengajak Guru Sekumpul berziaroh ke Luar Batang, tapi Guru Bangil menyuruh Guru Sekumpul berniat dulu mulai dari rumah (niat apa saja dalam hal kebaikan). Karena kalau kita berniat mulai dari rumah sampai ke halaman maqom Habib Luar Batang, maka niatnya sudah diterima Allah. Inilah kelebihan Habib Luar Batang karena tingginya pangkat beliau di hadapan Allah ta’ala.

Saat itu, umur Guru Sekumpul masih umur 32 tahun.

Kemudian, Guru Bangil menyuruh Guru Sekumpul berpegang di baju Guru Bangil. Maka, melihatlah Guru Bangil dan Guru Sekumpul akan Habib Luar Batang (bertatap muka langsung). Guru Bangil dan Guru Sekumpul berbicara langsung dengan Habib Luar Batang. Inilah salah satu karomah Guru Bangil (Tuan Guru Syarwani Abdan).

Habib Husein bin Abu Bakar Alaydrus ini sampai meninggal belum sempat kawin. Beliau tidak mempunyai kawan/teman kecuali kakeknya sendiri. Beliau adalah seorang Wali Allah ta’ala yang kerjaannya selalu menemani sang kakek. Cuma kakek beliau sendiri yang selalu dan selalu beliau temani. Kemanapun kakek beliau pergi, Habib Husein selalu menemaninya.

Pada suatu hari, kakeknya ingin ke Hadromaut Yaman. Habib Husein juga ikut menemani sang kakek. Habib Husein bersama kakeknya dari Betawi (Jakarta) menuju Hadromaut pakai perahu. Di tengah jalan, Habib Husein sakit dan akhirnya meninggal. Saat itu, perahunya berhenti tidak mau jalan akan metapi mesinnya hidup. Kemudian kata sang kakek: “Pindahkan arah perahunya ke Betawi (Jakarta), akhirnya perahunya mau jalan.

Dalam perjalanan menuju Betawi, di tengah-tengah laut timbul tanah ke permukaan air dari bawah laut. Kata Sang Kakek: “Habib Husein cucuku ini maqomkan di situ. Di tanah yang timbul dari bawah laut ke permukaan air laut tadi.”

Asal mulanya laut, kemudian muncul tanah dari dasar laut terangkat ke permukaan laut. Disitulah Habib Husein dimaqomkan kakek beliau. Inilah kisah awal yang namanya Luar Batang di Jakarta.

Dan terbukti, saya sudah beberapa kali ziaroh ke maqom Habib Luar Batang. Alhamdulillah, qobul terus hajat dunia berkah Habib Husein bin Abu Bakar Alaydrus. Tapi sebelum berangkat, berniat dulu mulai dari rumah apa niat kita dalam dunia. Tentu niat yang baik.

Mudah-mudahan, berkah Rasulullah, berkah Habib Husein Luar Batang, berkah Guru Bangil, berkah Guru Sekumpul, mudah-mudahan dosa dan kesalahan kita semua dzohir bathin seumur hidup diampuni Allah, qobul segala hajat, selamat dunia akhirat, husnul khatimah dan masuk surga bighoiri hisaab. Aamiin…!!!

Penulis: Muhammad Zainuddin bin H Abdurrahman, santri Guru Sekumpul.

________________

Semoga artikel Kisah Kewalian Guru Sekumpul di Hadapan Habib Luar Batang Jakarta ini memberikan manfaat dan barokah untuk kita semua, amiin..

simak artikel terkait di sini

simak video terkait di sini

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *