Kisah Kang Pardi Sopir Legendaris Kiai Wahab Chasbullah

Kisah Kang Pardi, Sopir Legendaris Kiai Wahab Chasbullah

Kisah Kang Pardi Sopir Legendaris Kiai Wahab Chasbullah

Beberapa bulan lalu saya bertemu dengan Yu Ju/Jum atau Mbah Jum, nama lengkapnya Djum’iyatin untuk silaturahmi. Kemarin dan hari ini saya mengunjungi lagi untuk wawancara. Beberapa fragmen kisah di bawah ini semuanya bersumber dari Mbah Jum.

Mbah Jum (86 tahun) masih relatif sehat dan kesehariannya sebelum matanya kabur adalah membaca Alquran, sekarang wiridannya mengucap tasbih. Saat saya datangi beliau mengingat-ingat siapa saya, dan masih ingat, lalu terjadilah diskusi. Sewaktu saya pancing tentang almarhum Kang Padi (suami tercinta Mbah Jum), Mbah Jum berujar dengan bahasa Jawa (saya terjemahkan), “Kang Padi kalau di pondok dipanggil Pak Yik adalah sopir yang ikhlas, tidak minta gaji bulanan. Kalau diberi uang akan diterima, kalau tidak, ya diam saja. Ikhlas, barokah. Putra saya 10 (meninggal satu) menjadi orang ngerti semua, ini bukan sombong lho.”

Memang Kang Padi adalah sopir legendaris Kiai Wahab. Masyarakat dulu akan bilang bahwa Kang Padi dan istrinya adalah “wonge” (orangnya) Mbah Wahab. Sejak muda hingga wafatnya Kiai Wahab, Kang Padi setia menjadi sopir. Bahkan “karier” pengabdiannya dilanjutkan dengan menjadi sopir Nyai Wahab.

Nyai Wahab wafat, beralih menjadi sopir Kiai Hasib selama sekian tahun. Kang Padi dulu belajar nyopir di bengkel Banpie. Lalu dijadikan sopir oleh pedagang keturunan Cina di Jombang yang bernama Eng An. Mbah Kiai Wahab berkata kepada Eng An, “An, sopirmu aku ae sing nggawe, iku tonggoku.” Jawab Eng An, “Inggih monggo.”

Keluarga Kang Padi adalah prototipe pengabdi setia kepada Kiai Wahab. Ayah Kang Padi, yakni Mbah Mustar adalah sopir dokarnya Mbah Wahab. Mbah Jum masih ingat warna mobil yang disopiri Kang Padi, Opel Kapiten warna biru. Mbah Wahab biasa bilang, “Iku montormu Di.” Padahal jelas itu mobil Kiai Wahab.

Mbah Jum ikhlas Kang Padi menjadi sopir Kiai Wahab.Masalah nafkah Mbah Jum kerja jualan bensin.

Mbah Jum dulu adalah agen bensin yang jumlahnya drum-druman. Jualan bensin untuk menopang kehidupan keluarganya. Mbah Jum tipe orang kuno yang tidak berani keluar rumah sebelum izin suami. Kalau Kang Di sudah bepergian jauh saat nyopiri Mbah Wahab, dia tidak berani keluar.

Sekalipun demikian, Mbah Jum menegaskan bahwa dia bahagia.

20 Oktober 2019.

Demikian Kisah Kang Pardi Sopir Legendaris Kiai Wahab Chasbullah. Semoga bermanfaat.

Penulis: KH Dr Ainur Rofiq Al Amin, Pesantren Tambakberas Jombang.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *