Kisah Bertemu Pemabuk Berat, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani Menangis.
Suatu ketika, Sultonul Auliya’ Syekh Abdul Qadir al-Jailani bersama murid-muridnya berpapasan dengan seorang pemabuk yang teler berat. Walaupun dengan kondisi mabuk berat, si pemasuk itu memberikan 3 pertanyaan kepada Syekh Abdul Qadir al-Jailani.
Pertama: “Ya Syekh, apakah Allah SWT mampu merubah pemabuk sepertiku menjadi ahli ta’at?
Syekh Abdul Qadir al-Jaalani menjawab: “Iya, mampu.”
Kedua: “Apakah Allah SWT mampu merubah ahli ma’siat sepertiku menjadi ahli ta’at setingkat dirimu?”
“Sangat mampu,” jawab Syekh Abdul Qadir al-Jailani.
Ketiga: “Apakah Allah SWT mampu merubah dirimu menjadi ahli ma’siat sepertiku?”
Tanpa menjawab pertanyaan tersebut, Syekh Abdul Qadir al-Jailani menangis dan tersungkur dan bersujud kepada Allah SWT.
Murid-murid Syekh Abdul Qadir al-Jailani kebingungan dan bertanya, “ada apa wahai Syekh?”
“Betul sekali orang ini. Kapan saja Allah SWT mampu merubah nasib seseorang termasuk diriku. Siapa yang menjamin diriku bernasib baik meninggal dengan husnul khatimah,” kata Syekh Abdul Qadir al-Jailani.
Sekelas Syekh Abdul Qadir al-Jailani yang sangat masyhur kewaliannya saja begitu khawatir dengan dirinya dan tak pernah bangga dengan maqam kewaliannya, apalagi dengan kita yang belum ada apa-apanya. Tak ada alasan untuk bangga diri dengan amal dan selalu berusaha untuk menjadi lebih baik sepanjang hayat. (hadi/rohim)
_______________________
Semoga artikel Kisah Bertemu Pemabuk Berat, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani Menangis ini memberikan manfaat dan barokah untuk kita semua, amiin.
BONUS ARTIKEL TAMBAHAN
Kisah Abdurrahman bin Auf, Sahabat yang Gagal Jadi Orang Miskin!.
“Kalaulah anak Adam lari dari rezekinya (untuk menjalankan perintah Allah) sebagaimana ia lari dari kematian, niscaya rezekinya akan mengejarnya sebagaimana kematian itu akan mengejarnya.” (HR Ibnu Hibban No. 1084)
Miskin kaya sudah ada yang mengaturnya. Dan sosok Abdurrahman bin Auf adalah profil seorang sahabat Nabi yang selalu gagal jadi orang miskin. Jika tiba-tiba kondisi ekonomi “down”, saya selalu terhibur (kembali bersemangat) mengingat kisah bisnis Abdurrahman bin Auf, tentang investasinya membeli kurma busuk.
Suatu ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata, Abdurrahman bin Auf RA akan masuk surga terakhir karena terlalu kaya. Ini karena orang yang paling kaya akan dihisab paling lama.
Maka mendengar ini, Abdulrahman bin Auf pun berfikir keras, bagaimana agar bisa kembali menjadi miskin supaya dapat masuk surga lebih awal.
Setelah perang Tabuk, kurma di Madinah yang ditinggalkan sahabat menjadi busuk. Lalu harganya jatuh. Abdurrahman bin Auf pun menjual semua hartanya, kemudian memborong semua kurma busuk milik sahabat tadi dengan harga kurma bagus.
Semuanya bersyukur. Alhamdulillah. Kurma yang dikhawatirkan tidak laku, tiba-tiba laku keras! Diborong semuanya oleh Abdurrahman bin Auf. Para Sahabat Nabi gembira. Abdurrahman bin Auf pun juga gembira. Sahabat lain sungguh gembira, sebab semua dagangannya laku. Abdurrahman bin Auf gembira juga, sebab berharap jatuh miskin!
Masya Allah! Hebat seorang Abdurrahman bin Auf. Coba kalau kita? Usaha goyang dikit, udah teriak tak tentu arah. Abdurrahman bin Auf merasa sangat lega, sebab tahu akan bakal masuk surga dulu, sebab sudah miskin.
Namun. Masya Allah! Rencana Allah SWT itu memang terbaik. Tiba-tiba, datang utusan dari Yaman membawa berita, Raja Yaman mencari kurma busuk. Rupa-rupanya, di Yaman sedang berjangkit wabah penyakit menular, dan obat yang cocok adalah kurma busuk! Utusan Raja Yaman berniat memborong semua kurma Abdurrahman bin Auf dengan harga 10 kali lipat dari harga kurma biasa.
Orang lain berusaha keras jadi kaya. Sebaliknya, Abdurrahman bin Auf berusaha keras jadi miskin tapi selalu gagal.
Jadi, yang banyak memberi rezeki itu datangnya dari kurma yang bagus atau kurma yang busuk? Allah Subhanahu wa ta’ala lah yang memberi rizki.
Pelajaran dari kisah ini sangat spesial buat kita, sebab kisah ini membuat kita harus yakin bahwa rezeki itu mutlak dari Allah. Bukan hanya karena usaha kita itu sudah cukup bagus atau produk kita yang terbaik yang akan memberi kita omzet yang banyak.
Semoga kisah ini dapat menyuntik kembali semangat dalam diri kita semua, yang sedang diuji dalam pekerjaan dan usaha kita, untuk lebih mengutamakan urusan kepada Allah dibanding urusan dunia yang sementara ini. Amin.
Penulis: Abdurrahman Al Ghorib
___________________
Semoga artikel Kisah Abdurrahman bin Auf, Sahabat yang Gagal Jadi Orang Miskin! ini memberikan manfaat dan barokah untuk kita semua, amiin..
simak artikel terkait di sini
simak video terkait di sini