Kisah Abah Anom Suryalaya Tundukkan Kesombongan Praktisi Ilmu Hikmah

Kisah Abah Anom Mendidik Muridnya di Dasar Lautan

Kisah Abah Anom Suryalaya Tundukkan Kesombongan Praktisi Ilmu Hikmah.

Pada tahun 1991, seorang penggemar ilmu hikmah yang bernama Abi Rojul datang ke Pondok Pesantren Suryalaya Tasikmalaya. Kedatangannya ketika itu menjelang Pangersa Abah Anom akan menyampaikan talqin dzikir. Maka Abi Rojul kemudian ikut serta duduk bersila bersama orang-orang yang akan belajar dzikir di madrasah.

Naluri Abi Rojul yang senang mempraktekkan ilmu hikmah tiba-tiba muncul. Maka Abi Rojul langsung “menembak” Pangersa Abah Abom secara batin. Sedangkan Pangersa Abah hanya tersenyum biasa saja. Kemudian Pangersa Abah Anom menyampaikan talqin dzikir sebagaimana biasanya.

Setelah prosesi talqin dzikir dan mushafahah lalu Abi Rojul keluar dari madrasah. Tapi ketika baru keluar dari madrasah Abi Rojul melihat ada Pangersa Abah yang menatap tajam kepada dirinya. Mata Pangersa Abah Anom yang menatapnya terlihat lebih tajam dari tatapan mata elang. Lalu Abi Rojul memalingkan wajahnya ke arah pintu gerbang. Tapi di pintu gerbang itu Abi Rojul juga melihat Pangersa Abah Anom menatap tajam ke arah dirinya.

Ke arah mana pun Abi Rojul memalingkan wajahnya, maka ia melihat mata Pangersa Abah Anom yang menatap tajam ke arah dirinya. Lalu Abi Rojul bergegas menuju ke tempat air wudhu. Ternyata di situ pun Abi Rojul tetap melihat mata Pangersa Abah Abom yang menatap tajam. Sehingga Abi Rojul merasa tidak nyaman dan muncul rasa takut di dalam dirinya.

Lalu Abi Rojul kembali ke dalam madrasah, bersimpuh dan meminta maaf kepada Pangersa Abah Abom. Kemudian sambil tersenyum Pangersa Abah berkata: “Jangan begitu lagi yaa.. Yaa sudah duduk di sini yaa..”

Kemudian Abi Rojul lalu duduk di samping Pangersa Abah. Maka sejak itu Abi Rojul berkhidmat kepada Pangersa Abah Anom. Demikianlah kelembutan Pangersa Abah Anom dalam menundukkan kesombongan batin seorang praktisi ilmu hikmah. Sehingga menjadi pengamal dzikrullah yang istiqamah sampai saat ini. Alhamdulillaah. Wallaahu a’lam.

Demikian Kisah Abah Anom Suryalaya Tundukkan Kesombongan Praktisi Ilmu Hikmah, semoga bermanfaat.

Penulis: Andhika Darmawan, Jakarta.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *