Kiai Sahal Mahfudh Teladan Disiplin Menjaga Waktu

Kiai Sahal Mahfudh Teladan Disiplin Menjaga Waktu

Kiai Sahal Mahfudh Teladan Disiplin Menjaga Waktu. 24 Januari 2014. Jam 1.30 dini hari HP ku berdering. Apa yang menjadi kehawatiranku benar terjadi:” Kiai Sahal Mahfudz wafat”, maka aku segera bergegas berangkat menuju Kajen Pati tempat di mana Kiai Sahal berada.

Dalam perjalanan, bayangan ketika dulu sebagai santri beliau Kiai Sahal hadlir, masih lekat dalam ingatan ketika aku ngaji sorogan kitab ghoyatul ushul, Kiai Sahal yang memang tidak banyak kata maka ketika kami salah dalam bacaan beliau hanya berdecak: “hem!” maka aku ulang lagi bacaan kalimat tersebut, dan jika masih salah, beliaupun berdecak lagi: “hem”, begitu seterusnya, sehingga sangat mungkin dalam satu kali pertemuan hanya mendapat satu baris kalau aku dan teman-teman tidak bisa membenarkan.

Kiai Sahal, Beliau memang tak pernah mau menunjukkan bagaimana yang benar karena kami sudah Aliyah sehingga diharapkan kami bisa mengoreksi sendiri atas kesalahan bacaan kami. Dan hari besoknya, kami masih disuruh membaca bacaan yang sama dg hari kemaren kalau memang belum bisa mengoreksi, begitulah seterusnya, kata “hem” itu aku dengar kembali.

Pada saat yang lain, aku pernah berkesempatan ditimbali untuk mengikuti beliau, tindak ke rumah KH Musthofa Bisri dan Kyai – Kyai lain sekitar Rembang, maka semenjak pagi aku sudah bersiap di depan ndalem beliau, karena aku tau beliau adalah sosok yang selalu tepat waktu. Dan benar ketika jam yang dimaksudkan tiba, beliau sudah bersiap didepan ndalem, dan anehnya ternyata sopir belum kelihatan batang hidungnya.

Ditunggu kisaran 5 menit sang supir belum juga datang maka beliau kontan dawuh: Ayo budal ngebis, (mari berangkat naik bus) dan berangkatlah kami bertiga ( Kiai Sahal, Ibu Nyai dan saya) ke tepi jalan raya menunggu Bus. Alhamdulillah sebelum Bus datang, Kang Masudi sebagai supir beliau datang sudah dengan mobilnya, maka kamipun naik mobil beliau.

Begitu kami semua sudah naik mobil, Kiai Sahal dawuhi saya: “Yak iki duwite kanggo bensin lan mengko mampire nang omahe Kyai iki, kyai iki sambil menyebutkan nama – nama Kyai yang akan disinggahi setelah itu Kiai Sahal diam, tidak bicara sampai perjalanan pulang.

Maka sepanjang perjalanan kami semua tegang dan sang sopir menyadari semenjak itu dia selalu tepat waktu.

Pengalaman lain masih tentang tepat waktu Kiai Sahal, ketika itu beliau aku aturi untuk mengisi stadium general di STAIFAS Kencong, beliau aku tempatkan dirumah sebelum berangkat ke Kampus, ketika Jam yang ditentukan kisaran kurang sepuluh menit, maka beliau sudah mengajak berangkat ke Kampus, kami berusaha mengundur, namun ketika jam sudah tepat yg ditentukan sesuai undangan, maka beliau sudah tidak bisa dihalang – halangi untuk berangkat ke Kampus, padahal ketika itu undangan belum banyak yang hadlir. Ah… Beliau memang sosok yang menghargai waktu. Salam ta’dzimku tak pernah usai, semoga beliau selalu mendapatkan Rahmat, Ridlo dan pengampunan- Nya. Amiin.

Demikian ulasan khusus terkait Kiai Sahal Mahfudh Teladan Disiplin Menjaga Waktu. Semoga bermanfaat

Penulis: KH Abdullah Khoirzad, alumnus Pesantren PMH Putra Kajen Margoyoso Pati, kini tinggal di Kencong Jawa Timur.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *