Kiai Najib Suyuthi: Biografi Pendidikannya dan Terobosan Cemerlangnya tentang Pesantren

kiai najib suyuthi guyangan

KH M. Najib Suyuthi adalah Pengasuh PP Raudlatul Ulum Guyangan Trangkil Pati Jawa Tengah. Beliau adalah Pengasuh keempat setelah ayahnya, KH A Suyuthi Abdul Qadir, dan kedua kakaknya, KH Salim Suyuthi dan KH Humam Suyuthi.

Sejak kecil, Kiai Najib diasuh oleh kedua orangtuanya, yaitu KH A Suyuthi Abdul Qadir dan Hj. Nyai Tasyri’ah Suyuthi. Keluarga ini mendidik anak-anaknya dengan disiplin tinggi dan menanamkan cinta ilmu dan perjuangan sehingga membekas dalam jiwa.

Kiai Najib tidak lama dididik ayahnya karena ayahnya wafat pada tahun 1979 saat Kiai Najib masih kecil menginjak remaja.

Rihlal Ilmiyyah

Episode perjalanan intelektual KH M. Najib Suyuthi dimulai dari keluarga, pesantren dan Madrasah Raudlatul Ulum Guyangan sampai khatam di level Aliyah.

Selain belajar kepada ayahnya dan guru-guru di Pesantren dan Madrasah Raudlatul Ulum Guyangan, Kiai Najib juga belajar khusus belajar kepada kakak iparnya, yaitu KH Sholeh Tlutup.

Kiai Sholeh adalah menantu KH Suyuthi yang dinikahkan dengan Bu Nyai Sa’adah Suyuthi. Kiai Sholeh adalah alumni Pondok Sarang Rembang, santri KH Zubair Dahlan, dan hafal al-Quran dari KH Arwani Amin Kudus. Kiai Sholeh mengkhatamkan Al Qur’an selama 1 tahun dengan Kiai Arwani. Oleh sebab itu, Kiai Sholeh dikenal guru yang mahir kitab kuning dan Al Qur’an sekaligus.

Kiai M. Najib belajar kitab dan menghafalkan Al Qur’an (belum khatam) dengan Kiai Sholeh ini. Kitab-kitab dasar dan menengah Pesantren dilahap Kiai Najib dengan antusias, seperti Taqrib, Sullamut Taufiq, dan Minhajul Qawim.

Menuju Kota Gudeg

Kiai Najib meneruskan studinya di Kampus IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta seperti kakaknya KH Humam Suyuthi.

Selain menimba ilmu di kampus ini, Kiai Najib memanfaatkan waktu untuk mengaji dengan KH Ali Maksum, Rais ‘Aam Syuriyah PBNU, di Krapyak Yogyakarta.

Tidak hanya kepada KH Ali Maksum, Kiai Najib juga berguru kepada KH Prof. Dr. Thalhah Mansur, Pendiri IPNU. Salah satunya ngaji kitab Kifayatul Akhyar dan Riyadlus Shalihin.

Berangkat ke Mesir

Kiai Najib berkesempatan berangkat ke Mesir untuk menambah ilmu dan wawasan. Beliau termasuk generasi pertama Pesantren Raudlatul Ulum yang berangkat studi ke Mesir.

Meskipun beliau tidak menyelesaikan studi di Mesir, namun pengalaman di Mesir membuat Kiai Najib memahami keilmuan dan peradaban Mesir yang menjadi pusat keilmuan dan peradaban Islam sekarang.

Pengalaman ini menambah spirit Kiai Najib untuk mengirimkan santri-santri Pesantren Raudlatul Ulum ke Mesir untuk menimba ilmu, khususnya di Universitas Al Azhar Kairo yang dikenal dengan pemikiran Islam moderat.

Studi di IAIN Walisongo

Kiai Najib meneruskan studi Pascasarjana di IAIN Walisongo Semarang.

Kiai Najib menulis tesis tentang Metodologi Istimbath Hukum Khatib As-Syirbini dalam kitab Tafsir As-Sirojul Munir.

Pemikiran Kiai Najib

Banyak sekali pemikiran progresif Kiai Najib. Antara lain:

1. Kemandirian Pesantren

Kemandirian pesantren menurut Kiai Najib adalah suatu keniscayaan. Jangan sampai [esantren bergantung kepada pihak lain yang bisa mengganggu independensi pesantren.

Jika pesantren mandiri, maka pesantren mampu membuat kurikulum yang mampu mengantarkan seorang santri sebagai kader ideal Islam Masa depan.

Kiai Najib tidak hanya berpikir, tapi juga bertindak. Kiai Najib merintis usaha-usaha baru di Pesantren Raudlatul Ulum, seperti sektor pertambaan, tekstil, pertanian, dan mengembangkan koperasi pesantren yang melayani kebutuhan santri.

2. Manajemen Professional Pesantren

Kiai Najib berpandangan bahwa pesantren harus mempunyai sistem dan manajemen yang kuat, tidak hanya mengandalkan figur.

Sistem dan manajemen kuat yang dikontrol dengan intensif akan membantu santri dalam meraih hasil terbaik dalam thalabul Ilmi.

Berbagai prestasi akan diraih pesantren dengan menerapkan manajemen dan sistem professional. Berbagai terobosan manajemen dilakukan Kiai Najib untuk melakukan modernisasi Pesantren Raudlatul Ulum.

Antara lain:

– Dalam Bidang pendidikan: setiap 30 santri dibimbing oleh satu guru. Satu minggu 3 kali sorogan, sehingga 1 bulan 12 kali sorogan. Guru ini tidak sekadar mengajar, tapi melakukan monitoring perkembangan santri, memotivasi, dan meningkatkan keilmuan dan skills santri, sehingga ada perkembangan signifikan dalam peningkatan kualitas santri.

– Dalam bidang keuangan: keuangan pesantren berada dalam satu rekening terpusat, tidak berbeda-beda. Rekening tersebut dibawa oleh orang lain, sehingga untuk pencairannya membutuhkan sistem yang clear sesuai SOP. Ini untuk menghindari kesalahan yang tidak boleh terjadi di pesantren, sehingga ada transparansi dan akuntabilitas pesantren dalam bidang keuangan.

– Dalam bidang keguruan dan kesiswaan. Kedisiplinan guru dan murid menjadi distingsi Pesantren Raudlatul Ulum. Sistem terus diperbaharui untuk meningkatkan kedisiplinan guru dan murid. Setiap siswa baru menandatangi Surat perjanjian yang bermaterai mengenai peraturan pesantren dengan sanksi yang jelas. Akhirnya, siswa sadar sendiri menjadi orang yang disiplin ketika belajar di Pesantren Raudlatul Ulum. Disiplin menjadi kunci kesuksesan dalam thalabul Ilmi dan dalam bidang yang lain.

3. Pemikiran Progresif Fiqh

Kiai Najib zaman dulu aktif dalam forum Bahtsul Masail. Berbagai forum Bahtsul Masail tingkat Cabang dan MWC beliau hadiri dengan penuh antusias.

Hal ini tidak lepas dari keluarga beliau yang aktif dalam Organisasi NU. Ayahnya, KH A Suyuthi Abdul Qadir adalah Rais Syuriyah PCNU Pati sampai akhir hayatnya. Kakaknya, KH Salim Suyuthi adalah Ketua Tanfidziyah dan Rais Syuriyah PCNU Pati. KH Humam Suyuthi, kakaknya yang lain, adalah Ketua LP Maarif NU Pati selama beberapa periode.

Beberapa pemikiran progresif dalam konteks fiqh Kiai Najib adalah:

– Bunga bank tidak termasuk riba sebagaimana keterangan dalam kitab karya Sayyid Thantawi yang berjudul :

معاملة البنوك وأحكامها الشرعية

– Bolehnya perempuan iddah berangkat haji dengan syarat: hajinya wajib dan tidak ada peluang berangkat haji jika tidak berangkat sekarang. Pendapat ini disampaikan Dawud Al-Dhahiri dalam kitab Raudloh.

Pemikiran fiqh ini meneruskan pemikiran progresif ayahnya KH A Suyuthi Abdul Qadir. Salah satu pemikiran Kiai Suyuthi adalah: tidak sah nikah sirri karena bertentangan peraturan pemerintah.

Terobosan Pengembangan Pesantren

Pesantren Raudlatul Ulum Guyangan di bawah kepemimpinan KH Najib Suyuthi berkembang pesat. Sekitar 6 ribu santri belajar di Pesantren ini.

Banyak terobosan yang dilakukan Kiai Najib.

Dalam konteks infrastruktur:

Kiai Najib membangun infrastruktur sehingga representative dan ramah lingkungan.

Pembangunan gedung terus dilakukan tanpa henti. Pondok putra dan putri, gedung sekolah, dan Rumah Sakit As-Suyuthiyah diperbaharui pembangunannya sehingga representative dan ramah terhadap santri.

Saat ini pembangunan Gedung Raudlatul Ulum 2 yang berada di belakang Rumah Sakit As-Suyuthiyah sedang berlangsung. Gedung ini dirancang Berbasis penghijauan sehingga ramah lingkungan dan membuat santri semakin enjoy belajar di Pesantren.

Dalam konteks peningkatan bakat minat santri, Kiai Najib membuat beberapa terobosan:

– Bahtsul Masail dirintis dan dikembangkan sejak Tsanawiyah sampai Aliyah.

– Club Study dibentuk untuk mengetahui bakat santri, baik dalam bahasa arab-inggris, fisika, maupun yang lain.

– Audisi dilakukan secara reguler untuk mengetahui potensi santri dan perkembangannya.

Lumbung Kader Aswaja An-Nahdliyah

Pesantren Raudlatul Ulum yang dirintis KH A Suyuthi Abdul Qadir Dan diasuh KH M. Najib Suyuthi adalah lumbung kaderisasi Aswaja An-Nahdliyah. Kurikulum dan kegiatan Pesantren ini membentuk karakter santri Aswaja An-Nahdliyah.

Pengajian kitab, sorogan, Bahtsul Masail, berjanjenan, dan ziarah kubur menjadi amaliah Pesantren yang rutin dilakukan sehingga lahirlah santri-santri yang siap meneruskan estafet pemikiran dan perjuangan Hadlratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari yang menjadi guru spesial KH A Suyuthi Abdul Qadir.

Semoga KH M Najib Suyuthi diberikan kesehatan, kelancaran, dan istiqamah dalam mengasuh dan membesarkan Pesantren Raudlatul Ulum yang membawa kemanfaatan besar bagi masyarakat dan bangsa, Amiin.

IPMAFA, Kamis, 17 Oktober 2019

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *