Kiai Mas’adi Nawawi Jepara, Orang Alim yang Hidupnya Khumul

Kiai Mas'adi Nawawi Jepara Orang Alim yang Hidupnya Khumul

Kiai Mas’adi Nawawi Jepara, Orang Alim yang Hidupnya Khumul

Setelah melihat foto beliau, jadi teringat kenangan selama khidmah dan belajar bersama beliau. Tepat pada tahun 2000 penulis mondok di Pondok Pesantren Kulon Banon Kajen Pati, saat itu diasuh oleh Allahumarham Syaikhina KH. Muzammil Thohir, Abah dari Gus Muhammad Faeshol dan sekolah Aliyah di Mathaliul Falah Kajen Pati, saat itu Direkturnya masih Syaikhina Allahummarham KH. Sahal Mahfudz.

Tepat tahun 2003, setelah lulus Aliyah dari Mathole’, begitu kami para santri akrab menyebut sekolah unik ini, daripada nama resminya PIM (Perguruan Islam Mathali’ul Falah) sekolah yang dari awal pendiriannya fokus di Tafaqquh Fiddin dan menyiapkan kader yang sholih dan akrom.

Penulis berkenalan dengan kang Amin anak asli Jakarta, teman pondok Kajen juga kemudian diajak sowan kepada beliau. Saat sampai di kediaman beliau yang ada adalah ketenangan hati, kesejukan dan keteduhan. Itulah sowan pertama yang kemudian membekas dan hingga sekarang tidak hilang.

Beliau bernasab mulia, kakak dari Allahumarham Kiai Sahil Nawawi Sinanggul ini secara nasab bersambung hingga kepada pangeran diponegoro, salah satu pahlawan nasional.

Selama proses mondok di Kulon Banon, penulis berkesempatan mengaji dan berkhidmah ke beliau kurang lebih 5 tahun, karena kediaman beliau tidak jauh dari pondok yang saya juga belajar di dalamnya.

Hampir selama berkhidmah, siapapun yang sowan, rata-rata menemukan ketenangan dan kesejukan dari wajah beliau. Belum lagi solusi yang selalu beliau berikan ke tamu-tamunya, solusi yang tidak menghakimi, solusi yang tidak mengguruhi, solusi yang menentramkan hati tentunya.

Sosok Kiai yang Alim

Sebagaimana cerita beliau ke penulis, beliau termasuk alumni Mathole’ dan beliau juga mondok di Kulon Banon Yang saat itu di asuh Kiai Nawawi buyut dari Gus Abdullah Syafiq.

Setelah dari kajen, beliau juga mondok di Rembang. Salah satu bacaan beliau yang sering penulis lihat adalah kitab

إعلام الموقعين عن رب العالمين

Karya Syaikh Ibnul Qoyyim Alzaujiyyah.

Terkadang penulis diminta untuk membaca dan beliau memdengarkan sambil membenarkan bacaan penulis yang masih blepotan. Saat itu pandangan beliau memang sudah kabur dan kalau membaca kitab harus memakai kacamata.

Wiridan Kitab Hikam

Sepanjang khidmah dengan beliau, penulis ikut mengaji pengajian kitab hikam beliau dengan masyarakat sekitar termasuk teman-teman dari tayu, juwana yang dilaksanakan setiap malam jum’at setelah isya’ dan sudah hatam 3 kali, apa yang keluar dari penjelasan beliau dari kitab penuh hikmah ini adalah bagaikan tongkat yang diberikan oleh seorang guru kepada muridnya untuk menempuh jalan menuju TuhanNya.

Hampir murid beliau ketika selesai mengaji merasa apa yang disampaikan itu spesial untuk dirinya, memang salah satu keunikan ngaji hikam ketika yang meyampaikan guru yang pas, maka semua akan masuk pada relung hati para pendengarnya.

Sampai sekarang penulis punya kenangan yang tidak terlupakan, beliau ngajak penulis ke tayu beli recorder merk Sony dan kaset kemudian menyuruh penulis untuk rekaman full kitab hikam karya mbah bisri mustofa.

Tarekat

Beliau berbait tariqah Naqsabandiyah kepada KH. Abdullah Salam Kajen, hingga memiliki hubungan yang spesial dengan gurunya yang mulia ini, yang tidak banyak diketahui orang.

Kiai yang Tawadlu

Penulis sebagai santri sering menemani beliau menghadiri undangan, baik pernikahan, Pengajian Umum, atau yang lainnya, karena beliau berjalan sudah pakai tongkat.

Ketika sudah sampai dilokasi beliau tidak berkenan duduk di depan, ingin duduk dibelakang.

Beliau adalah kiai yang sayang kepada anak kecil dan yang hurmat terhadap orang dewasa.

Kiai yang khumul

Hampir 5 tahun, penulis Khidmah kepada beliau, terutama 1.5 tahun saat beliau stroke, ada hal-hal diluar nalar yang penulis saksikan, mulai orang-orang mulia yang sowan kepada beliau, sehari-hari apa yang dilakukan beliau saat berbaring di tempat tidur, banyak sir atau rahasia yang tidak bisa penulis sampaikan disini.

Banyak kenangan selama khidmah kepada beliau yang tidak bisa penulis bagikan semua disini. Keteladanan dalam menghormati tamu, disiplin dalam waktu, Sikap ramah terhadap istri, mengangap santri sebagai keluarga, ketawadduan dan keteladan dalam bersikap dan banyak lainnya

Kagem simbah Mas’adi, Alfatihah.

Demikian kisah Kiai Mas’adi Nawawi Jepara, Orang Alim yang Hidupnya Khumul

Surabaya, 12 Mei 2020.

Penulis: Ahmad Mujab Muthohhar.

artikel terkait baca di sini

Tonton vidio terkait karomah wali yang luar biasa. Tonton di sini

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *