Kiai Hamid Pasuruan Jelaskan Posisi Kewalian Seorang Gus Miek.
KH Achmad Siddiq adalah Rais ‘Aam PBNU 1984-1991. Beliau sosok ulama’ yang komplit dan pernah jadi sekretaris pribadi KH Wahid Hasyim. Kisah Kiai Achmad Siddiq dan Gus Miek sungguh unik dan kadang seperti penuh tanda tanya.
Saat itu, rombongan keluarga KH. Ahmad Shiddiq yang tengah khusyuk ziarah di makam Sunan Ampel terganggu oleh kedatangan rombongan Gus Miek yang terdiri dari berbagai latar belakang sosial. Rombongan yang cukup banyak itu sedikit gaduh sehingga mengusik rombongan yang lain, termasuk rombongan KH. Ahmad Shiddiq.
Melihat rombongan Gus Miek yang campur-aduk dan gaduh itu, KH. Ahmad Shiddiq akhirnya menyingkir dan melanjutkan perjalanan ke Pasuruan menemui Kiai Hamid Pasuruan yang masih kerabatnya sendiri. KH. Ahmad Shiddiq bercerita kepada Kiai Hamid bahwa dirinya telah bertemu dengan Gus Miek dan rombongannya saat ziarah di makam Sunan Ampel.
“Kiai, begini, Gus Miek itu di atas saya,” jawab Kiai Hamid setelah mendengar pengaduan KH. Ahmad Shiddiq.
“Ah, masak?” tanya K.H. Ahamd Shiddiq tidak percaya karena Kiai Hamid sudah sangat masyhur kewaliannya di kalangan ulama Jawa.
“Saya itu tugasnya ‘sowan’ kepada para kiai. Kalau Gus Miek itu tugasnya kepada bromocorah (bajingan),” jawab Kiai Hamid.
K.H. Ahmad Shiddiq hanya diam saja mendengarkan dan penuh keraguan.
“Benar, Pak Kiai. Gus Miek itu tugasnya kepada para bromocorah, para pemabuk, penjudi, perempuan nakal, dan orang-orang awam. Untuk tugas seperti itu, saya tidak sanggup,” tegas Kiai Hamid.
Setelah mendengar jawaban Kiai Hamid, KH. Ahmad Siddiq dengan perasaan yang berkecamuk langsung berangkat ke Ploso menemui KH. Djazuli (ayahnya Gus Miek) untuk mengadukan jawaban KH. Hamid tersebut.
“Begini, Kiai Ahmad. Saya dengan Gus Miek itu harus bagaimana?! Dulu, Kiai Watucongol (Mbah Dalhar) juga menceritakan kehebatannya Gus Miek. Saya jadinya hanya bisa diam saja,” jawab KH. Djazuli.
Diceritakan juga, K.H. Ahmad Shiddiq pernah mengadu kepada Kiai Hamid tentang sepak terjang Gus Miek dan para pengikutnya karena kebetulan KH. Ahmad Shiddiq juga sering ke Tulungagung, di rumah mertuanya, sehingga ia sering menyaksikan hal yang ganjil.
“Begini Pak Kiai, sampeyan kalau baik dengan saya, berarti juga harus baik dengan ‘sana’ karena ia kakakku. Sampean buka saja kitab ini halaman sekian,” jawab Kiai Hamid.
Akhirnya, KH. Ahmad Siddiq pulang dan membuka kitab yang telah sering dibacanya. KH. Ahmad Shiddiq pun menjadi mengerti maksud dari kitab itu dan kaitannya dengan laku Gus Miek.
Begitulah sosok Gus Miek. Para ulama’ mengakui kewaliannya yang begitu tinggi. Alfatihah.. (Umar/Bangkitmedia.com)
_____________________
Semoga artikel Kiai Hamid Pasuruan Jelaskan Posisi Kewalian Seorang Gus Miek ini memberikan manfaat dan barokah untuk kita semua, amiin..
simak artikel terkait di sini
simak video terkait di sini