Berita NU, BANGKITMEDIA.COM
BANTUL-Pondok Pesantren Al-Munawwir kembali berduka, tepat 1 minggu setelah haul Al-Maghfurlah KH. Muhammad Munawwir dan para Masyayikh, KH. R Abdul Hafidz Abdul Qodir Munawwir yang merupakan cucu dari KH. Muhammad Munawwir wafat pada hari Senin (05/03) di dalemnya, Krapyak
KH. R Abdul Hafidz Abdul Qadir merupakan salah satu dari dewan pengasuh Pondok Pesantren Al-Munawwir yang sangat istiqomah mengajarkan Al-Qur’an kepada para santrinya. Selain menjadi pengasuh komplek Huffadz II, beliau juga sangat rajin mengajar Al-Qur’an kepada santri putri Komplek Q setiap malam Ahad.
Dimata santri Komplek Q, Pak Hafidz, sapaan akrab para santri, merupakan sosok yang sederhana dan istiqomah mengajarkan Al-Qur’an. Jika kebetulan memiliki acara pada malam Ahad, beliau akan menyempatkan waktu untuk hadir mengajarkan Al-Qur’an kepada santri Komplek Q walaupun hanya beberapa menit. Jika berhalangan hadir, beliau akan memberikan kabar dan meminta maaf kepada kepada pengurus.
“Pak Hafidz merupakan sosok yang sederhana dari penampilannya, mungkin banyak orang yang tidak mengira bahwa pak Hafidz adalah kiai besar, cucu dari Mbah Munawwir sang mahaguru Al-Qur’an, karena pak Hafidz dalam penampilannya lebih sering mengenakan sarung, kopyah, batik dan menaiki motor. Apabila hujan, beliau akan megenakan payung, kesederhanaan sangat tampak pada diri beliau,” ucap Khalimatu Nisa selaku Lurah Komplek Q.
Hal senada juga disampaikan oleh Nurin Hidayati, Pak Hafidz merupakan sosok yang apa adanya, baik dari perilaku maupun ucapannya.
“Saya sangat termotivasi untuk mengikuti pengajian Al-Qur’an bersama Pak Hafidz, selagi ada kesempatan untuk mengaji secara langsung, ya saya manfaatkan kesempatan tersebut,” ungkap Nurin Hidayati.
Malpha Della, santri Komplek Q yang rajin mengikuti pengajian Pak Hafidz menuturkan bahwa Kiai Hafidz memiliki ciri khas ketika menyampaikan pembelajaran.
“Lima menit ya, semoga 5 menit ini bisa memberikan pembelajaran bagi santri Komplek Q,” ujar Malpha Della menirukan ucapan Pak Hafidz.
Di akhir pengaosan, lanjut Malpha, Pak Hafidz selalu memberikan cerita-cerita kepada kami.
“Beliau akan bercerita baik tentang pengalaman beliau pribadi, keluarganya, santri-santrinya, dan pesan dakwah lainnya yang bisa diambil hikmahnya oleh kami,” tegas Malpha.
Pada tahun 2016, cerita Malpha, komplek Q pernah khataman ngaji bersama Pak Hafidz. Setelah khatam, kami kembali mengaji dengan pak Hafidz tetapi dengan surat yang mengacak, biasanya surat penting yang akan dipilih oleh beliau, saya pernah membatin “jika mengaji dengan acak seperti ini, kapan akan khatam lagi ya?”
“Ternyata saya mendapatkan jawabannya bersamaan dengan kepulangan beliau kepada gusti Allah,” tandas Malpha. Berita Islami Terkini. (Ayu/rk)