Kiai Abdul Kamal Pati, Guru Terbaikku Itu Telah Pulang- KH. Abdul Kamal, pribadi santun, open santri.
Ahad, 4 Sya’ban 1441-29 Maret 2020, saya kehilangan salah satu guru terbaik kami. Saya lahir, besar, dan berkembang di pelosok desa yang jauh dari pusat ilmu dan peradaban.
KH Abdul Kamal mengenalkan kami kitab kuning. Beliau telaten, open, dan aktif mendidik akhlak dan mengajar ilmu kepada kami. Keikhlasannya sungguh luar biasa. Istiqamahnya mengajar santri tidak mengenal waktu. Cintanya yang besar kepada santri menjadikan seluruh waktunya untuk santri.
Banyak kitab yang saya kaji dengan beliau sejak masuk di Madrasah Tsanawiyah Misbahul Ulum Pasucen Trangkil Pati. Di Madrasah, beliau mengajar ilmu tauhid. Di ndalem beliau berbagai kajian kitab kuning digelar bersama santri.
Mabadiul Fiqhiyyah Juz 3, Ushfuriyah, Daqaiqul Akhbar, Syarah Imrithi, dan Syarah Ibnu Aqil Ala Alfiyyati Ibni Malik adalah sebagian kitab yang saya mengaji kepada KH. Abdul Kamal.
Tentu yang paling berkesan-membekas adalah Syarah Ibnu Aqil yang membutuhkan waktu dua tahun, dari kelas 2 tsanawiyah sampai 3 tsanawiyah Misbahul Ulum.
Waktu sore menjelang maghrib saya mengaji kitab ini menggunakan ontel (bersepeda) dari rumah sampai ndalem KH Abdul Kamal sekitar 1 km. Waktu hujan beliau tetap mengaji sesuai jadual waktu.
Modal berharga belajar Syarah Ibnu Aqil inilah yang penulis bawa ketika studi di Perguruan Islam Mathali’ul Falah (PIM) Kajen dan Pondok Pesantren Raudlatul Ulum asuhan KH Ahmad Fayumi Munji al-Maghfurlahu.
Tidak bisa saya bayangkan jika orang kampung masuk desa Kajen yang dipenuhi pesantren dengan santri yang berasal dari banyak tempat dan banyak dari mereka adalah putra ulama-ulama besar.
Saya awalnya minder studi di PIM. Maklum orang kampung yang hidup jauh di pelosok. Alhamdulillah berkah ngaji kitab Syarah Ibnu Aqil ala Alfiyyati Ibni Malik, saya sedikit bisa beradaptasi belajar di Kajen bersama putra ulama-ulama besar dari berbagai daerah.
Guru yang sabar dan telaten mendidik dan mengajari saya ini, hari ini dipanggil ke rahmatullah. Sungguh sebuah duka yang sangat mendalam, bukan hanya bagi santri, tapi semua santri beliau.
Ahli Falak
Saya pernah diajari sendirian ilmu falak oleh KH Abdul Kamal. Namun, Karena saya tidak punya bidang ilmu di sini, akhirnya sampai sekarang juga belum mampu.
KH. Abdul Kamal pernah mengajar ilmu falak bersama para remaja di kampung kami, dukuh Wonokerto. Alhamdulillah pengajaran falak ini berjalan secara antusias. Kader-kader muda mengikuti dengan seksama.
Saya tetap mengikuti pelajaran ini semampunya dari belakang dengan niat hurmat sama guru.
Menekuni Tasawuf
Beliau lama berbaiat thariqah. Beliau akrab dengan KH Ahmad Nafi’ Abdillah Kajen Pati yang menjadi mursyid thariqahnya di Kajen.
Ketika penulis sowan, beliau memberikan wejangan supaya mengaji dan mengamalkan ilmu tasawuf supaya hati tenang dengan berdzikir kepada Allah.
Salah satu kitab yang beliau kaji adalah Sirajut Thalibin syarah Minhajul Abidin karya KH Ihsan Jampes. Beliau kaji dan amalkan kitab ini.
Saksi Santri
Ya Allah, sebagai santri kami bersaksi beliau orang shaleh, ikhlas, dan sayang kepada kami. Mengajar adalah wirid beliau.
اللهم اغفر له وارحمه وعافه واعف عنه واجعل الجنة مثواه امين يا رب العالمين
الي روح شيخنا عبد الكمال الحاج وزوجته وأبيه واساتيذه وطالبيه الفاتحة …. امين يا رب العالمين
Demikian artikel Kiai Abdul Kamal Pati, Guru Terbaikku Itu Telah Pulang semoga manfaat dan barokah untuk kita semua, amiin..
simak artikel terkait di sini
kunjungi juga channel youtube kami di sini
Penulis: Dr KH Jamal Ma’mur Asmani, wakil Ketua PCNU Pati dan dosen IPMAFA Pati.
Editor: Anas Muslim