KH Sholeh Qosim Ikut Perang 10 November 1945 di Surabaya

kh sholeh qosim yes

Umat Islam Indonesia, khususnya warga nahdliyyin berduka sangat mendalam atas wafatnya kiai kharismatik asal Sidoarjo, KH Sholeh Qosim. Kamis, 10 Mei 2018, waktu Maghrib, saat KH Sholeh Qosim sedang sujud menjalankan sholat maghrib, Allah memanggilnya hamba tercinta dengan penuh kasih sayang. Tanda-tanda husnul khotimah sangat jelas: wafat pada Kamis malam Jum’at dan dalam posisi sujud.

Lahir pada tahun 1930 di Sidoarjo, KH Sholeh Qosim termasuk kiai yang merasakan perjuangan kemerdekaan RI. Ayahnya, Kiai Qosim termasuk barisan ulama’ bersama KH Hasyim Asy’ari dalam perjuangan melawan penjajah. Saat NU memproklamasikan Resolusi Jihad 22 Oktober 1945, Kiai Qosim masuk barisan Sabilillah yang dipimpin oleh KH Masykur, Malang.

Saat itu, usia KH Sholeh Qosim masih sangat muda, 15 tahun. Tapi darah perjuangan sang ayah mengalir dalam dirinya. Makanya, dalam usia itu, KH Sholeh Qosim ikut bersama ayahnya masuk dalam barisan Sabilillah. Dalam barisan tentara ini, KH Sholeh Qosim bergelora perjuangannya, ikut menjadi saksi perang 10 November 1945.

Ketika 22 Oktober 1945 itu, semua pasukan santri yang mendapatkan instruksi langsung dari Hadratusysyaikh KH Hasyim Asy’ari, segera merapatkan barisan untuk siap berperang melawan Inggris dan sekutunya. KH Abbas Buntet Cirebon menjadi panglima perang yang menggetarkan Surabaya. Kesaktian KH Abbas Buntet diakui semua ulama’, khususnya KH Hasyim Asy’ari.

Karena masuk barisan tentara Sabilillah inilah, KH Sholeh Qosim selalu menjadi referensi utama ketika bangsa ini berkisah tentang perang 10 November 1945. Saat HUT TNI ke-72 di Cilegon Banten tahun 2017, KH Sholeh Qosim mendapat undangan khusus dari Presiden Jokowi untuk menghadirinya. Bahkan, Presiden Jokowi mencium tangan KH Sholeh Qosim dengan penuh hormat dan takdzim.

Itulah KH Sholeh Qosim, sosok kiai pejuang yang tak pernah lelah dalam menghadiri setiap acara NU. Dalam dirinya mengalir darah perjuangan, semoga akan lahir generasi penerus eyang menggelorakan semangat perjuangannya. Perjuangan KH Sholeh Qosim akan selalu dikenang generasi saat ini.

Kepada KH Sholeh Qosim, Pengasuh Pesantren Bahauddin Sepanjang Sidoarjo, Al-Fatihah…. (mm).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *