KH Habib A. Syakur, Pengasuh Pesantren Al-Imdad Bantul dan Wakil Rais Syuriah PWNU DIY.
إنا لله وإنا إليه راجعون
Pada hari ini saya tersentak mendengar kabar guruku KH Muhadi Zainuddin menghadap ke haribaan Allah SWT. Saya bersaksi beliau orang sangat sangat baik. Saya yakin beliau adalah ahli surga.
Sosok Kyai ini adalah sosok yang sangat optimistis dalam memperjuangkan agama Allah SWT. Al-Muhsin yang dulu hanya berupa mushalla kecil sekarang sudah menjadi lembaga pendidikan yang dikenal di seluruh Nusantara, yang terdiri dari lembaga pendidikan untuk anak-anak hingga perguruan tinggi.
Lembaga yang ada bukan hanya pendidikan agama an sich, akan tetapi ada tahfidz, pendalaman keagamaan Islam, ketrampilan, ekonomi, perbankan dll yang sangat bermanfaat bagi masyarakat. Tidak hanya di Krapyak wetan, bahkan sampai di Kecamatan Kasihan dan wilayah Kecamatan Sewon yang lain. Ini semua karena kegigihan dan optimisme yang sangat tinggi dari almarhum almaghfur lahu.
Bukan hanya Al-Muhsin, yang kini menjadi Pondok Pesantren Aji Mahasiswa Al-Muhsin, IIQ An-Nur Ngrukem yang dulu bernama STIQ Annur Ngrukem juga tidak lepas dari kegigihan dan optimisme almarhum almaghfur lahu. Beliau ada Ketua (Rektor) STIQ Annur yang pertama.
Kegigihan dan optimisme beliau saya saksikan sejak tahun 1976. Beliau adalah orang pertama yang mengenalkan saya Kitab Jurumiyah. Beliau guru Kitab Jurumiyah pertama saya. Dengan gaya beliau yang optimistis, sejak awal saya mondok di Krapyak, beliau selalu memotivasi saya untuk maju dan maju. Ternyata sebelum beliau wafat, beliaulah nama guru saya yang saya sebut.
Beliau wafat pukul 16.00 hari ini (Jum’at, 30 Agustus 2019), dan pada hari ini pula di depan guru-guru MADIN se Desa Wonokromo Pleret Bantul pada kira-kira jam 15.30 nama beliau saya sebut. Subhanallah. Insyaallah husnul khatimah.
Ya Allah… Tempatkan beliau di sisiMu di tempat paling mulia. Amin.
