Kewalian Guru Sekumpul, Kiai Hamid Pasuruan Tegaskan Saat Pertama Kali Bertemu

Kiai Hamid Pasuruan Tegaskan Kewalian Guru Sekumpul

Kewalian Guru Sekumpul, Kiai Hamid Pasuruan, Tegaskan Saat Pertama Kali Bertemu.

Kiai Hamid Pasuruan dan Abah Guru Sekumpul adalah kekasih kisah Allah yang masyhur di Indonesia, bahkan di berbagai penjuru dunia. Sepanjang hayatnya, semua menjadi rujukan umat dalam berbagai interaksi yang hidup. Ketika wafat, ribuan manusia berduyun-dayun datang untuk mengenang, berdzikir, bermunajat, dan mengharap berkah dari Allah SWT. 

Pertama kali bertemu terjadi tahun 1965. Saat itu, Guru Sekumpul muda bersama pamannya Syekh M. Semman Mulia berangkat ke pulau Jawa. Tujuan utama mereka berdua mencari guru pembimbing rohani atau Murobbi Mursyid. Tempat pertama yang didatangi adalah kota Bangil, Jawa Timur. Minta tolong dan ajukan saran untuk Al-‘Alimul ‘Allamah Syekh M. Syarwani Abdan atau yang dikenal dengan Guru Bangil.

Syekh M. Syarwani Abdan atau Guru Bangil lahir di Martapura tahun 1913. Dia adalah salah satu ulama terkemuka zuriat. Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari dan masih sepupu Guru Sekumpul. Sahabat karib Kiyai Hamid Pasuruan ini wafat di Bangil 11 September 1989 M. Haulnya dihadiri ribuan orang setiap tahunnya.

Guru Bangil adalah seorang ulama kelahiran besar Martapura yang sudah cukup lama berdomisili di kota Bangil. Setelah bertemu dan mengucapkan ingin datang, Guru bangil berkata:

“Sepengetahuan aku, di Jawa ini, hanya ada dua yang ahli dalam urusan ini, pertama Kyai Ma’shum Lasem, sudah berlalu dan hanya lagi Kyai Hamid Pasuruan yang masih hidup.”

KH Ma’shum Ahmad, atau dikenal dengan Mbah Ma’shum Lasem, adalah ulama yang lahir di kota Lasem pada tahun 1870 ini. Murid Syaikhona Kholil Bangkalan, Madura memiliki banyak murid yang menjadi ulama besar. Ia wafat tahun 1972.

Sementara Kyai Hamid atau KH. Abdul Hamid bin Abdullah, lahir di Lasem juga, Kab. Rembang Jawa Tengah pada tahun 1914. Dia juga menerima sebagai Wali besar yang memiliki banyak karomah.

Meskipun masih dimiliki Sayyid Abdurrahman Basyaiban atau dikenal sebagai Mbah Sambu, Lasem. Mbah Sambu menghasilkan banyak ulama ‘besar di Tanah Jawa, termasuk KH Hasyim Asy’ari.

“Kami siapkan saja siapa pun yang aku-Murobbi, Sementara kamu saorang,” kata Guru Semman Mulia.

Di sini, Guru Bangil kemudian meminta Guru Sekumpul muda untuk mengirim surat untuk Kyai Hamid, namun sampai sekitar lima kali mencoba membuat surat, tetapi selalu gagal.

“Menurut aku, baik kita sekarang, malam ini juga ke Pasuruan menghadap Kyai Hamid,” kata Guru Bangil.

Gunakan ini saat semuanya sudah tengah malam.

Dengan menggunakan mobil, lewat tengah malam baru hingga ke Pasuruan, mobil langsung menuju rumah Kyai Hamid. Masih waktu dinihari ternyata Kyai Hamid masih belum tidur dan sedang menerima tamu. Saat itu cukup banyak tamu, sehingga Guru Bangil dan rombongan duduk cukup jauh dari Kyai Hamid.

Rombongan disuguhi minuman, usai minum Kyai Hamid berdoa. Selesai berdoa, Kyai Hamid lalu berdiri dan tiba tiba tiba Guru Sekumpul dan menepuk-nepuk bahu beliau sambil berucap: “Gubernur Kalimantan, Gubernur Kalimantan …”

Malam itu juga rombongan kembali ke Bangil. Di perjalanan ban mobil sempat pecah, tapi syukur semua selamat sampai tiba kembali ke Bangil. Sesampainya di rumah Guru Bangil, rombongan istirahat sambil minum kopi. Kemudian Guru Bangil mengundang berziarah ke satu Makam seorang Habib. Saat dianggap Guru Bangil berucap:

“Zaini dan Semman, kalian berdua aku angkat sebagai saudaraku dunia akhirat, Shohibul Makam (pemilik makam) ini cukup yang menjadi saksi.”

(Mukhlisin)

_______
kisah sukses hikmah dari Kewalian Guru Sekumpul, Kiai Hamid, Pasuruan, Tegaskan Saat Pertama Kali Bertemu. 

semoga Manfaat dan barokah untuk kita semua ..

simak juga artikel terkait disini
simak juga video disini

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *