Kesabaran dan Keikhlasan Nabi Ibrahim, Khutbah Idul Adha 1441 Hijriyah

Kesabaran dan Keikhlasan Nabi Ibrahim, Khutbah Idul Adha 1441 Hijriyah

Kesabaran dan Keikhlasan Nabi Ibrahim, Khutbah Idul Adha 1441 Hijriyah.

Oleh: KH Mudhakir, Ketua Lembaga Bahtsul Masail PCNU Sukoharjo.

Khutbah Pertama

اَللهُ أَكْبَرْ x۳ اَللهُ أَكْبَرx ۳ اَللهُ أَكْبَرx۳, كَبِيْرًا وَاْلَحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا, وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً, لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ, أَللهُ أَكْبَرُ وَ للهِ الْحَمْدُ
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي اصْطَفَى اِبْرَاهِيْمَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ خَلِيْلًا, وَجَعَلَهُ لِلنَّاسِ إِمَامًا, وَ إِنَّهُ كَانَ صِدِّيْقًا نَبِيًّا, أَشْهَدُ أَنْ لَآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ الَّذِي لَمْ يَتَّخِذْ صَاحِبَةً وَلاَ وَلَدًا, وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا, الَّلهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ صَلَاةً دَائِمَةً وَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا, أَماَّ بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ, أُوْصِيْكُمْ وَاِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى, اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْم, بسم الله الرحمن الرحيم, يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَ لَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَ أَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
اَللهُ أَكْبَرْ، اَللهُ أَكْبَرْ، اَللهُ أَكْبَرْ وَ للهِ الْحَمْدِ

Ma’aasyirol muslimiinawal muslimat rohimakumullooh.

Marilah senantiasa kita bersyukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmah yang tak terhingga, termasuk nikmah kesehatan sehingga di pagi ini kita dijumpakan dengan Hari Raya ‘Idul Adha 1441 H dengan tanpa ada halangan suatu apapun. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW. yang kita nantikan syafaatnya di Yaumil Qiyamah. aamiin ya robbal ‘aalamiin.

Selanjutnya, marilah kita berupaya meningkatkan taqwa kepada Allah SWT di setiap keadaan, baik suka maupun duka, lapang rizki maupun sempit, dan baik saat sedang berada di antara orang banyak maupun saat sendirian. Yakni, dengan senantiasa melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Dengan taqwa inilah Allah SWT akan senantiasa menyertai kita dengan rahmat kasih saying dan keselamatan, fiddunya wal akhiroh. Allah SWT berfirman dalam Surat An-Nahl: 128

إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُونَ

Artinya: Sesungguhnya Allah menyertai orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.

اَللهُ أَكْبَرْ، اَللهُ أَكْبَرْ، اَللهُ أَكْبَرْ وَللهِ الْحَمْدِ

Ma’aasyirol muslimiinawal muslimat rohimakumullooh.

Pada hari ini, Jum’at, 10 Dzul Hijjah (31 Juli 2020), kita memperngati ‘Idul Adha atau ‘Idul Qurban yang juga dikenal dengan Hari Raya Haji. Meskipun di musim haji ini para calon jamaah haji Indonesia dan negara-negara lain tidak diperkenankan menunaikan ibadah haji ke tanah suci Makkah Al-Mukarromah dan ziyarah Madinah Al-Munawwaroh karena Pemerintah Arab Saudi hanya memberi ijin kepada jamaah dalm jumlah terbatas dan bagi yang mukim di wilayah Saudi saja.

Keputusan tersebut bertujuan menjaga keamanan, keselamatan, dan kesehatan jama’ah dari covid-19. Hal ini berlandaskan bahwa menjaga diri dari hal-hal yang dapat membahayakan atau merusak itu harus lebih didahulukan daripada mendatangkan kemaslahatan.

Sebuah qo’idah fiqhiyyah menyatakan :

دَرْءُ الْمَفَاسِدِ مُقَدَّمٌ عَلَى جَلْبِ الْمَصَالِحِ

Artinya: menolak kemafsadatan/kerusakan iyu lebih didahulukan daripada menarik/mendatangkan kemaslahatan.

Pemerintah Negara kita bahkan sudah mengumumkan pembatalan keberangkatan jama’ah haji pada tanggal 2 Juni 2020 yang lalu untuk menjaga keselamatan calon jamaah haji. Semoga para calon jamaah haji yang tidak dapat berangkat tahun ini mampu menerima kenyataan ini dengan sabar dan ihklas. Semoga mereka dapat berangkat haji di tahun yang akan datang dengan aman, lancar, dan dimudahkan segala sesuatunya. Aamiin yaa robbal ‘aalamiin.

اَللهُ أَكْبَرْ، اَللهُ أَكْبَرْ، اَللهُ أَكْبَرْ وَللهِ الْحَمْدِ

Ma’aasyirol muslimiinawal muslimat rohimakumullooh,

‘Idul Adha yang kita peringati saat ini berada pada situasi ujian/cobaan yang berbeda dari sebelumnya dan mungkin tidak pernah kita bayangkan sebelumnya, yakni situasi pandemi covid-19. Sebuah situasi yang tidak nyaman diraskan oleh siapapun, aktifitas terbatasi dan harus terkontrol dengan protocol kesehatan, dampak buruk di bidang kesehatan dan ekonomi yang ditimbulkan menjadi sebuah keniscayaan, dan lain-lain.

Hal ini mengingatkan kepada kita untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan meanaati semua perintah-Nya. Sebagaimana Nabi Ibrahim as. di kala mendapatkan ujian dari Allah untuk melaksanakan perintah-perintah-Nya, beliau melaksanakannya dengan sempurna dilandasi kesabaran dan keikhlasan. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqoroh: 124 :

وَإِذِ ابْتَلَىٰ إِبْرَاهِيْمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ ۖ

Artinya: dan (ingatlah) ketika Nabi Ibrahim as. diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, maka ia melaksanakannnya dengan sempurna.
Di dalam kitab tafsir Al-Qur’anil ‘Adhim yang disusun Abul Fida’ Ismail bin Umar Ibnu Katsir, lafadh bikalimaatin ditafsiri :

أَيْ : بِشَرَائِعَ وَ أَوَامِرَ وَ نَوَاهٍ

Artinya Nabi Ibrahim as. diuji oleh Allah SWT dengan syariat, perintah lan larangan.

Mengenai rincian syariat tersebut, di antaranya tentang thaharoh/kebersihan dan kesucian badan, misal khitan, mencukur kumis, bersiwak/membersihkan gigi, memotong kuku, dan lain-lain, serta tentang beberapa manasik Haji. Termasuk di dalam ujian beratnya adalah menempatkan Siti Hajar beserta Ismail as. di lembah Makkah dan perintah menyembelih putra tercintanya, Nabi Ismail as.

اَللهُ أَكْبَرْ، اَللهُ أَكْبَرْ، اَللهُ أَكْبَرْ وَللهِ الْحَمْدِ

Ma’aasyirol muslimiinawal muslimat rohimakumullooh

Sungguh sebuah contoh keteladanan bagi kita bagaimana Nabi Ibrahim as. menaati perintah Allah SWT. Di saat beliau diperintahkan menempatkan Siti Hajar lan Ismail as. yang saat itu masih bayi di lembah Makkah yang tandus, gersang, dan tidak berpenghuni serta sangat jauh dari negerinya sendiri, yakni Palestina. Akan tetapi perintah tersebut dilaksanakan dengan sabar, ikhlas serta tawakkal kepada Allah SWT. Disebutkan di dalam Al-Qur’an.

ربَّنَا إِنِّي أَسْكَنتُ مِن ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِندَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُواْ الصَّلاَةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِّنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُم مِّنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ

Artinya : Ya Allah, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak memiliki tanaman di dekat Baitullah yang dihormati. Ya Allah, (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati manusia cenderung kepada mereka dan berilah rizki kepada mereka berupa buah-buahan agar mereka bersyukur. (QS Ibrahim: 37)

Sebab ikhlas, sabar, dan tawakkalnya Nabi Ibrahim menjalankan perintah Allah, serta doa yang tiada hentiya beliau panjatkan, lembah yang tadinya tandus dan gersang menjadi berlimpah air dengan adanya sumber mata air Zam-Zam dan orang-orang mulai berduyun-duyun datang sehingga Makkah menjadi kota yang ramai, aman, dan makmur. Hingga kini dan selamanya, Makkah akan senantiasa dikunjungi jamaah haji dan mendapatkan limpahan rizki serta keberkahan dari Allah SWT.

Teringat pula bagaimana beratnya ujian Nabi Ibrahim as. saat diperintahkan Allah SWT melalui mimpi yang haq untuk menyembelih putra tercintanya, yakni Nabi Ismail as. yang saat itu menginjak usia 7 tahun. Meskipun sangat berat serta mendapat godaan dari Iblis, namun beliau tetap akan melaksanakan perintah tersebut dan akhirnya Allah memberi ganti dengan sembelihan qurban 1 ekor kambing.
Demikianlah sehingga Nabi Ibrahim disebut sebagai “kholiilullooh” (kekasih Allah) karena di hatinya yang ada hanyalah ketulusan mahabbatullooh (kecintaan kepada Allah) yang dibuktikan dengan menaati perintah-Nya.

Dalam sebuah syair, Al-Imam Asy-Syafi’i berkata:

لَوْ كَانَ حُبُّكَ صَادِقًا لَأَطَعْتَهُ # اِنَّ الْمُحِبَّ لِمَنْ يُحِبُّ مُطِيْعُ

Artinya:”Jika cintamu (kepada Allah) itu tulus niscaya kamu akan menaati-Nya # karena sesungguhnya orang yang mencintai itu akan menaati terhadap (perintah) Yang dicintai (Allah).

اَللهُ أَكْبَرْ، اَللهُ أَكْبَرْ، اَللهُ أَكْبَرْ وَللهِ الْحَمْدِ

Ma’aasyirol muslimiinawal muslimat rohimakumullooh

Sungguh seiring dengan kesabaran menaati perintah Allah inilah, kita menghias diri dengan husnudhdhonn dan memperbesar harapan kepada Allah, bahwa Allah SWT akan senantiasa mengawasi, melihat, serta menyertai kita dengan rahmat kasih sayang, penjagaan, dan terkabulnya doa permohonan. Allah SWT berfirman:

وَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ فَإِنَّكَ بِأَعْيُنِنَا

Artinya: Dan bersabarlah terhadap hukum/ketetapan Tuhanmu karena sesungguhnya engakau dalam pengawasan-Ku (Allah). (QS. At-Thur: 48)

Terlebih di saat situasi yang penuh cobaan seperti ini, harus senantiasa mendekatkan diri dan berdoa kepada Allah. Nabi Muhammad SAW. bersabda:

إِذا أحَبَّ الله عَبْداً ابْتَلاهُ لِيَسْمَعَ تَضَرُّعَهُ

Artinya: Jika Allah mencintai seorang hamba, maka akan mengujinya agar Allah mendengar doa khusyu’ hamba tersebut. (HR Baihaqi).
Tentunya, tidak cukup hanya dengan ikhtiyar batin berupa doa. Akan tetapi, harus berupaya melaksanakan ikhtiyar lahir dengan senantiasa mengikuti himbauan Ulama’ dan pemerintah untuk menjaga keselamatan dan kesehatan diri dengan memamtuhi protocol kesehatan yang telah ditetapkan. Termasuk pada saat nanti proses pelaksanaan ibadah qurban/udhiyyah, mulai dari proses penyembelihan, pencacahan, pengemasan, dan pendistribusian daging qurban kepada yang berhak diupayakan dengan mematuhi protocol kesehatan, missal dengan penyiapan sarana cuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer di lokasi, memakai masker, menjaga jarak antar satu dengan yang lain, dan lain sebagainya.

Ma’asyiral Muslimin rohimakumullooh,

Semoga kita dapat mengambil hikmah atau pelajaran dan contoh keteladanan dari Nabi Ibrahim as.di Hari Raya ‘Idul Adha ini. Semogha Allah SWT senantiasa menganugerahkan kesehatan lahir dan batin, keberkahan, dan keselamatan kepada kita semuanya, fiddunya wal akhiroh. Aamiin yaa robbal ‘aalamiin.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ * وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّا كُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ * إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ * وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ *

Khutbah Kedua: Kesabaran dan Keikhlasan Nabi Ibrahim, Khutbah Idul Adha 1441 Hijriyah.

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَر* اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ* اللهُ أَكْبَرُ, كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا * وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً * لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرْ * اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ *
اَلْحَمْدُ للهِ الْمَلِكِ اْلحَنَّانِ* أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ الْوَاحِدُ الْمَنَّانُ* وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّعِي إِلَى الْجِنَانِ* اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أُوْلِى اْلعِرْفَانِ *

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ الله، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ* وَاْعلَمُوْا أَنَّ يَوْمَكُمْ هَذَا يَوْمُ اْلعِيْدِ وَيَوْمُ اْلفَرَحِ وَالسُّرُوْرِ* قَالَ اللهُ تَعَالَى, اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْم, بسم الله الرحمن الرحيم * إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيّ, يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ آَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا* اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ * وَعَلَى آَلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْن * وَ الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْن * اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ* وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ* اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَ اْلاَمْوَات* اَللَّهُمَّ انْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ* وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِ الْمُؤْمِنِيْنَ * وَفَرِّجْ عَنِ الْمَكْرُوْبِيْنَ* وَاقْضِ الدَّيْنَ عَلَى الْمَدْيُوْنِيْنَ* اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلغَلاَءَ وَالْبَلاَءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَاْلبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَةً وَمِنْ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عَامَةً إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ * رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّ فِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَّ قِنَا عَذَابَ النَّار* وَ الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْن. آمِيْن يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن.

عِبَادَ اللهِ،

إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِذِى اْلقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَاْلبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ* وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْئَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ*
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Demikian naskah Kesabaran dan Keikhlasan Nabi Ibrahim, Khutbah Idul Adha 1441 Hijriyah, semoga bermanfaat.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *