Keluarga Maslahat: Pola Relasi Kesalingan (02)

kesalingan dalam keluarga

KH Husein Muhammad, Pengasuh Pesantren Darut Tauhid Arjawinangun Cirebon.

Dalam konteks Islam pembentukan sistem keluarga yang maslahah ini telah dituangkan dalam banyak ayat Al-Qur’an dan al-Sunnah, dua sumber utama. Paling tidak ada 6 atau 7 ayat yang bisa menjadi basis utama dari bangunan keluarga yang diharapkan Islam:

Bacaan Lainnya
  1. Q.s. Al-Nisa, 1, 19.
  2. Q.s. Rum, 21.
  3. Q.s. Al Baqarah, 187.
  4. Q.s. Al Taubah, 71.
  5. Q.s. Al Ahzab, 35.
  6. Q.s. Al-Hujurat, 13

Ayat-ayat suci di atas memberi petunjuk kepada kita agar relasi antar suami isteri secara khusus dan antar manusia secara umum dilakukan berdasarkan pola kesalingan. Kesalingan menghormati, membahagiakan lahir batin, melindungi, menjaga, mendukung, bekerjasama, menyayangi dan mencintai.

5 Cara Aktualisasi Relasi Kesalingan

Paling tidak kesalingan tersebut diaktualisasikan dalam 5 cara :

عَامِلِ النَّاسَ بِمَا تُحِبُّ اَنْ يُعَامِلُوكَ

  1. Perlakukan orang lain sebagaimana engkau ingin diperlakukan.

وَلَا تُعَامِلْ النَّاسَ بِمَا لَا تُحِبُّ اَنْ يُعَامِلُوكَ.

  1. Jangan perlakukan orang lain dengan cara yang tidak anda inginkan untuk diri anda sendiri

فَبِمَا أَنَّ كُلَّ إِنْسَانٍ يُرِيدُ أَنْ يُحْتَرَمَ اِخْتِيَارُهُ فَيَنْبَغِي أَنْ يَحْتَرِمَ اِخْتِيَارَ اْلآخَرِينَ،

  1. Oleh karena tiap orang ingin pilihan/pandangan hidupnya dihargai. Maka seyogyanya dia menghargai pilihan/pandangan hidup orang lain.

لَا تَحْتَقِرْ اَحَداً. وَلَا شَيْئاً فَاِنَّ اللهَ لَا يَحْتَقِرُهُ حِينَ خَلَقَهُ

  1. Jangan rendahkan siapapun dan apapun, karena Tuhan tidak merendahkannya saat menciptakannya

لَا تَكْمُلُ الْمَحَبَّةَ بَيْنَ اثْنَيْنِ حَتَّى يَقُولَ كُلٌّ لِلآخَرِ : اَنْتَ اَنَا

  1. Cinta dua orang tak bisa sempurna sampai masing-masing mengatakan “kau adalah aku yang lain”.

Pola tersebut sejalan dengan sabda Nabi Saw :

وَأَحِبَّ لِلنَّاسِ مَا تُحِبُّ لِنَفْسِكَ تَكُنْ مُؤْمِنًا …

“Cintailah orang lain dengan cara sebagaimana engkau mencintai dirimu sendiri. Kau benar-benar seorang mukmin yang baik”.

Ibnu Abbas mengatakan :
“Aku senang tampil menarik untuk isteriku sebagaimana aku senang dia tampil menarik untukku”.

Pola relasi kesalingan tersebut hanya bisa dijalankan manakala didasarkan pada prinsip kesetaraan dan keadilan, bukan dominasi dan subordinasi satu atas yang lain.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *