Keistimewaan Mbah Maimoen di Mata Para Ulama Negeri Syam

mbah maimoen dan ulama suriah

Dalam catatan kali ini, ingin sekali saya menuliskan beberapa penggalan pandangan ataupun penilaian masayikh negeri Syam (Suriah) terhadap sosok Kiyai kharismatik, Syaikhina Maimoen Zubair. Hadirnya tulisan singkat ini tak lain ialah mengharapkan keberkahan di 100 hari wafatnya beliau. Semoga bermanfaat dan menjadikan keberkahan kepada kita semua.

Berbicara kemasyhuran Syaikhina di kancah internasional, tentu tak perlu kita ragukan lagi. Seringkali kita dengar dari pengajian-pengajiannya, bahwa tak henti-hentinya kita dibuat takjub dengan cerita-cerita unik yang telah beliau lalui selama masih muda dulu. Segudang pengalaman membuat beliau sangat kaya akan ibrah yang beliau ambil usai rihlah di berbagai negara. Sehingga tak heran jika kita merasakan kenikmatan yang tiada jemu saat mendengarkan uraian pengajiannya.

Faktor usia yang kian bertambah justru menjadikan nama beliau semakin dikenal oleh khalayak. Dari kalangan ulama dan kaum terpelajar kawasan Afrika seperti Maroko, Sudan, Libya pun banyak yang mengenal sosok ulama kharismatik ini merupakan salah satu ulama berpengaruh terhadap perkembangan keilmuan Nusantara dalam dunia pesantren salaf abad ini. Bahkan di negara kawasan timur tengah sendiri nama Syaikhina sangat tidak asing. Khususnya para pelajar dan ulama-ulama setempat.

Hal ini tentu tidak lepas dari kunjungan-kunjungan Syaikhina sewaktu masih muda dulu, para putra-putri, dzurriyah dan santrinya yang tersebar dibelahan bumi untuk melanjutkan studi.
Dari situlah, sudah maklum kiranya kita menyaksikan, bahwa hampir tiap bulan pasti ada saja ulama timur tengah seperti Mesir, Yaman, Suriah, Makkah, Lebanon, yang berkunjung ke ndalem beliau.

Di negeri Syam (Suriah) sendiri, menurut santri senior, Syaikhina tercatat setidaknya dua kali atau bahkan lebih telah berkunjung ke negeri peradaban ini. Salah satunya ialah pada penghujung tahun 2003. Dalam dokumen resmi Universitas Bilad Al-Syam cabang Mujamma’ Syaikh Ahmad Kaftaru, beberapa bulan lalu saat Syaikhina wafat telah mengunggah foto yang diantaranya beliau, KH Ahmad Wafi, KH Ubab Maimoen, bersama Syaikh Ahmad Kaftaru. Usai kunjungan itu, tak terbilang betapa banyak kunjungan ulama-ulama negeri Syam ke ndalem beliau dalam rangka menyambung tali silaturahim dan keilmuan antara ulama Indonesia dengan ulama negeri Syam.

Berikut adalah ulasan dari penggalan pandangan ataupun penilaian ulama negeri Syam terhadap Syaikhina Maiomoen Zubair Allah Yarhamuh yang berhasil dihimpun dari berbagai sumber dan pengajian:

“Jadilah seperti Syaikh Maimoen, beliau benar-benar mampu mengubah dan memberikan banyak dampak positif. Bukan hanya satu kota, tapi puluhan kota yang merasakan dampak positifnya. Tak hanya itu, bahkan dampak ini bisa mengalir sampai putra-putrinya. Seperti salah satu putranya (Syaikh Taj Yasin Maimoen) yang sekarang menjadi wakil gubernur Jawa tengah. Semua ini tak lain sebab kesungguhannya dalam berkhidmah tanpa mengharapkan balasan apapun.” (Syaikh Dr. Taufiq Ramadhan Al-Buthi)

“Syaikh Maimoen merupakan sosok yang mampu menjadi suri tauladan bangsa Indonesia. diumurnya yang sudah kesekian, beliau tetap ikhlas niat berkhidmat kepada umat. Salah satunya ialah dengan mendirikan pesantren. Sebagaimana yang kalian tahu, berapa santrinya sekarang? Berdasarkan kunjungan saya waktu itu sangat banyak sekali. Untuk itu saya sama sekali tidak ragu dan berani mengatakan bahwa beliau merupakan salah satu “Ka’batul Qusshod” pusatnya orang-orang belajar, yang menjadi contoh tokoh perjuangan Islam.”

“Syaikh Maimoen, merupakan salah satu ulama yang Alim, faqih, muhaddis, berkebangsaan Indonesia tapi kemampuan berbicara bahasa arabnya melebihi kebanyakan orang-orang Arab. Beliau juga sangat mencintai negeri Syam, masyarakatnya, ulama-ulamanya, seperti Syaikh Muhammad Sa’id Ramadhan Al Buthi dan Syaikh Ahmad Kaftaru.” (Syaikh Dr. Muhammad Syarif Adnan As-Sawaf)

“Syaikh Maimoen merupakan Salah dari sekian ulama dunia yang sangat-sangat alim.” (Syaikh Dr. Muhammad Yasir Al-Qadmani)

“Wahai santri sekalian, tahukah kalian? Aku melihat cahaya-cahaya bersinar-sinar dari wajah Kiai Maimoen Zubair. Lihatlah dan perhatikanlah wajah kiai kalian ini, dari setiap lubang-lubang kulit tubuhnya, lubang-pori wajahnya, memancarkan cahaya… maka sungguh tak salah bila pesantren ini dinamakan Al-Anwar (Cahaya-cahaya). Aku bersaksi bahwa Kiai Maimoen Zubair ini waliyullah, dia alim dalam keilmuan dhohir dan alim dalam keilmuan bathin. Jika di Indonesia jumlah Walisongo ada sembilan, maka aku berpendapat bahwa Kiai Maimoen Zubair yang ke-10.” (Syaikh Dr. Rajab Dieb Allah Yarhamuh)

“Beliau mempunyai lembaga pendidikan yang menerapkan banyak sistem hafalan. Seperti hafalan Alfiah. Jadi, santrinya yang tersebar hampir hafal alfiah semua.” (Syaikh Dr. Muhammad Rajab Dieb, putra Syaikh Rajab Dieb)

Wallahu A’lam.

Teruntuk beliau, alfatihah..

Damaskus, 14 November 2019.

Penulis: Iqbal, santri Mbah Maimoen, sekarang tinggal di Damaskus Suriah.

mbah maimoen dan ulama suriah mbah maimoen dan ulama suriah mbah maimoen dan ulama suriah

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *