Karomah KH Masykur, Pahlawan Nasional dari Kota Santri Singosari

kh masyhur malang

Abdul Adzim Irsad, alumnus Universitas Ummul Quro Makkah, tinggal Malang.

Singosari salah satu kota tertua di Malang memiliki seribu satu kisah menakjubkan. Ketenaran Singosari sejak masa kerajaan Hindu kuno hingga masa internetisasi. Kerajaan Singosari pernah mendunia, sembuat Kaisar di Mongol tertarik untuk menginvasinya.

Jika Mesir memiliki wanita tercantik bernama Cleo Patra, maka di Singosari terdapat wanita tercantik yang bernama Ken Dedes. Dari masa ke masa, Singasari benar-benar memberikan inspirasi dunia.

Konon, Kaisar Kubilai Khan satu satu dari keturunan Genghis Khan Kaisar Mongol satu-satunya penguasa yang berusaha menginvasi Singosari, tetapi Prabu Kertarasaja Jayawardana mampu mengatasinya. Bahkan, pasukan yang dikirim ke Singasari mampu di habisi, sehingga tidak tersisa sedikit-pun. Konon, tentara yang kirim ke Singosari 20.000- 30.000 tentara, tetapi nraja Jawa Kertarajasa Jayawardana mampu menghancurkan pasukan Kubilai Khan.

Genghis Khan Kaisar Mongol sang Kakek dari Kubilai Khan mampu menginvasi Baghdad dengan cara otoriter. Padahal, Bagdad satu-satunya negeri yang kuat dan tak terkahalahkan. Tetapi, di tangan Mongilia, hancur dan porak poranda. Walaupun usia kekaisaran Mongol terbilang muda, kisaran 52 tahun. Didirikan pada tahun 1206 oleh Genghis Khan.

Genghis Khan dengan segala kemampuan dan kehebatan militernya, mampu memporak porandakan kota Baghdad pada tahun 1258 M. Genghis Khan mampu mengakhiri kehebatan Dinasti Abbasiyah yang dipimpin oleh Khalifah Al-Mu’tasim Billah. Hampir 90.000, bahkan ada yang mengatakan 1 juta jawa rakyat Baghdad terbunuh. Dan 3000 bangsawan dari keturunan Dinasti Abbasiyah terbunuh, dan yang masih hidup harus rela di hukum mati. Sementara Khalifah Al-Musta’sim, Khalifah ke-37 Bani Abbasyah, dibiarkan hidup agar bisa menyaksikan bagaimana kekejaman tentara Genghis Khan.

Ketika Singosari sudah memasui era Islam. Namanya tidak berubah, tetapi masyarakatnya berubah menjadi kaum sarungan (santri). Bahkan, bisa dikatakan kota wali. KH Abdullah Fakih Al-Hafidz, salah satu Imam Masjid Jamik pernah diajak berbincang-bincang oleh Habib Lutfi.

Kemudian Habib Lutfi berkata kepada KH Abdullah Fakih “saya melihat cahaya yang bersinar terang dari selatan dan utara”. Rupanya, cahaya yang bersinar di utara bersumber dari makam KH Thahir Bungkuk Singosari. Sementara, sumber cahaya dari utara bersumber dari makam KH Said Ketapang. KH Thohir Bungkuk dan KH Said Ketapang adalah waliyullah dari Malang.

Singasari menjadi kota santri, karena banyaknya pondok pesantren Salaf, sekaligus pesantren Alquran, sebut saja Nurul Huda, PIQ (Pesantren Ilmu Alquran), Darul Quran, Al-Islahiyah pesantren putri tertua di Singosari. dan Pesantren Al-Tahiriyah yang di rintis oleh KH Thohir Bungkuk Singosari.

Tokoh-tokoh Nasional, antara lain, KH Masjkoer pengurus besar PBNU, KH Nahrowi ibn KH Thohir, ketua PBNU tahun 1950, KH Muhammad Tholhah Hasan, KH Syukran Ma’mun, KH Nawawi Ibn KH Thohir, KH Bashori Alawi perintis MTQ, KH Mustain Syamsuri perintis pesantren Alquran. Puluhan pesantren salaf dan Alquran tumbuh subur di bumi Singosari. Ketika masa penjahahan belanda, semua berjuang melawan penjajahan Belanda dan Jepang.

Ketika masa PKI, semua berjuang melawan PKI, demi menjaga akidah Aswaja. Tidak berlebihan ketika ada yang mengatakan “Singosari Bumi Para Wali”. Hampir semua ulama Singosari dimakamkan di belakang masjid Al-Thahiriyah, termasuk KH Masjkoer.

Ketika KH Masjkoer sudah usia senja, beliau berwasiat agar dimakamkan di pemakaman Al-Thahiryah, karena beliau ingin berkumpul dengan seorang waliyullah KH Thohir Bungkuk Singosari. Padahal, KH Masjkoer memiliki hak dan jatah dimakamkan di pemakaman Kali Bata Jakarta.

Laskar Hizbullah dan Sabilillah

Dua masjid besar yang menjadi identitas sekaligus simbol perjuangan ulama Aswaja dam umat Islam di Malang di dalam menunjukkan kegigihannya di dalam melawan penjajah Belanda. Masjid itu adalah Hizbullah dan Masjid Sabilillah.

Ketika terjadi pertempuran yang heroik pada 10 Nobember 19945, KH Maskoer dan KH Nawawi, memimpin pasukan kaum sarungan di bawah Laskhar Sabilillah. Semua itu tidak lepas dari titah sang pendiri NU, KH Muhammad Hasyim Asy’ari. Sementara KH Oesman Mansoer memimpin pasukan kaum sarungan dengan nama Laskar Hizbullah.

Tidaklah aneh, jika kemudian ulama Malang meminta kepada Jokowi, agar diberikan HSN (Hari Santri Nasional), karena tokoh-tokoh pejuang yang terhimpun dalam Laskar Sabilillah dan Hizbullah dipimpin langsung oleh santri Mbah Hasyim Asy’ari, KH Maskoer dan KH Oesman Mansoer.

Setelah Indonesia merdeka, dan KH Masjkoer sudah wafat. Ansor Malang meminta berkali-kali kepada pemerintah agar diberikan gelar Pahlawan kepada KH Masjkoer. Kandas dan selalu kandas. Alasanya sangat jelas, bahwa KH Masjkoer itu tokoh NU. Dulu, semua yang berbau NU, sangat sulit menembus pemerintahan pusat.

Tahun 2017, semua elemen berkumpul di kantor Yayasan Sabilillah Malang. Tent saja, semua itu atas dorongan KH Muhammad Tholhah Hasan. Setelah semua data terkumpul. Tahun 2018, ternyata masih belum terwujud. Teringat makolahnya Syekh Ibn Atolillah Al-Iskandari “doa seseorang itu akan terkabul ketika sudah siapa menerimanya”.

Tahun 2019, tepatnya tanggal 7-11, KH Masjkoer resmi menjadi Pahlawan Nasional. Jumat, 9 November 2019, Presiden Jokowi mewakili NKRI menyematkan gelar pahlawan oleh negara kepada KH. Masjkoer. Santri terbaik Singosari layak menjadi pahlawan Nasional. KH Masjkoer menjadi anggota BPUPKI dan Menteri Agama era Bung Karno. KH Masjker tercatat sebagai pendiri Pembela Tanah Air (Peta).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *