Jenazah Syekh Nawawi Al-Bantani Masih Utuh, Setelah Bertahun-tahun Wafatnya.
Nama lengkapnya adalah Abu Abdul Mu’ti Muhammad bin Umar bin Arbi bin Ali Al-Tanara Al-Jawi Al-Bantani. Ia lebih dikenal dengan sebutan Muhammad Nawawi Al-Jawi Al-Bantani. Syekh Nawawi dilahirkan di kampung Tanara, kecamatan Tirtayasa, kabupaten Serang, Banten pada 1813 M/ 1230 H.
Syekh Nawawi termasuk dalam kategori salah satu ulama besar di abad ke 14 H/19 M. Karena kemasyhurannya ia mendapat gelar: A’yan ‘Ulama’ al-Qarn aI-Ra M’ ‘Asyar Li al-Hijrah,. AI-Imam al-Mul1aqqiq wa al-Fahhamah al-Mudaqqiq, dan Sayyid ‘Ulama al-Hijaz.
Syekh Nawawi memiliki banyak koramah. Diantara koramah beliau adalah, saat menulis syarah kitab Bidayatul Hidayah (Karya Imam Ghozali), lampu minyak beliau padam, padahal saat itu sedang dalam perjalanan dengan unta. Tapi di jalan pun ia tetap menulis.
Beliau berdoa, bila kitab ini dianggap penting dan bermanfaat buat kaum muslim, ia memohon kepada Allah SWT memberikan sinar agar bisa melanjutkan menulis.
Tiba-tiba jempol tangan beliau mengeluarkan api, bersinar terang dan beliau meneruskan syarah itu hingga selesai dan bekas api di jempol tadi membekas, hingga saat pemerintah hijaz memanggil beliau untuk dijadikan tentara (karena badan beliau tegap), ternyata beliau ditolak, karena adanya bekas api di jempol tadi. Bertahun-tahun dikubur jasad utuh. Ini koramah yang lain, tampak saat beberapa tahun setelah beliau wafat, makamnya akan dibongkar oleh pemerintah untuk dipindahkan tulang belulangnya dan liang lahat untuk ditumpuk jenazah yang lain (sebagaimana lazim di Ma’la).
Saat itulah para petugas mengurungkan niatnya, sebab jenazah Syekh Nawawi (beserta kafannya) masih utuh walaupun sudah bertahun-tahun dikubur.
“Bila pergi ke Mekkah, insyaallah kita akan bisa menemukan makam beliau di pemakaman umum Ma’la. Banyak juga kaum muslimin yang mengunjungi rumah bekas peninggalan beliau di Tanara, Serang, Banten. letaknya di belakang masjid Nawawi di Tanara”.
KH. Hasyim Asy’ari sering disebut sebagai tokoh yang tidak bisa lepas dari sejarah berdirinya NU, maka Syekh Nawawi adalah guru utamanya.
Konon di sela-sela pengajian kitab-kitab karya gurunya ini, sering kali KH. Hasyim Asy’ari bernostalgia bercerita tentang kehidupan Syekh Nawawi, kadang mengenangnya sampai meneteskan air mata karena besarnya kecintaan beliau terhadap Syekh Nawawi.
Syekh Nawawi wafat di Mekah pada tanggal 25 Syawal 1314 Hijriyah atau 1897 Masehi. Makamnya terletak di Jannatul Mu’alla, Mekah. Meski wafat di Jazirah Arab, namun hingga kini setiap tahunnya selalu diadakan haul atau peringatan wafatnya Syekh Nawawi al-Bantani di tanah air, tepatnya di Pondok Pesantren An-Nawawi Tanara di Tanara, Serang, asuhan KH. Ma’ruf Amin. (Mukhlisin/Bangkitmedia.com)
_______________
Semoga artikel Jenazah Syekh Nawawi Al-Bantani Masih Utuh, Setelah Bertahun-tahun Wafatnya ini memberikan manfaat dan barokah untuk kita semua, amiin..
simak artikel terkait di sini
simak video terkait di sini