Jangan Biarkan Tasbihmu Kelaparan.
Ini foto ketika Ibu Yasmin Azhar Khan menyapa Habib Ali al-Jufri dari bawah panggung, tepatnya di Blackburn, Inggris. Nampak Habib Ali harus merunduk untuk bisa menyapa balik wanita sepuh itu.
Ibu Yasmin tumbuh sebagai pemeluk Katolik Roma. Ia berkisah, “Nenek dari ibuku wafat saat aku masih kecil. Dulu aku sering sakit parah. Ketika aku terkapar tak berdaya, sering kulihat sosok mendiang nenekku duduk di sampingku, menunggui dan menjagaku.”
Pada usia 19 tahun, Yasmin menikah dengan seorang pria muslim Pakistan, dengan syarat ia tak perlu pindah agama. Namun takdir ternyata mengantarkan Yasmin kepada keindahan Islam, ia pun naik haji pada tahun 1960 untuk pertama kali.
Tahun 1990, setelah suaminya meninggal, Yasmin berniat berangkat haji sekali lagi namun ia demam berat. Saat ambruk itu ia mengadu, “Ya Allah, beginilah keadaanku, mohon jaga aku.” Kemudian ia tertidur.
“Sesaat kemudian,” katanya, “Ketika membuka mata, kulihat seorang lelaki duduk di ruangan itu sebagaimana dahulu sering kulihat nenekku duduk begitu. Aku tak kenal siapa dia, ia terus memandangku dan aku memandangnya. Setelah itu aku kembali memejamkan mata. Begitu terjaga dari tidur, demamku sudah reda.”
Tak lama setelah itu, Yasmin berkunjung ke rumah seorang kawan. Di rumah itu ia melihat foto seorang ulama di rak buku. Ia bertanya kepada tuan rumah tentang siapa dia. Lalu si tuan rumah menyebut nama ulama itu dan menganjurkan Yasmin untuk sowan padanya di Jeddah jika jadi berangkat haji. Ulama tersebut ialah Habib Ahmad Masyhur bin Thaha al-Haddad.
“Sesampainya di Jeddah,” kata Yasmin, “Aku sowan ke rumah Habib Ahmad Masyhur. Kami mengobrol dan ketika pamit, beliau memberiku sebuah tasbih dan berpesan: jangan biarkan benda ini ‘kelaparan’. Lalu saat di Mekah, aku membeli sebuah liontin bertuliskan ‘masyaallah’, aku sangat senang dengan liontin itu sebab menggambarkan bagaimana perasaanku saat itu karena mendapatkan hadiah tasbih dari habib. Ketika aku sowan lagi, beliau memandangku dan mengatakan: masyaallah!”
Kisah ini adalah salah satu riwayat yang diceritakan Peter Sanders mengenai sosok Habib Ahmad Masyhur, salah satu tokoh ‘gunung’ yang ia potret dan narasikan di buku-foto terbarunya, Meetings With Mountains. Buku yang merupakan hasil perjalanan panjang selama hampir 50 tahun berkeliling dunia dan sowan kepada para wali. Seperti sosok Murabit al-Hajj di Mauritania, Sidi Muhammad al-Habib di Meknes, hingga Mbah Maimoen Zubair di Sarang.
Belakangan buku ini sedang ramai dibedah dalam peluncurannya di berbagai negara. Saat memberikan sambutannya, Habib Ali al-Jufri menyatakan dua alasan kenapa ia mau datang ke acara peluncuran buku itu di Bradford, Inggris. Pertama, sebab sang fotografer adalah kawan baiknya sejak lama. Kedua, sebab kerja keras Peter Sanders perlu diapresiasi, buku foto itu merupakan jerih payahnya selama setengah abad untuk memotret wajah para wali. Wajah-wajah bercahaya yang kalau dipandang bisa meneguhkan iman di dalam sanubari.
Kalibening, Salatiga, 19/08/2019
Penulis: Zia Ul Haq, alumnus Komplek Huffadz Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta.
_____________
Semoga artikel Jangan Biarkan Tasbihmu Kelaparan ini memberikan manfaat dan barolah untuk kita semua, amiin..
simak video terkait di sini