Berita NU, BANGKITMEDIA.COM
YOGYAKARTA-Belum lama ini, Pengurus Wilayah IPNU DIY memperingati harlah ke-64 IPNU di Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta. Acara peringatan harlah tersebut dimulai dengan muqodaman di sore hari lalu dilanjutkan dengan seremoni harlah pada malam hari dengan menghadirkan 64 nasi tumpeng sebagai simbol usia organisasi pelajar NU tersebut.
Pada pembukaan seremoni, hadir Rais Syuriah PWNU DIY KH. Mas’ud Masduqi, Rektor UNU Jogja Prof. Purwo Santoso, Wakil Ketua PWNU DIY Dr. Arief Rohman, Perwakilan Ansor DIY Gus Irfan Chalimy, Ketua KNPI DIY Fitroh, Perwakilan dari Kapolda DIY Kompol Darsono
“Rangkain acara harlah ini dimulai dengan turnamen futsal nanti akan dilanjutkan dengan diskusi pendidikan dan akan diakhiri dengan rapat pimpinan wilayah IPNU DIY,” tegas Ketua PW IPNU DIY Nova Andriyanto
Sementara itu, Wakil Ketua PWNU DIY Dr. H. Arief Rohman memberikan apresiasi sebesar-besarnya kepada IPNU yang terus berkiprah menjaga negara ini, baik dari segi akademis maupun agamis.
“Semoga juga IPNU bisa menyasar sekolah-sekolah umum di DIY. Kami juga berharap IPNU agar tetap istiqomah dalam berjuang menyiapkan kader-kader NU di masa mendatang,” tegas Dr. Arief.
Setelah acara seremoni pembukaan selesai, dilanjutkan dengan pembagian hadiah turnamen futsal. Juara umum dalam turnamen futsal tersebut adalah PC IPNU Bantul dan best supporter diraih oleh PC IPNU Kulon Progo. Acara kemudian ditutup dengan dengan doa khotmil qur’an sekaligus pemotong tumpeng secara simbolis oleh K.H. Mas’ud Masduqi.
Terus Introspeksi
Pada acara diskusi pendidikan yang digelar usai seremoni pembukaan, Wakil Ketua PWNU DIY Dr. Arief Rohman memberikan wejangan kepada IPNU agar terus melakukan introspeksi diri.
“IPNU sebagai organisasi pelajar dari organisasi keagamaan terbesar di Indonesia apakah sudah menjadi organisasi pelajar terbesar dan masif?,” tanya Dr. Arief memulai diskusinya
Di samping itu, lanjut Arief, terkait masalah sosial seperti maraknya klitih dan tawuran pelaajr, seberapa besar kontribusi IPNU terhadap masalah tersebut.
“IPNU juga harus memikirkan masalah-masalah sosial pelajar tersebut, agar IPNU bisa menjadikan masa depan NU dan masa depan bangsa Indonesia semakin tercerahkan.
Sementara itu, Gus Irfan dalam pemaparannya menyoroti soal segmentasi kaderisasi IPNU
“Segmentasi IPNU adalah pelajar dan santri yang berusia 12 tahun sampai 27 tahun. IPNU juga harus mampu menyambungkan sanad ke-IPNU-annya dengan pendiri IPNU. Apalagi pendiri IPNU ada di Yogyakarta,” tegas Irfan.
Gus Irfan juga menuturkan bahwa sebelum IPNU membenahi orang lain, hal pertama yang harus dilakukan adalah membenahi dan meningkatkan kualitas dirinya.
“IPNU harus konsen pada bidang garapnya. IPNU juga harus bisa menjadi episentrum penataan awal SDM di NU. Sehingga harapan saya IPNU mencanangkan kaderisasi yang baik,” tegas Irfan Chalimy.
Ketua DPD KNPI DIY Fitroh dalam diskusi tersebut menyampaikan bahwa Indonesia bisa ada karena adanya organisasi-organisasi pemuda dan pelajar seperti IPNU.
“IPNU adalah wadah yang tepat untuk terus memperjuangkan negara. Oleh karenanya IPNU jangan sibuk dengan masalah sendiri (individualis) sehingga IPNU dapat mempersiapkan bangsa dan negara yang gemilang,” tegas Fitroh.
Disamping itu, lanjut Fitroh, IPNU bisa menjadi perisai bangsa dan negara. Apalagi kita ketahui bersama bahwasanya orang yang menguasai dunia adalah orang yang menguasai teknologi.
“Di sisi lain, jangan sampai IPNU ikut atau terseret dalam politis karena itu hanya akan merusak susunan kepengurusan dalam organisasi atau bahkan orang lain seperti alumni IPNU,” tandas Fitroh. Berita Islam terkini. (rk)