Kiai Achmad Siddiq adalah Rais Aam NU 1984-1991. Beliau adalah sosok ulama yang produktif dalam hal tulis-menulis, jadi tidaklah sedikit karya tulisnya yang sempat dipublikasikan, meskipun tidak semuanya dalam bentuk buku. Semangat menulis tak bisa dilepaskan dari proses kaderisasi yang dilakukan KH A Wahid Hasyim terhadap sosok KH Achmad Siddiq semasa masih nyantri di Tebuireng Jombang.
Pengalaman menjadi santri istimewa KH A Wahid Hasyim menjadikan spirit menulis Kiai Achmad Siddiq terus mengalir sampai usia senjanya. Karena ketekunan dan kecerdasannya, Kiai Wahid menjadikan Kiai Achmad sebagai sekretaris pribadinya.
Di antara karya tulis Kiai Achmad yang terkumpul adalah sebagai berikut:
Pemikiran Kiai Achmad yang terkait langsung dengan masalah tasawuf
- Dzikr al–Ghafilin li Man ahabba an Yuhsyar ma’ al–Auliya’ wa al–Shalihin, majmu’ah min ba’dh Ashhab al–Du’a wa al–Ijazah. Buku ini diterbitkan tanpa tanggal dan tahun, berisi tentang asma’al–husna, tawashshulbial–fatihah, shalawat al–muqarrabin, berbagai doa, dan lain-lain. Buku ini kemudian dijadikan pedoman jamaahnya dalam pelaksanaan wirid Dzikir al–Ghafilin.
- Fungsi Tasawuf, kumpulan Ceramah Pada Pengajian yang diadakan Pengurus Wilayah Jam’iyah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timurpada tahun 1977. Buku ini berisi Ruh al-‘Ibadah (memberi jiwa padaibadah), Tahdzib al–Akhlak (pembinaan karakter), dan Taqqarrub Ilallah(mendekatkan diri kepada Allah). Oleh karena itu, buku ini membahastentang beberapa unsur utama dalam bertasawuf untuk mengantarkanseorang salik (pelaku tasawuf) dari tingkatan yang paling rendah menuju tertinggi, beberapa motif dalam beribadah, macam-macam akhlak terpuji (mahmudah) dan tercela (madzmumah), serta tentunya berbagaihal yang terkait langsung dengan ajaran tasawuf.
- Sejarah Ringkas Lahirnya Aurad “Dzikir al–Ghafilin”, disampaikanpada tanggal 25 Oktober 12986 dalam acara pertemuan rutin khusus keluarga Bani Siddiq pada setiap malam minggu legi. Buku inimenjelaskan sejarah lahirnya wirid Dzikir al–Ghafilin beserta orang-orang yang terlibat secara langsung maupun tidak dalam pembentukanwirid tersebut, dan keutamaan-keutamaan pengamalan wirid.
- ‘Uzlah dan Mu’asyarah, kumpulan ceramah tasawuf pada setiap malam Minggu Legi, tetapi tidak diketahui tanggal dan tahunnya. Berisipandangan-pandangan Kiai Achmad tentang ulama hakikat dan ulamaSyari’at dalam melihat kedudukan ‘uzlah dan mu’asyarah, konsep amarma’ruf nahi mungkar, serta pandangan Kiai Achmad dalam menyikapikontroversi konsep ‘uzlah dan mu’asyarah.
Pemikiran Keagamaan, Politik, Ekonomi, Sosial, serta Budaya dalam Prespektif Islam, dan lain-lain:
- Pedoman berpikir Nahdltul ‘Ulama (al–Fikratan–Nahdhiyyah), di tulis dan diterbitkan oleh Forum Silaturrahmi Sarjana Nahdlatul Ulama(FOSSNU) Jawa Timur, 9 Oktober 1969. Buku ini berisi dalilperjuangan yaitu dasar-dasar pikiran yang dipergunakan imam-imam mujtahid di dalam berijtihad atau ber-istinbath tentang masalah-masalah hukum agama Islam, terutama imam-imam mazhab Syafi’i. Buku ini juga memuat dalil hukum dalam menanggapi berbagai hal di bidang politik, ekonomi, sosial, kebudayaan, dan sebagainya.
- Khiththah Nahdhiyyah (Jember, 9 April 1979), buku ini menguraikanciri jamaah diniyah, kedudukan ulama, ahlusunnah wal jamaah, bahaya-bahaya bagi kemurnian ajaran agama Islam, karakter at–tawassuth waal–i’tidal, pola berorganisasi, konsepsi dakwah, mabarrat, ekonomi, muamalah, dan penutup ‘izzu al–Islam wa al–Muslimin.
- Islam, Pancasila, dan Ukhuwwah Islamiyyah, wawancara Dr. H. FahmiD. Saifuddin, Lajnah Ta’lif wa al-Nasr (Jakarta), 25 November 1985. Buku ini membahas garis-garis besar Islam, Islam Indonesia, hubunganPancasila dengan Islam, pengembangan Ukhuwwah Islamiyyah, danintegrasi nasional.
- Pemikiran K.H. Achmad Siddiq, kumpulan Makalah yang disuntingAbu Nahid, Aula (Surabaya), tahun 1992. Buku ini berisi konsepsiseputar akidah, syariat, tasawuf, dan khitthah NU 26, hubungan agamadan Pancasila, negara Ri bentuk Final, watak sosial ahlusunnah, sertaseni dan agama.
- Norma-norma Pancasila menurut Pandangan Islam (disampaikan padatahun 70-an, rencananya akan disampaikan dalam seminar di Aceh,tetapi karena sesuatu hal, Kiai Achmad Siddiq urung berangkat. Tulisanini menjelaskan hubungan antara agama Islam dan Pancasila danmendudukkan antara keduanya pada kedudukan yang semestinya, sehingga keduanya tidak perlu dipertentangkan.
- Hanya Pribadi Berkualitas yang Mampu Mewujudkan Jam’iyyah Berkualitas. Tulisan ini disampaikan pada acara halalbihalal 12 Juni1989, yang diselenggarakan oleh PCNU Surabaya di gedung IslamicCentre Surabaya, dimuat juga dalam majalah Aula, yang dikeluarkanPWNU Jawa Timur, NO. 10, 6 Agustus 1989. Tulisan ini membahas soal-soal potensi dasar yang dimiliki jamaah NU, pengembanganwawasan orang-orang NU, dan peningkatan kemampuan sertaketerampilan orang-orang NU demi menunjang potensi nasional.
- Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar sebagai Langkah Pembinaan KhairahUmmah dalam Masyarakat Pancasila (disampaikan pada tanggal 2 Mei1983, dan mengenai tempat penyampaiannya tidak dijelaskan). Tulisanini memuat kedudukan amar ma’ruf-nahi munkar bagi NU, amarma’ruf–nahimungkar dan hubungannya dengan pembinaan khairahummah, langkah-langkah menuju terbinanya khairah ummah, dan penerapan amarma’ruf–nahi munkar di dalam masyarakat Pancasila.
- Hubungan Agama dan Pancasila (disampaikan pada tanggal 14-15Maret 1985). Sebuah makalah untuk pertemuan ilmiah “Peranan agamadalam memantapkan ideologi negara” yang diselenggarakan oleh BadanPenelitian dan Pengembangan Agama, Departemen Agama RI. Di sinipertama-tama dijelaskan hakikat Islam dan berbagai variannya,kemudian menjelaskan materi pancasila, disusul dengan hubungan antara Islam dan Pancasila, sehingga menjadi sebuah ideologi bangsaIndonesia.
- Pemulihan Khittah Nahdlatul Ulama (disampaikan pada tanggal 13Desember 1983). Sebuah makalah yang didiskusikan di rumah K.H.Masykur, Jl. Imam Bonjol 22, Jakarta, sebagai bahan Munas(Musyawarah Nasional) alim ulama di Situbondo Jawa Timur. Berisitentang hakikat NU dan kedudukan ulama di dalamnya.langkah-langkah organisatoris NU, serta hak berpolitik bagi NU dan warganya.
- Pengembangan Ukhuwwah Islamiyyah (tidak diketahui tanggal, tahun, dan tempat penyampaiannya). Tulisan ini menjelaskan tiga wawasan,yaitu wawasan keagamaan, kemasyarakatan, dan kesemestaan(universalitas). Ketiga wawasan ini terwujud dalam tri-ukhuwwah, yakniukhuwwah Islamiyyah, basyariyyah, dan wathaniyyah.