Ini Cara Orang Tua Agar Anaknya Jadi Orang Alim

Ini Cara Orang Tua Agar Anaknya Jadi Orang Alim

Ini Cara Orang Tua Agar Anaknya Jadi Orang Alim

“Minongko dadi Guru ne anakku”.

Hubungan Kwagean dan Lirboyo itu tidaklah erat, namun dekat (di hati). Meski Bapak mondoknya hanya di Kencong selama 15 Tahunan. Tapi sebagai pengingat, Bapak dulu juga pernah mondok ‘Romadlonan’ di Lirboyo sekitar 17 hari, ikut pengajian Mbah Kyai Mahrus, Mbah Kyai Marzuki, dan Kyai Idris Marzuki yang saat itu ngaji separuhan dengan Kyai Thoha, Allahummaghfir-lahum.

Kedekatan Kwagean-Lirboyo diawali dari kedekatan Pondok Lirboyo dengan Pondok Kencong. Sebagaimana yang sudah kita ketahui, jika Mbah Kaji Anwar memiliki kedekatan dengan para Masyayikh Pondok Kencong. Nah, Circle itulah yang menjadikan Mbah Kyai Mahrus sering mampir ke rumah Kakek saat beliau melintas dari/menuju Kencong.

Pernah suatu ketika Mbah Kyai Mahrus diundang ke Kwagean untuk acara Khataman Ihya’ (sekitar tahun 1984-an), dan turut mengundang pula para Masyayikh pondok Kencong. Disela sela kehangatan penjamuan, Mbah Kyai Mahrus dawuh kepada para Masyayikh memprediksi:

“Yai Zam, Mben Thoriqoh e anak iki Ngaji / Kyai Zam, kelak Thoriqohnya anak ini adalah Thoriqoh Ngaji”. Sambil menunjuk ke arah Bapak.

Bapak percaya itu bukan sekedar prediksi namun juga sebagai doa/kader dan Izin, jika kelak Bapak akan memakai Tarekat yang berbeda dengan Kyai-nya.

“Paling gara-gara kui aku mbiyen karo Yai Zam ora diutus kon melu Thoriqohan / Mungkin gara gara itu dulu sama Kyai Zam saya tidak diutus untuk mengikuti Thoriqohan (Tarekat Qodiriyah Naqsabandiyah)”. Dawuh Bapak guyon sambil meneruskan ceritanya.

“Aku nguwehi sampean jeneng Idris, iku tabarukan gene Yai Idris Marzuki Lirboyo, ben ngalim / Aku memberimu nama Idris itu meniru/tabarukan (mengharap barakah) dari Kyai Idris Marzuki Lirboyo, biar ngalim.” Cerita Bapak.

Berarti saya dari lahir sudah menjadi santri Lirboyo, wow. Yah meskipun tidak pernah mukim di sana, tapi semoga tetap diakui santi dan tetap mendapat Barakahnya a.k.a kecipratan barokah. Amiin.

*************

Namun berawal dari Circle kedekatan itu, saya malah bertanya-tanya penasaran:

“Loh Bah, wonten nopo njenengan ko nggih hurmat ten para Masyayikh pondok lintu, njenengan kan sanes alumni mriko? / Loh Bah, kenapa njenengan ko juga hormat ke Masyayikh pondok lain (seolah Abah itu santrinya), padahal njenengan kan bukan alumni sana?”.

“Minongko dadi gurune anak-anakku / Semua karena beliau adalah guru dari anak-anakku.” Jawab beliau.

“Kalau ingin anaknya ngalim dan sukses, sebagai orangtua ya harus mau menghormati dan ‘ngeramut’ guru guru anaknya. Siapa tahu lewat lantaran ‘apik’ nya orangtua, meskipun si anak kurang alim, bisa menjadi alim”. Pungkas Bapak berpesan.

Idrishann. 30 Juli 2019

Penulis: Gus Idris Hannan, Pesantren Kwagean Kediri.
————
Addendum:
Dulu kakak saya yang pertama; Mas Miftah juga sempat ditahnik (diceta’i) oleh Mbah Kyai Mahrus tapi di usia yang sudah cukup besar, sekitar 4 tahunan. Saya menulis hal semacam ini tidak ada maksud apa-apa, hanya sharing kisah hidup. Siapa tahu bisa memberikan manfaat. Sekian dan terimakasih.

Demikian Ini Cara Orang Tua Agar Anaknya Jadi Orang Alim. Semoga bermanfaat.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *