Memilih Kuliah yang Tepat
Akhir-akhir ini lulusan SMA, SMK atau MA baik yang fresh graduate maupun yang lulusan 3 atau 5 tahun sebelumnya, atau mungkin ada yang lebih dari itu beramai-ramai mengikuti kompetisi untuk mendapatkan satu kursi di perguruan tinggi.
Mereka ada yang fight dengan keras untuk perebutkan dengan serius, ada yang santai. Mereka ada yang berebut prodi yang sangat kompetitif, ada yang berebut prodi jarang peminatnya. Mereka ada yang berkompetisi merebut prodi terakreditasi A, ada juga yang cukup terakreditasi B. Apapun pilihan untuk kuliah, yang penting pilihan sesuai dengan kondisi diri, faktor ekesternal terkait dan atau tuntutan masa depan.
Keberhasilan kuliah sangat tergantung atas backrground pendidikan sebelumnya, bakat dan minatnya, kondisi status sosial dan ekonomi orangtua dan cita-cita karir. Jika menginginkan atau orientasi masa depannya menjadi akademisi atau peneliti, atau profesi lainnya, maka lebih relevan mengambil bidang akademik. Bila orientasinya menjadi teknisi, laboran, dan skillfull bidang vokasi, maka sebaiknya studi di pendidikan vokasi. Bila orientasinya menjadi birokrat, militer, atau kepolisian, maka studinya sebaiknya di pendidikan kedinasan atau pendidikan yang relevan. Apapun pilihannya sah sah saja atau baik semuanya, tidak ada yang lebih superior daripada yang lainnya, yang penting belajar dengan baik dan sungguh-sungguh.
Selintas jenis pendidikan ini menggambarkan tingkatan, bahwa pendidikan akademik lebih tinggi daripada pendidikan vokasi dan seterusnya. Padahal yang penting bukan simbolnya, tetapi subtansinya. Jika seseorang menjatuhkan pilihannya pendidikan vokasi dan bisa mengaktualisasikan potensinya dan bisa berprestasi terbaik, maka jangan-jangan hidupnya lebih berhasil daripada yang lulusan pendidikan akademik dan kedinasan, karena bisa berikan manfaat sebanyak-banyaknya.
Pada prakteknya pemilihan prodi itu dapat dikesankan sangat situasional, walaupun ada yang relatif menetap selalu menjadi favorit. Ada juga yang mengambil prodi yang sedang naik daun, prodi Teknik Informatika atau Hukum. Pilihan prodi itu sebaiknya prospektif, bidang apa yang dibutuhkan ketika keluar nanti. Prodi yang sekarang belum laku, tetapi yang prospektif itu lebih baik daripada prodi yang sedang favorit, tapi ke depan sudah tidak lagi diperlukan. Memang untuk menentukan prodi yang prospektif sangat diperlukan informasi yang cukup.
Jika dikaitkan dengan tempat kuliah, di PTN atau PTS, tentu tekait dengan reputasi tempat kuliah yang menjadi pertimbangan, apakah ranking nasional atau dunia. Dikaitkan dengan ke favoritan prodi, misalnya prodi Pendidikan Dokter dan Teknik yang selalu menjadi favorit bidang saintek dan Akuntansi, Manajemen dan hukum menjadi favorit bidang soshum.
Karena favorit, yang dikejar di PTN terkenal, jika tidak dapat, mengejar di PTN kluster bawahnya atau di PTS yang terakreditasi A, dan seterusnya. Ada juga yang ambil prodi apapun yang penting kuliah di PTN terkenal atau di PTS sekalipun baru berdiri. Kondisi ini untuk menjaga idealisme, yang penting kuliah di bidang yang serumpun dengan bidang yang diinginkan yang memiliki kompetisi rendah dan akhirnya menjadi sarjana. Ketika kuliah lebih banyak membangun relasi dengan teman dan seniornya baik di prodi, fakultas maupun universitas. Dengan begitu selanjutnya bisa ambil S2 dan S3 sesuai dengan obsesinya.
Akreditasi prodi dan institusi dewasa ini sangatlah penting, karena terkait dengan kredibilitas ijazah. Semakin baik akreditasinya semakin banyak peluang untuk mengakses peluang kerja. Karena itu untuk memiliki prodi yang tepat, perlu diketahui dulu akreditasinya dengan prioritas prodi, baru institusi. Selain itu belakangan ini, perlu juga memperhatikan akreditasi internasional. Akreditasi internasional akan memperkuat reputasi program studi, karena dapat memperkuat posisi ijazah di mata universitas luar negeri. Begitu pentingnya akreditasi, maka tidak sedikit mahasiswa menunda kelulusan, hanya agar mendapatkan akreditasi lebih baik untuk lampiran ijazahnya.
Melanjutkan kuliah di perguruan tinggi adalah hak semua warga negara. Asal sudah memiliki ijazah sekolah menengah tingkat atas, memiliki peluang untuk kuliah. Lulusan sekolah menengah tingkat atas yang memiliki dana dengan mudah bisa memilih tempat kuliah yang disukai, sedangkan yang tidak memiliki modal cukup dan potensial secara akademik, perlu berikhtiar untuk mencari beasiswa, terutama beasiswa Bidik Misi. Malah beasiswa tidak hanya untuk jenjang S1 saja, melainkan LPDP dan lainnya bisa beri beasiswa sampai S3, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Yang penting memiliki potensi akademik dan tekad kuat untuk studi dengan penuh tanggung jawab. Hanya anak-anak yang memiliki mimpi besar yang sabar untuk wujudkan cita-citanya dengan belajar yang sungguh-sungguh.
Apapun pilihan studi di perguruan tinggi, dengan latar belakang yang beragam, yang penting begitu meraih status mahasiswa di perguruan tinggi yang menjadi pilihan, harus disyukuri dan dilanjutkan dengan belajar sungguh-sungguh, di samping menghindari dan mengatasi gangguan yang ada. Selanjutnya perlu membekali diri dengan kompetensi dasar yang perlu dimiliki oleh semua intelektual muda dalam menghadap perubahan jaman yang sangat cepat. Kemampuan dasar itu mencakup self management ski? Communicating skills, The Ability how to manage people and others, and The Ability how to manage a change
Bahwa kegaduhan yang harus dilewati pada awal perkuliahan, secepat itu semua mahasiswa baru harus melakukan perubahan cepat seluruh perilakunya menuju kemandirian dalam semua aspek kehidupan. Dunia kedewasaan sedikit demi sedikit harus dimantapkan, sehingga benar-benar trusted.
Akhirnya, semua mahasiswa harus berorientasi untuk raih sukses studi, dilanjutkan dengan sukses karir dan sukses hidup yang dilandasi dengan moral yang kuat. Semoga!
(Prof Rochmat Wahab, Ketua PWNU DIY 2011-2016)