Ini Bukti Karomah dan Kemuliaan Penyusun Ratib Al-Haddad- Namanya Sayyid Al-Imam Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad. Beliau adalah penyusun Ratib Al-Haddad, sosok ulama’ besar yang karomahnya luar biasa. Ilmunya sangat luas, berbagai cabang ilmu dipahami dengan sangat mendalam. Murid-muridnya tersebar luas di berbagai penjuru dunia dalam mendakwahkan Islam yang ramah dan penuh kasih sayang.
Kisah ini menceritakan sosok Sayyid Al-Imam Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad yang begitu agung akhlaqnya. Saat itu, masih di bulan Dzulhijjah. Seorang anak yang sedikit lemah pemikirannya disuruh menajamkan pisau oleh ayahnya.
“Anakku, berangkatlah untuk menajamkan pisau ini ke Haddad (tukang pandai besi) untuk menyembelih kurban nanti.”
Anak ini pun berfikir dimana dia bisa menemukan Haddad. Dia pun ingat tentang Haddad yang sering dibicarakan orang-orang. Dia pun berangkat ke sana. Setelah sampai, maka anak itu segera menjelaskan maksudnya.
“Apakah kau, Haddad.?” tanya anak itu.
“Iya, ada perlu apa kau datang ke sini, Nak.?” jawab seseorang yang dipanggil Haddad itu.
“Ini ada salam dari ayahku. Tajamkan pisau ini. Cepat ya. Mau dibuat menyembelih kurban soalnya,” jelas sang anak dengan menyerahkan uang bayarnya.
“Oh baiklah. Besok datanglah lagi kemari untuk mengambilnya.”
Setelah pulang ayahnya bertanya, “Mana pisaunya.??”
“Besok, kata Haddad.”
Ayahnya pun heran. Mengapa sampai satu hari, tidak langsung dikerjakan. Namun hal itu tidak ditanyakannya lagi.
Hingga keesokan harinya setelah anak itu pulang mengambil pisau ayahnya bertanya, “Mana pisaunya.??”
“Ini. Uangnya dikembalikan sama Haddad. Dia tidak mau dibayar.”
Semakin heran lagi ayahnya, dia pun bertanya, “Memangnya di mana tempat Haddad itu?”
“Jauuhhh. Di Alhawi sana.” tambah heran lagi sang ayah.
“Alhawi?? Haddad siapa disana.??”
“Iya Haddad di Alhawi.”
“Haddad di Alhawi?? Abdullah bin Alwi Al-Haddad?!?”
“Iya. Abdullah Al-Haddad.”
“Astagfirullah!!! Imam Abdullah bin Alwi Al-Haddad itu ulama besar. Bukan tukang pandai besi.” Malu bukan main ayah si anak tersebut.
Dia pun bergegas menemui Imam Haddad.
“Wahai Imam, maafkanlah anakku. Dia memang sedikit lambat pemikirannya.”
Dan apa jawaban beliau..??
“Tidak apa-apa. Kami malah berterima kasih. Dengan ini kami jadi ikut mengambil bagian dari acara kurban nanti.”
Begitulah seorang ulama’ besar hidup bersama masyarakatnya. Beliau tak pernah memperlihatkan sosok kebesarannya, tetap biasa dengan kehidupan sehari-hari. Siapa saja dilayani dengan penuh kasih sayang. Sungguh luar biasa akhlaqnya, semoga kita bisa menirunya. Amiiin.
Semoga artikel Ini Bukti Karomah dan Kemuliaan Penyusun Ratib Al-Haddad ini memberikan manfaat dan barokah untuk kita semua, amiin..
simak artikel terkait di sini
kunjungi juga channel youtube kami di sini
Penulis: Abu Umar
Editor: Anas