Imam Muslim, Ulama’ Hadits dari Naisabur, Uzbukistan

Imam Muslim ahli hadits

Imam Muslim, sosok ahli hadits ternama yang tak pernah lekang dalam sejarah peradaban Islam. Nama lengkapnya Al-Imam Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi, atau sering dikenal sebagai Imam Muslim. Beliau  ulama ahli hadits yang hidup di abad ke-3 H yang merupakan abad keemasan bagi sejarah Islam.

Daerah Naisabur adalah kota yang indah, dikenal dengan sebutan Maa Wara’a an-Nahr, daerah-daerah yang terletak di belakang Sungai Jihun, Uzbekistan, Asia Tengah. Saat ini, Naisabur masuk sebagai daerah Rusia. Dulu, Naisabur masauk dalam wilayah Khurasan.

Tahun kelahiran Imam Muslim berbeda pandangan diantara para ulama. Imam Ibnu Katsir dan Al Hafizh Ibnu Hajar berpendapat bahwa tahun kelahirannya adalah 204 H, adapun Abu Abdillah Al Hakim An-Naisaburi berpendapat bahwa kelahiran beliau adalah 206 H. Beliau memiliki kunyah Abul Husain.

Imam Muslim mempunyai perawakan yang tegap, berambut dan berjenggot putih, serta mengulurkan ujung surbannya diantara dua punggungnya. Menurut Imam Dzahabi, Imam Muslim memiliki sifat yang keras dan tegas. Beliau juga dikenal sebagai seorang saudagar kain yang kaya lagi dermawan di Naisabur.

Nasab Imam Muslim bertemu pada sosok Al Qusyairi, merupakan nisbah pada kabilah besar Al Qusyairi, mayoritas ulama diantaranya Ibnu Sholah dan Nawawi yang mengatakan bahwa beliau merupakan suku asli dari kabilah tersebut. Ada juga yang berpendapat bahwa nisbah pada al-Qusyairi merupakan nisbah perwalian saja.

 

Masa Belajar

Saat masih berusia 12 tahun, Imam Muslim mendengar hadits di negerinya sendiri pada tahun 218 H dari gurunya Yahya bin Yahya At-Tamimi. Para ulama telah menceritakan bahwa ayah beliau yang bernama Al-Hajjaj termasuk dari kalangan orang yang memiliki perhatian terhadap ilmu syar’i. Setelah beberapa lama menimba ilmu di negerinya sendiri, semangat mencari ilmunya menggelora menuju berbagai daerah. Inilah rihlah ilmiah Imam Muslim.

Rihlah pertama, beliau berkesempatan mengadakan perjalanan hajinya pada tahun 220 H. Pada saat itu beliau masih muda belia, beliau berjumpa dan mendengarkan hadits dengan Syaikh Abdullah bin Maslamah al-Qa’nabi di Makkah. Imam Muslim juga belajar kepada Ahmad bin Yunus dan beberapa ulama hadits yang lainnya ketika di tengah perjalanan di daerah Kufah.

Rihlah kedua, waktunya lebih lama dan lebih meluas karena beliau menjelajah ke negeri Islam lainnya. Rihlah ini dimulai sebelum tahun 230 H. Beliau berkeliling dan memperbanyak mendengar hadits, hingga beliau mendengar dari banyak ahli hadits, dan mengalami banyak kemajuan di bidang ilmu hadits yang mengantarkan beliau kepada derajat seorang imam. Beberapa negeri yang beliau jelajahi adalah Khurasan, Ar Ray, Iraq, Hijaz, Syam, Mesir. Keliling inilah yang mengantarkannya bertemu dengan para ahli hadits, termasuk Imam Ahmad bin Hanbal, Said bin Musayyab, dan lainnya.

Imam Al Hafizh Adz Dzahabi menghitung jumlah guru mencapai 220 orang. Berikut nama-nama mereka sesuai urutan jumlah periwayatannya.

  1. Abu Bakar bin Abu Syaibah dengan riwayat 1540 hadits.
  2. Abu Khaitsamah Zuhair bi Harb An Nasaai dengan riwayat 1281 hadits.
  3. Muhammad bin Mutsanna dengan riwayat 772 hadits.
  4. Qutaibah bin Said dengan riwayat 668 hadits.
  5. Muhammad bin Abdullah bin Numair dengan riwayat 573 hadits.
  6. Abu Kuraib Muhammad bin al ‘Alaa bin Kuraib dengan riwayat 556 hadits.
  7. Muhammad bin Basysyar dengan riwayat beliau 460 hadits.
  8. Muhammad bin Rafi’ an Naisaburi dengan riwayat 362 hadits.
  9. Muhammad bin Hatim dengan riwayat 300 hadits.
  10. Ali bin Hujr as Sa’di dengan riwayat 188 hadits.

Selain itu semua, ada beberapa guru beliau yang juga sangat menonjol.

  1. Abu Abdirrahman Abdullah bin Maslamah bin Qa’nab Al Qa’nabi Al Haritsi Al Bashri (wafat th. 221 H).
  2. Abu Zakariyya Yahya bin Yahya bin Bakr bin Abdurrahman at Tamimi anNaisaburi (wafat th. 226 H).
  3. Abu Utsman Said bin Manshur bin Syu’bah al Khurasani (wafat th. 227 H).
  4. Abu Zakariyya Yahya bin Ma’in bin ‘Aun al Ghatafani Maulaahum al Baghdadi (wafat th. 233 H).
  5. Abul Hasan Ali bin Abdullah bin Ja’farbin Najihas Sa’di Maulaahum , beliau lebih dikenal dg Ali ibn alMadini (wafat th 234 H).
  6. Abu Muhammad Ishaq bin Ibrahim bin Makhlad al Hanzholi al Marwazi, beliau lebih dikenal dengan panggilan Ibn Rahuyah (wafat th 238 H).
  7. Abu Abdillah Ahmad bin Muhammadbin Hambal asy Syaibani al Marwazi (wafat th 241 H).
  8. Abu Muhammad Abdullah bin Abdurrahman bin al Fadhl bin Bahram as Samarqandi ad Darimi (wafat th 255 H).
  9. Muhammad bin Yahya bin Abdullah bin Kholidbin Faris bin Dzuaib adz Dzuhli an Naisaburi (wafat th 258 H).
  10. Abu Abdillah Muhammad bin Isma’il Al Bukhari (wafat th 256 H). Beliau adalah Amirul Mukminin dalam bidang hadits dan penulis kitab hadits yang paling diakui keshohihannya.

Imam Bukhari adalah guru beliau yang paling menonjol dan paling berpengaruh dalam membentuk kepribadian dan mengasah bakat serta kemampuan beliau dalam bidang hadits.

Imam Nawawi dalam kitabnya Tahdzib al-Asmaa wal Lughat menyebutkan beberapa kitab yang telah ditulis oleh Imam Muslim.

  1. Al Musnad ash Shahih. Ini adalah karya terbesar beliau yang diwariskan kepada umat ini, kitab ini lebih dikenal dengan Shohih Muslim.
  2. Al Musnad al Kabir ‘Ala ar Rijal.
  3. Al Jami’ al Kabir ‘alal Abwaab.
  4. Al ‘Ilal.
  5. Alwhaamul Muhadditsin.
  6. At Tamyiz.
  7. Man Laysa Lahu Illa Rowin Wahid ,kitab ini lebih dikenal dg nama Al Munfaridaat wa al Wuhdan.
  8. Thabaqaat at Tabi’in.
  9. Kitab al Mukhadhramin.
  10. Dan masih banyak lagi.

Imam Muslim wafat pada Minggu sore dan dikebumikan di kampung Nasr Abad, salah satu daerah di luar Naisabur, pada hari Senin, 25 Rajab 261 H / 5 Mei 875 dalam usia 55 tahun.

Penulis: Muhammad Alfatih Sukardi, kontributor bangkitmedia.com dari Pekanbaru, Riau.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *