Imam Ahmad bin Hanbal dan Kisah Tetangga Ahli Mabukan

Baqiy Bin Makhlad Andalusia: Pewaris Hadits Imam Ahmad Bin Hanbal

Imam Ahmad bin Hanbal punya tetangga mabukan. Resek. Bila malam, nyanyi-nyanyi nda keruan. Bikin riung, bising. Saking biasanya meriung dalam keadaan mabuk, sampai bisa dititeni bahwa bila terdengar suara nembang nda keruan itu, pastilah ia sedang mabuk.

Suatu hari kok ya tak terdengan tembangan itu. Besoknya juga. Besoknya lagi.

Imam Ahmad nyari tahu, ternyata pemabuk itu ditangkap dan ditahan.

Datanglah Imam Ahmad menemui khalifah waktu itu dan memohon agar tetangganya itu dibebaskan.

Ketika ditanya, kenapa ulama agung ini melakukan permohonan tersebut buat seorang pemabuk yang resek? Jawabannya: menjadi kewajiban bagiku untuk menghormati dan memuliakan tetangga. Lalu beliau menukil hadits Nabi Saw: siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hormatilah tetangganya….

Begitulah keluhungan tiada terperi itu.

Tambahan: dalam hadits lain, disebutkan: bukanlah kamu termasuk orang beriman hingga tetanggamu aman darimu….

Hari ini, kita dikuasai pemikiran transaksional belaka: jika orang baik, kita pun akan baik, jika tidak, ya ntar dulu, termasuk pada tetangga. Ihwal ini, ada tuturan emas yang sangat berharga untuk kita simak, jadikan bagian dari pemahaman hati dan pikiran kita, hingga kita lalu mengerti bhwa kebaikan yang tak berbalas kebaikan sejatinya bukanlah alasan dan persoalan buat kita karena memang demikianlah perintahNya Swt….

Penulis: KH Dr Edi Mulyono, wakil Ketua LTN PWNU DIY.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *