Hatiku Selalu Berdebar Setiap Ziarah Gus Dur

makam gus dur

Hari ini, 02.07.19 aku kembali ke Jombang, untuk ziarah ke rumah Gus Dur. Kali ini aku menemani keluarga besar Fahmina, dalam moment “Family Gathering”. Saat tiba di kompleks parkir yang luas itu suasana masih sepi. Tak terlihat ada bus yang parkir.

“Sekarang kita sudah sampai. Kita akan menunggu di sini sampai jam 07.30. saat makam Gus Dur dibuka. Silakan mandi-mandi dan ambil wudhu. 30 menit lagi azan subuh,” kata EO. Kami, 70 orang bergegas turun.

Jam 08.00, sesudah sarapan rombongan bergerak menuju pemakaman Gus Dur. Di situ aku melihat lagi tulisan prasasti :

هنا يستلقى بطل من الابطال الانسانية

“Di sini terbaring seorang pahlawan kemanusiaan”.

Ya benar. Aku pernah menulis : “Manusia dan kemanusiaan adalah focus pikiran dan perhatian utama Gus Dur, berhari-hari, siang dan malam dan pada setiap nafas yang berhembus. Ia sungguh-sungguh mencintai manusia. Ia acap kali menyampaikan di hadapan public bahwa manusia apapun latarbelakangnya wajib dilindungi hak-hak dasarnya.

Dan hatiku berdebar-debar lagi. Lalu di depan pusara itu aku memimpin do’a untuk kesejahteraan dan kebahagiaan Gus Dur, sesudah membaca 100 x kalimat La Ilaha Illa Allah, dan bacaan lain.

Sampai di sini aku selalu ingin mengatakan kepada para sahabatku bahwa Gus Dur masih bersama kita, para pencintanya yang tulus. Maulana Jalal al-Din al-Rumi pernah mengatakan :

الْوِدَاعُ لَا يَقَعُ إِلَّا لِمَنْ يَعْشِقُ بِعَيْنَيهِ أَمّا ذَاك الّذِي يُحِبُّ بِرُوحِهِ وَقَلْبِهِ فَلَا ثَمَّةَ انْفِصَالٌ أَبَداً.

“Perpisahan hanyalah bagi orang yang mencintai dengan pandangan matanya.
Tetapi dia yang mencinta dengan ruh dan jiwanya, tak ada kata perpisahan”.

Jombang, 02.07.2019

Penulis: KH Husein Muhammad, Arjawinangun Cirebon.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *