Hakekat dan Rahasia Rizki Menurut Syekh Abu Bakar bin Salim.
Dikisahkan dalam Makalah Al Halaqah Al Ilmiyah yang ditulis oleh Al Habib Alwi bin Abdullah Al Aydrus Asy Syihri, “Al Muslimu Al Haqiqi Wal ‘Abdul Mahdh Asy Syekh Abu Bakr bin Salim Anmudzajan,”
Al Habib Alwi bin Abdullah bin Syihabuddin menjelaskan:
“Orang-orang tua kami dahulu mengatakan bahwa dahulu ada seorang wanita yang bernadzar ingin memberikan segenggam gandum kepada Syekh Abu Bakar bin Salim. Tatkala wanita tersebut datang untuk memberikan segenggam gandum itu, tiba-tiba pembantunya datang menghadang, tidak mengizinkan wanita tersebut untuk bertemu dengan Syekh Abu Bakar. “Tuanku Syekh Abu Bakar tidak perlu dengan setengah genggam gandum yang kamu bawa itu!” Ucap si pembantu sambil menghardik.”
Ternyata Syekh Abu Bakar mendengar percakapan pembantu dengan wanita tadi dari kamarnya. Maka beliau langsung bergegas keluar kamar menemui wanita tersebut. Kemudian Syekh Abu Bakar menyambutnya dengan penuh penghormatan, memberikan ucapan-ucapan yang menggembirakan hatinya, lalu memberikan kepadanya hadiah yang banyak untuk dibawa pulang.
Setelah wanita itu pulang, Syekh Abu Bakar menegur pembantunya dengan teguran yang tegas, seraya mengatakan,
لَوْ ماشَكَرْنَا عَلَى القَلِيْلِ مَاجَائَنَا الْكَثِيْرُ
“Apabila kita tidak bersyukur atas anugerah yang sedikit, maka anugerah yang banyak tidak akan datang kepada kita.”
Begitulah Syekh Abu Bakar bin Salim memaknai rahasia rizki. Dikenal sebagai Wali Qutub pada jamannya. Beliau dikenal sebagai imam besar dalam ilmu keislaman. Para ulama di zamannya mengakui keunggulannya. Beliau telah menyegarkan berbagai warisan pendahulu-pendahulunya yang sholeh. Titisan dari Hadrat Nabawi. Cabang dari pohon besar Alawi. Alim Rabbani. Imam kebanggaan agama, Abu Bakar bin Salim Al-’Alawi.
Beliau lahir di Kota Tarim yang makmur, salah satu kota di Hadramaut, pada tanggal 13 Jumadi Ats-Tsani, tahun 919 H. Di kota itu, beliau tumbuh dengan pertumbuhan yang sholeh, di bawah tradisi nenek moyangnya yang suci dalam menghafal Al-Quran.
Syekh Abu Bakar bin Salim adalah seorang dermawan dan murah hati, menginfakkan hartanya tanpa takut menjadi fakir. Beliau memotong satu dua ekor unta untuk para peziarahnya, jika jumlah mereka banyak. Dan betapa banyak tamu yang mengunjungi ke pemukimannya yang luas.
Beliau amat mempedulikan para tamu dan memperhatikan keadaan mereka. Tidak kurang dari 1000 kerat roti tiap malam dan siangnya beliau sedekahkan untuk kaum fakir miskin. Kendati beliau orang yang paling ringan tangannya dan paling banyak infaknya, beliau tetap orang yang paling luhur budi pekertinya, paling lapang dadanya, paling sosial jiwanya dan paling rendah hatinya. Sampai-sampai orang banyak tidak pernah menyaksikannya beristirahat.
Seorang Syekh ahli fiqih, Abdurrahman bin Ahmad Bawazir pernah berkata:
“Syeikh Abu Bakar selama 15 tahun dari akhir umurnya tidak pernah terlihat duduk-duduk bersama orang-orang dekatnya dan orang-orang awam lainnya kecuali untuk menanti didirikannya sholat lima waktu (yaitu duduk seperti tahiyat akhir).”
Syeikh Abu Bakar bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman As-Seggaf meninggal pada tahun 992 H. Beliau memiliki 4 orang puteri, yaitu: Fatimah, Aisyah, Alawiyah dan Thalhah. Dan beliau memiliki 13 anak laki-laki yang masing-masing bernama Abdurrahman, Jakfar, Abdullah Al-Akbar, Salim, Al-Husin, Al-Hamid, Umar Al-Muhdhar, Hasan, Ahmad, Saleh, Ali, Syaikhan, dan Abdullah Al-Asghar.
Dari Mu’jamul Lathief, keturunan Syeikh Abu Bakar bin Salim diantaranya adalah Al-Hamid, Bin Jindan, Al-Muhdar dan Al-Haddar.
Demikian hakekat dan rahasia rizki menurut Syekh Abu Bakar bin Salim, semoga kisah dan khazanah hidup beliau bermanfaat bagi kita semua. Amiiin.
(Mukhlisin)